lii menyajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum,
dalam semua hal material, posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa
kinerja prestasi kerja adalah suatu hasil karya yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas
kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan waktu yang diukur dengan mempertimbangkan kuantitas, kualitas dan ketepatan waktu.
Kinerja prestasi kerja dapat diukur melalui pengukuran tertentu standar dimana kualitas adalah berkaitan dengan mutu kerja yang dihasilkan,
sedangkan kuantitas adalah jumlah hasil kerja yang dihasilkan dalam kurun waktu tertentu, dan ketepatan waktu ada;ah kesesuaian waktu yang telah
direncanakan.
2. Tingkatan Kinerja
Kinerja dibedakan menjadi dua, yaitu kinerja individu dan kinerja organisasi. Kinerja individu adalah hasil kerja karyawan baik dari segi kualitas
maupun kuantitas berdasarkan standar kerja yang telah ditentukan. Kinerja organisasi adalah gabungan dari kinerja individu dengan kinerja kelompok
Mangkunegara, 2005.
3. Sumber Penilaian Kinerja
Penilaian prestasi kerja dilakukan dalam rangka memperoleh masukan yang tepat dan objektif untuk menunjang keberhasilan dalam mengambil
liii keputusan berkenaan dengan karyawan bersangkutan. Beberapa pinsip dasar
penilaian kinerja Mulianto, 2006:291 sebagai berikut: a. Penilaian prestasi kerja merupakan proses dinamis serta memerlukan
bimbingan atau pengarahan yang aktif, analitis, dan penuh pertimbangan dalam mengambil keputusan.
b. Sistem penilaian prestasi kerja harus menjamin bahwa sasaran setiap hasil kerja dan standar kerja setiap individu mengacu pada sasaran unit
kerja, sedangkan sasaran setiap unit kerja harus menyatu atau terintegrasi secara langsung dengan sasaran perusahaan.
c. Pimpinan dan karyawan harus mengetahui sasaran-sasaran dan standar dari unit yang bersangkutan agar dapat menjadi pedoman bagi mereka
dalam melaksanakan tugas. d. Memonitor secara periodik perkembangan-perkembangan yang telah
dicapai dan membandingkannya dengan sasaran-sasaran dan hasil-hasil akhir tahun.
e. Penilaian prestasi kerja harus diselenggerakan secara jujur, konsisten, objektif, dan bersikap membantu, serta harus dilihat atau diletakkan
sebagai tanggung jawab langsung dari pimpinan. f. Pimpinan harus secara teratur mendorong mereka yang mempunyai
pretasi kerja baik dan, sebaliknya, harus secara tegas memperbaiki mereka yang mempunyai prestasi kerja kurang baik.
Berbagai pendekatan dilakukan untuk mengukur kinerja. Tujuan dari digunakannya pendekatan-pendekatan adalah untuk mencapai suatu
liv pandangan yang lebih lengkap tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
kinerja dari sudut pandang yang berbeda dan sering kali atas sebuah dasar multi-dimensional Dharma, 2009
Kegiatan pengukuran dalam proses manajemen adalah sangat penting. Pengukuran kinerja adalah suatu proses mengkuantifikasikan secara akurat
dan valid tingkat efisiensi dan efektivitas suatu kegiatan yang telah terealisasi dan membandingkannya dengan tingkat prestasi yang direncanakan Susilo,
2002:28 dalam Daryatmi 2005. Untuk itu seorang atasan perlu mempunyai ukuran kinerja para
karyawan supaya tidak timbul suatu masalah. Inforamasi tentang kinerja karyawan juga diperlukan pula bila suatu saat atasan ingin mengubah sistem
yang ada. Kita sering terjebak untuk menilai seseorang berkinerja buruk, padahal sistem atau peralatan yang digunakan yang tidak memenuhi syarat.
Seperti telah dijelaskan di muka bahwa yang memegang peranan penting dalam suatu organisasi tergantung pada kinerja pegawainya. Agar pegawai
dapat bekerja sesuai yang diharapkan, maka dalam diri seorang pegawai harus ditumbuhkan motivasi bekerja untuk meraih segala sesuatu yang diinginkan.
Apabila semangat kerja menjadi tinggi maka semua pekerjaan yang dibebankan kepadanya akan lebih cepat dan tepat selesai. Pekerjaan yang
dengan cepat dan tepat selesai adalah merupakan suatu prestasi kerja yang baik.
G. Hubungan Variebel Independen dengan Variabel Dependen