xxxviii keahlian umum para staf auditor dan meyakinkan bahwa pekerjaan audit
dilakukan sesuai dengan rencana. Supervisi mencakup pengarahan usaha asisten dalam pencapaian tujuan audit dalam penentuan apakah tujuan tersebut tercapai.
1. Pengertian Supervisi dan Supervisor
Supervisi diambil dari bahasa Inggris yaitu supervision. Super diartikan sebagai sifat lebih, hebat, istimewa. Sementara vision adalah visi atau seni
melihat sesuatu atau juga melihat tingkah, ulah, dan kerja orang lain. Menurut Mulianto 2006:3 menyatakan bahwa supervisor adalah orang yang memilki
kelebihan atau mempunyai keistimewaan yang tugasnya melihat dan mengawasi pekerjaan orang lain. Sementara supervision atau supervisi atau
pengawasan itu sendiri adalah tugas atau pekerjaannya. Menurut Terry dalam Hidayat 2008 mendefinisikan supervisi bahwa:
“Supervision is the achieving of desired result by means of the intelligent unilization of human talent and facilitating resources in a
manner that provides the gratest challenge and interest to the human talents”.
Diartikan menjadi: “Supervisi adalah usaha mencapai hasil yang diinginkan dengan cara
mendayagunakan bakat atau kemampuan alami manusia dan sumber- sumber yang memfasilitasi yang ditekankan pada pemberian tantangan
dan perhatian yang sebesar-besarnya terhadap bakat atau kemampuan alami manusia”.
Dalam bidang pemeriksaan akuntansi, supervisi diatur dalam standar pekerjaan lapangan pertama Standar Profesional Akuntan Publik SPAP:2001
yang mengharuskan bahwa: “Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan
asisten harus disupervisi dengan semestinya”.
xxxix Menurut Mulianto et. al 2006 supervisor adalah: orang yang memiliki
kelebihan atau mempunyai keistimewaan, yang tugasnya melihat dan mengevaluasi pekerjaan orang lain.
Supervisor merupakan pihak yang paling dekat dengan konteks kerja seseorang, melalui mereka tercermin budaya dan iklim organisasi. Supervisor
mempunyai pengaruh langsung terhadap perilaku bawahannya dan perilaku supervisor merupakan determinan penting dari kinerja karyawan.
2. Unsur-Unsur Supervisi
Dalam Standar Profesional Akuntan Publik SPAP,2001 unsur-unsur supervisi adalah sebagai berikut:
a. Memberikan Instruksi kepada Asisten
Para asisten harus diberi tanggung jawab mereka dan tujuan prosedur yang mereka laksanakan. Mereka harus diberi tahu hal-hal yang mungkin
berpengaruh terhadap sifat, lingkup, dan pada saat prosedur harus dilaksanakan.
b. Menjaga Penyampaian Informasi Masalah-Masalah Penting yang
Dijumpai dalam Audit
Auditor yang bertanggung jawab akhir untuk setiap audit harus mengarahkan asisten untuk mengemukakan pertanyaan akuntansi dan
auditing . Mengenai hal-hal yang signifikan yang muncul dalam audit
sehingga dapat menetapkan seberapa besar masalah tersebut.
c. Me-review Pekerjaan yang Dilaksanakan
xl Pekerjaan yang dilaksankan oleh asisten auditor junior harus di review
untuk menentukan apakah pekerjaan tersebut telah dilaksanakan secara memadai dan auditor harus menilai apakah hasilnya sejalan dengan
kesimpulan yang disajikan dalam laporan auditor.
d. Menyelesaikan Perbedaan Pendapat di antara Staf Audit Kantor
Akuntan
Auditor yang bertanggung jawab akhir mengenai audit yang dilaksanakannya dan asisten harus menyadari prosedur yang harus diikuti
jika terdapat perbedaan pendapat mengenai masalah akuntansi dan auditing
di antara personel Kantor Akuntan Publik yang terlibat dalam audit. Luasnya supervisi memadai dalam suatu keadaan tergantung atas
banyak faktor, termasuk kompleksitas masalah dan kualifikasi orang yang melakukan audit.
3. Aspek-aspek dalam Tindakan Supervisi
Menurut Nurahma dan Indriantoro 2000 dalam Hidayat 2008, tiga aspek utama tindakan supervisi yang direkomendasikan AECC kepada
akuntan pemula atau auditor junior adalah sebagai berikut: a. Supevisor hendaknya menujukan sikap kepemimpinan dan mentoring yang
kuat. Rincian aktivitas yang disarankan AECC adalah: 1 supervisor sering memberikan feedback yang jujur, terbuka, dan
interaktif kepada auditor junior dibawah supervisinya.
xli 2 Supervisor memperhatikan pesan-pesan tak langsung dari auditor
junior dan jika yang disampaikan adalah ketidakpuasan, secara langsung supervisor menanyakan keadaan dan penyebabnya.
3 Supervisor meningkatkan konseling dan mentoring misalnya memberikan pujian terhadap kinerja yang baik, memperlakukan
auditor junior sebagai professional, membamtu auditor junior untuk menentukan peluang kerja masa datang dan mempedulikan minat serta
rencana auditor junior. 4 Supervisor dituntut untuk menjadi panutan sebagai professional
dibidangnya, mampu menumbuhkan kebanggan akan profesi dan menujukan kepada klien dan masyarakat akan peran penting profesi
yang digeluti tersebut. b. Supervisor hendaknya menciptakan kondisi kerja yang mendorong
tercapainya kesuksesan. Rincian aktivitas yang disarankan AECC adalah: 1 Menumbuhkan sikap mental pada auditor junior untuk bekerja dengan
benar sejak awal dan menciptakan kondisi yang memungkinkan hal itu terjadi. Hal tersebut bisa dilaksanakan dengan menjelaskan suatu
penugasan kepada auditor junior secara gamblang, mengalokasikan waktu yang cukup dalam penugasan yang rumit sehingga bisa
terselesaikan dengan baik, menampung semua keluhan akan hambatan yang dihadapi termasuk di antaranya hambatan budgeter, dan
menjelaskan bagaimana suatu bagian penugasan sesuai dengan
xlii penugasan keseluruhan serta senatiasa mengawasi auditor junior
sampai penugasan selesai. 2 Mendistribusikan tugas dan beban secara adil dan sesuai dengan
tingkat kemampuan auditor junior. 3 Meminimalkan stress yang berkaitan dengan pekerjaan.
c. Supervisi hendaknya memberikan penugasan yang menantang dan menstimulus terselesaikannya tugas. Rincian aktivitas yang disarankan
AECC adalah: 1 Supervisor
mendelegasikan tanggung
jawab sesuai
dengan kemampuan dan kesiapan auditor junior.
2 Memaksimalkan kesempatan auditor junior untuk menggunakan kemampuan verbal, baik lisan maupun tulisan, berpikir kritis dan
menggunakan teknik analitis serta membantu auditor junior untuk meningkatkan kemampuan tersebut.
E. Budaya Organisasi
Dalam beberapa literatur pemakaian istilah corporate culture biasa diganti dengan istilah organization culture. Kedua istilah ini memiliki pengertian yang
sama. Moeljono Djokosantoso 2003:17 dalam Soedjono 2005 menyatakan bahwa budaya korporat atau budaya manajemen atau juga dikenal dengan istilah
budaya kerja merupakan nilai-nilai dominan yang disebar luaskan didalam organisasi dan diacu sebagai filosofi kerja karyawan.
1. Pengertian Budaya Organisasi