Sejarah PT. Bursa Efek Indonesia JSX Annual Report

BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah PT. Bursa Efek Indonesia JSX Annual Report

Bursa Efek Indonesia disingkat BEI, dalam Bahasa Inggris Indonesia Stock Exchange ISX adalah sebuah Pasar Saham yang merupakan hasil penggabungan Bursa Efek Indonesia BEI dengan Bursa Efek Surabaya BES, di mana Bursa Efek Surabaya melebur ke dalam Bursa Efek Jakarta. Perusahaan hasil penggabungan usaha ini memulai operasinya pada 1 Desember 2007 Bursa Efek Indonesia dipimpin oleh Direktur Utama Erry Firmansyah, mantan direktur utama BEI. Mantan Direktur Utama BES Guntur Pasaribu menjabat sebagai Direktur Perdagangan Fixed Income dan Derivatif, Keanggotaan dan Partisipan dan sekarang menjadi bursa efek Indonesia BEI Bursa Efek Indonesia menggunakan sistem perdagangan bernama Jakarta Automated Trading System JATS sejak 22 Mei 1995, menggantikan sistem manual yang digunakan sebelumnya Sistem JATS ini sendiri direncanakan akan digantikan sistem baru yang akan disediakan OMX Pasar modal merupakan sebagian dari sector keuangan bukanlah merupakan barang baru di Indonesia. Sejarah pasar modal Indonesia sebenarnya telah mulai sejak pemerintah Hindia Belanda mendirikan bursa Efek di Batavia pada tangal 14 Desember 1912 yang diselenggarakan oleh 67 Vereninging Voor de Effec tenhandel. Dengan mendasarkan pada pengalaman di negri Belanda,pendirian bursa efek Stock Exchange di Batavia adalah dalam rangka menumuk sumber pembiayaan bagi perkebunan milik Belanda yang tumbuh secara besar-besaran di Indonesia. Efek yang di perjual belikan merupakan saham obligasi yang di terbitkan oleh pemerintah Hindia Belanda, serta efek-efek Belanda lainnya. Dengan perkembangan bursa Efek di Batavia, pada tanggal 11 januari 1925 di buka busa Efek Surabaya, kemudian di susul dengan pembukaan bursa efek di Semarang pada tanggal 1agustus 1925. Sayang sekali, aktifitas pasar modal di Indonesia terpaksa seluruhnya terhenti akibat terjadinya perang dunia ke dua. Sejak tahun 1956 pemerintah telah mencoba untuk mengaktifkan kembali pasar modal sebagai sarana pembiayaan ekonomi. Pada awalnya,pemerintah mendorong pertumbuhan pasar modal melalui pemerintah fasilitas perpajakan, baik kepada perusahaan-perusahaan yang go public maupun para investor serta lembaga-lembaga penunjang yang terkait termasuk broker dan dealer. Fasilitas perpajakan kemudian di hapuskan setelah diberlakukan peraturan perpajakan baru pada tahun 1983, sedangkan pajak penghasil atas bunga deposito dan tabungan berjangka lainnya di tunda pemungutannya. Keadaan ini sudah tentu mengakibatkan iklim investasi di pasar modal kurang menarik. Oleh karena itu kemudian pemerintah berusaha mendorong kembali pertumbuhan pasar modal dengan mengeluarkan paket-paket deregulasi, 68 seperti paket Desember 1987, paket oktober 1988, dan paket desember 1988. Salah satu isi paket tersebut yang teepenting adalah dinaikannya pajak pengahasilan atas bunga deposito dan tabungan berjangka lainnya sebesar 15 final. Kebijaksanaan pengenaan pajak final atas tabungan dimaksud ternyata berdampak sangat positif tehadap pasar modal, karena pendapatan masyarakat pemodal menjadi berkurang, sehingga mereka cenderung mencari alternative lain dalam menginvestasikan uangnya. Tidak sampai tahun 1977, bursa saham kembali di buka dan ditangani oleh Badan Pengawas Pasar Modal BAPEPAM, institusi di bawah Departemen Keuangan. Kegiatan perdagangan dan kapitalisasi pasar saham pun mulai meningkat dengan perkembangan pada tahun 1990. pada tahun1991, bursa sahan yang dinais di asia. Swastanisasi bursa saham menjadi PT. Bursa Efek Jakarta ini mengakibatkan beralihnya fungsi Badan Pengawas Pasar Modal BAPEPAM. Pada tanggal 13 juli 1992, Bursa Efek Jakarta BEJ diswastakan dan mulai menjalankan pasar saham di Indonesia, sebuah awal pertumbuhan baru setelah terhenti sejak didirikan pad awal abad ke 19. Tahun 1995 adalah Bursa Efek Jakarta meluncur Jakarta Automated Trading System JATS, sebuah sistem perdagangan otomasi. Sistem baru ini dapat memfasilitasi perdagangan saham dengan prekuensi yang lebih menjamin kegiatan pasar yang Fair dan transparan disbanding sitem perdagangan annual. 69 Tahun 2002 Bursa Efek Jakarta juga mulai menerapkan perdagangan jarak jauh remote trading, sebagi upaya meningkatkan akses pasar, efisiensi pasar, kecepatan dan Frekuensi perdagangan.

2. Lembaga-lembaga yang terlibat di Bursa Efek Jakarta