D. Risiko Pasar
Nilai beta dari suatu perusahaan dipergunakan sebagai indikator untuk mengetahui risiko yang berkaitan dengan hubungan antara tingkat keuntungan
suatu saham dalam pasar. Risiko ini berasal dari faktor fundamental perusahaan dan faktor karakteristik pasar terhadap saham perusahaan tersebut,
dan risiko ini tidak dapat dihilangkan sehingga disebut juga dengan risiko sistematis. Nilai beta dari suatu perusahaan adalah nilai yang menggambarkan
tingkat kepekaan perubahan hasil dari suatu saham terhadap perubahan yang terjadi pada pengembalian pasar Weston dan Copeland, 1996. Koefisien beta
adalah koefisien yang mengukur sejauh mana hasil pengembalian atas investasi tertentu bergerak mengikuti harga saham. Menurut Beaver, Kettler,
dan Scholes 1970, perbandingan dividen per lembar saham dengan laba per lembar saham DPR memiliki hubungan yang positif terhadap beta.
E. Rasio Pertumbuhan
Rasio pertumbuhan menunjukkan kemampuan perusahaan untuk mempertahankan posisi usahanya dalam perkembangan ekonomi dan industri
di dalam perekonomian dimana perusahaan tersebut beroperasi. Tingkat pertumbuhan dapat dicari dengan membagi angka pada tahun ke n terhadap
angka pada tahun ke n-1 dikurangi 1 dan dibuat dalam bentuk persentase Steve,1997. Dalam mengukur tingkat pertumbuhan suatu perusahaan dapat
dilihat misalnya dari tingkat pertumbuhan penjualan, laba bersih sesudah pajak, pendapatan per lembar saham, dan sebagainya. Perusahaan dengan
48
tingkat pertumbuhan yang tinggi akan membayar dividen yang lebih rendah Rozeff; 1982; Suhartono, 2004; Higgins, 1972.
Menurut Weston dan Copeland 1996, perusahaan yang memiliki aktiva tetap jangka panjang, terutama jika permintaan akan produk mereka
cukup meyakinkan, maka akan banyak menggunakan hutang jangka panjang. Berdasarkan penelitian Allen 1993 dan Suhartono 2004, tingkat
pertumbuhan suatu perusahaan dapat diukur dengan mengunakan tingkat perubahan dari total aset, selama periode penelitian.
Firm growth merupakan variable yang dipertimbangkan dalam keputusan hutang. Brigham dan Gapenski menyatakan bahwa perusahaan
yang memiliki tingkat pertumbuhan yang tinggi cenderung membutuhkan dana dari sumber eksternal yang besar. Biasanya biaya emisi saham akan lebih
besar dari biaya penerbitan surat hutang. Dengan demikian perusahaan yang tingkat pertumbuhannya tinggi cenderung lebih banyak menggunakan hutang,
sehingga ada hubungan yang positif antara firm growth dengan debt ratio. Sedangkan Myers 1977 menyatakan bahwa perusahaan yang mempunyai
investasi yang lebih besar pada intangible assets cenderung menggunakan sedikit hutang di dalam struktur modal mereka., untuk mengurangi agency
cost yang dihubungkan dengan risiko hutang. Hasil studi Moh’d et al 91998 , Myers 1977 , Mehran 1992 dan Zhomaifar et al 1994 menemukan bahwa
firm growth mempunyai pengaruh yang signifikan dan berhubungan negatif dengan debt ratio
49
F. Volatilitas Pendapatan