UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.3.1 Parameter Spesifik
Parameter spesifik berfokus pada senyawa atau golongan senyawa yang bertanggung jawab terhadap aktivitas farmakologis. Analisis kimia yang
dilibatkan ditujukan untuk analisa kualitatif dan kuantitatif terhadap senyawa
aktif. Berdasarkan Depkes RI 2000, parameter spesifik meliputi :
1. Identitas Identitas ekstrak meliputi deskripsi tata nama ekstrak, nama lain tumbuhan
sistematika botani, nama Indonesia tumbuhan, dan bagian tumbuhan yang digunakan.
2. Organoleptik Organoleptik ekstrak meliputi penggunaan panca indera dalam
mendeskripsikan bentuk, warna, bau, rasa untuk pengenalan awal yang sederhana dan seobjektif mungkin.
3. Senyawa terlarut dalam pelarut tertentu Penentuan jumlah senyawa terlarut dalam pelarut tertentu dilakukan dengan
melarutkan ekstrak dengan pelarut alkoholair untuk ditentukan jumlah larutan yang identik dengan jumlah senyawa kandungan secara gravimetrik.
Dalam hal tertentu dapat diukur senyawa terlarut dalam pelarut lain misalnya heksana, diklorometan, metanol. Tujuannya untuk memberikan gambaran awal
jumlah senyawa kandungan. 4. Uji kandungan kimia ekstrak
a Pola Kromatogram Pada penentuan pola kromatogram, ekstrak ditimbang dan diekstraksi
dengan pelarut dan cara tertentu, kemudian dilakukan analisis kromatografi sehingga memberikan pola kromatogram yang khas. Pengujian ini
bertujuan untuk memberikan gambaran awal komposisi kandungan kimia berdasarkan pola kromatogram KLTKCKT.
b Kadar Total Golongan Kandungan Kimia Kadar kandungan golongan kimia ditetapkan dengan penerapan metode
spektrofotometri, titrimetri, volumetri, gravimetri, atau lainnya. Metode yang digunakan harus sudah teruji validitasnya, terutama selektivitas dan
batas linearitasnya. Tujuan dari penentuan kadar golongan kimia adalah
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
memberikan informasi golongan kimia sebagai parameter mutu ekstrak dalam kaitannya dengan efek farmakologis.
c Kadar Kandungan Kimia Tertentu Adanya kandungan kimia yang berupa senyawa identitas atau senyawa
kimia utama ataupun kandungan kimia lainnya, maka secara kromatografi instrumental dapat dilakukan penetapan kadar kandungan kimia tersebut.
Instrumen yang dapat digunakan adalah densitometer, kromatografi gas, kromatografi cair kinerja tinggi, atau instrumen lain yang sesuai.
Metode penetapan kadar harus diuji dahulu validitasnya, yaitu batas deteksi, selektivitas, linearitas, ketelitian, ketepatan, dan lain-lain.
Tujuannya memberikan data kadar kandungan kimia tertentu sebagai senyawa identitas atau senyawa yang diduga bertanggung jawab pada efek
farmakologis Depkes RI, 2000.
2.3.2 Parameter Non Spesifik