lxxxiv Berdasarkan tampilan grafik normal plot dapat terlihat titik-titik
menyebar di sekitar garis diagonal dan penyebarannya mengikuti arah garis diagonalnya. Dan pada grafik histrogram tidak terdapat
kemencengan skewness. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi layak digunakan karena memenuhi asumsi normalitas.
D. Uji Hipotesis
1. Uji Koefisien Determinasi
Uji koefisien determinasi digunakan untuk menetukan seberapa besar
kemampuan variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen. Pada penelitian ini R Square yang digunakan adalah R Square yang sudah
disesuaikan atau Adjusted R Square, karena sudah disesuaikan dengan jumlah variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini. Hasil uji
koefisien determinasi dapat dilihat pada Tabel 4.10.
Tabel 4.10 Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Mode l
R R
Square Adjusted
R Square Std. Error
of the Estimate
Change Statistics R
Square Change
F Change
df1 df2
Sig. F Change
1 .987a
.975 .974
1.037 .975
775.883 3
60 .000
a Predictors: Constant, BO, TS, MT b Dependent Variable: KA
Tabel 4.10 dalam model summary menunjukan bahwa nilai Adjusted R Square
adalah 0.974 atau 97.4. Hal ini berarti bahwa variabel independen yaitu motivasi, tindakan supervisi dan budaya organisasi
lxxxv hanya mampu menjelaskan variabel dependen yaitu kinerja auditor junior
sebesar 97.4 dan selebihnya 2.6 dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak terdapat dalam penelitian ini, seperti komitmen organisasi dan
kepuasan kerja. Komitmen organisasi merupakan sifat, rasa, atau dorongan seseorang
sebagai bagian dari suatu organisasi untuk dapat melakukan sesuatu atau tetap bekerja atau berbakti guna menunjang keberhasilan organisasi sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai bersama. Komitmen organisasi juga sebagai rasa identifikasi kepercayaan terhadap nilai-nilai organisasi,
keterlibatan kesediaan untuk berusaha sebaik mungkin demi kepentingan organisasi dan loyalitas keinginan untuk tetap menjadi anggota
organisasi yang bersangkutan yang dinyatakan oleh seorang pegawai terhadap organisasinya Steers 1982:50 dalam Kuntjoro 2002.
Kepuasan kerja Job Satisfaction adalah suatu sikap seseorang terhadap pekerjaan sebagai perbedaan antara banyaknya ganjaran yang
diterima pegawai dan banyaknya yang diyakini yang seharusnya diterima. Pertama, bahwa kepuasan tidak dapat dilihat, tetapi hanya dapat diduga.
Kedua, kepuasan kerja sering ditentukan oleh sejauh mana hasil kerja mencerminkan hubungan dengan berbagai sikap lainnya dari para
individual. Kepuasan kerja merupakan suatu ungkapan emosional yang bersifat atau menyenangkan sebagai hasil dari penilaian terhadap suatu
pekerjaan atau pengalaman kerja Robbins, 2006:78.
2. Uji F