UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Mengingat obat herbal dan berbagai tanaman memiliki peran penting dalam bidang kesehatan bahkan bisa menjadi produk andalan Indonesia, maka
perlu dilakukan upaya penetapan standar mutu dan keamanan ekstrak tanaman obat. Rangkaian proses melibatkan berbagai metode analisis kimiawi berdasarkan
data farmakologis, melibatkan analisis fisik dan mikrobiologi berdasarkan kriteria umum keamanan toksikologi terhadap suatu ekstrak alam tumbuhan obat
disebut standardisasi bahan obat alam SBOA atau standardisasi obat herbal Saifudin et al, 2011
2.2.2 Standardisasi Menjamin Keseragaman Khasiat
Mayoritas penggunaan bahan obat berbasis herbal di Indonesia masih bersifat tidak terukur baik kepastian tanaman, takaran, cara penyiapan sehingga
tidak menjamin konsistensi khasiat. Salah satu tujuan dari standardisasi adalah menjaga konsistensi dan keseragaman khasiat dari obat herbal. Standardisasi
melibatkan pemastian kadar senyawa aktif farmakologis melalui analisis kuantitatif metabolit sekunder yang akan menjamin keseragaman khasiat.
Tercatat sekitar 997 industri obat tradisional di Indonesia dan 98 diantaranya adalah produsen dengan skala besar dan sedang. Produsen dengan
skala besar dan sedang telah mampu mengekspor produknya ke negara lain seperti Malaysia, Singapura, India, Pakistan, negara-negara di Timur Tengah bahkan
beberapa negara di Eropa dan Amerika Serikat. Banyak bahan mentah rempah dan obat herbal diekspor ke luar negeri tanpa mengalami pengolahan. Masalah yang
seringkali dihadapi adalah belum terstandarnya bahan baku yang diperdagangkan bahkan dijumpainya kontaminan mikrobiologis pada produk obat herbal
Saifudin et al, 2011.
2.2.3 Standardisasi untuk Uji Klinik
Uji Klinik adalah uji senyawa kimia obat, obat herbal, ekstrak dan berbagai sediaan pada dosis tertentu dengan target biologis manusia atau veteriner jika
targetnya memang binatang, agar memberikan respon biologis berupa parameter- parameter klinik perbaikan dari kondisi patologis yang terkait dengan penyakit
tertentu. Untuk itu semua aspek dituntut terdesain dan dikontrol dengan baik.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Respon uji klinik sangat ditentukan oleh konsistensi dosis. Jika jumlah zat aktif yang diberikan tidak konsisten, maka interpretasinya menjadi bias dan justru
merugikan. Disinilah peran besar standardisasi untuk menjaga senyawa-senyawa aktif selalu konsisten terukur antarperlakuan Saifudin et al, 2011.
2.2.4 Standardisasi Menjamin Aspek Keamanan dan Stabilitas Ekstrak