UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
untuk pengolahan. Penggunaan pelarut disesuaikan dengan jumlah dan monografinya US Pharmacopeia, 2009.
Ekstrak kental didapatkan dari penguapan sebagian dari pelarut, air, alkohol, atau campuran hidroalkohol yang digunakan sebagai pelarut dalam
ekstraksi. Ekstrak kental dapat ditambahkan antimikroba atau bahan pengawet lainnya yang sesuai. Ekstrak kental dan ekstrak kering yang berasal dari bahan yang
sama dapat digunakan sebagai obat-obatan atau suplemen, tetapi memiliki
keuntungan dan kerugian masing-masing US Pharmacopeia, 2009.
2.6 EKSTRAKSI
2.6.1 Pengertian Ekstraksi
Ekstraksi adalah penyarian zat-zat berkhasiat atau zat-zat aktif dari bagian tanaman obat, hewan dan beberapa jenis ikan termasuk biota laut. Zat-zat aktif
terdapat di dalam sel, namun sel tanaman dan hewan berbeda demikian pula ketebalannya, sehingga diperlukan metode ekstraksi dengan pelarut tertentu
dalam mengekstraksinya. Tujuan ekstraksi adalah untuk menarik semua komponen kimia yang
terdapat dalam simplisia. Ekstraksi ini didasarkan pada perpindahan massa komponen zat padat ke dalam pelarut dimana perpindahan mulai terjadi pada
lapisan antar muka, kemudian berdifusi masuk ke dalam pelarut Dirjen POM, 1986.
2.6.2 Metode Ekstraksi
Menurut Departemen Kesehatan RI 2000, terdapat beberapa metode
ekstraksi dengan menggunakan pelarut yaitu:
1. Cara dingin a Maserasi
Maserasi adalah proses pengekstrakan simplisia dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur
ruangan kamar. Secara teknologi termasuk ekstraksi dengan prinsip metode pencapaian konsentrasi pada keseimbangan. Maserasi kinetik
berarti dilakukan pengadukan yang kontinyu terus-menerus. Remaserasi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
berarti dilakukan pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat pertama, dan seterusnya.
b Perkolasi Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai
sempurna exhaustive extraction yang umumnya dilakukan pada temperatur ruangan. Proses ini terdiri dari tahapan pengembangan bahan,
tahap maserasi
antara, tahap
perkolasi sebenarnya
penetesanpenampungan ekstrak, terus menerus sampai diperoleh ekstrak perkolat yang jumlahnya 1-5 kali bahan.
2. Cara Panas a Refluks
Refluks merupakan ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif
konstan dengan adanya pendingin balik. Umumnya dilakukan pengulangan proses pada residu pertama sampai 3-5 kali sehingga dapat termasuk proses
ekstraksi sempurna. b Sokletasi
Sokletasi ialah ekstraksi dengan menggunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi
kontinyu dengan jumlah pelarut relatif konstan dengan adanya pendinginan balik.
c Digesti Digesti merupakan maserasi kinetik dengan pengadukan kontinyu
pada temperatur yang lebih tinggi dari temperatur ruangan kamar, yaitu secara umum dilakukan pada temperatur 40-50
o
C. d Infusa
Infusa adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperature penangas air mendidih, temperatur terukur 96
o
C-98
o
C selama waktu tertentu 15-20 menit.
e Dekok Dekok adalah infus yang waktunya lebih lama lebih dari 30 menit dan
temperatur sampai titik didih air.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.7 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MUTU EKSTRAK