SIMPLISIA EKSTRAK TINJAUAN PUSTAKA

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta merupakan parameter khusus ekstrak cair sampai ekstrak pekat kental yang masih dapat dituang. 3. Kadar air Kandungan air yang berada di dalam bahan dapat diukur dengan cara yang tepat diantaranya dengan titrasi, destilasi atau gravimetrik. Tujuan penentuan kadar air adalah untuk mengetahui tercapainya batasan minimal atau rentang kandungan air di dalam bahan. 4. Kadar Abu Pada penentuan kadar abu, bahan dipanaskan pada temperatur dimana senyawa organik dan turunannya terdestruksi dan menguap, sehingga tinggal unsur mineral dan anorganik. Uji ini bertujuan untuk memberikan gambaran kandungan mineral internal dan eksternal yang berasal dari proses awal sampai terbentuknya ekstrak. 5. Sisa pelarut Dalam penentuan sisa pelarut, yang ditentukan adalah kandungan sisa pelarut tertentu yang memang ditambahkan. Pada ekstrak cair berarti kandungan pelarutnya, misalnya kadar alkohol. Tujuan dalam menentukan sisa pelarut adalah memberikan jaminan bahwa selama proses tidak meninggalkan sisa pelarut yang memang seharusnya tidak boleh ada, sedangkan untuk ekstrak cair menunjukkan jumlah pelarut alkohol sesuai dengan yang ditetapkan. 6. Cemaran logam berat Penentuan kandungan logam berat dilakukan dengan metode spektroskopi serapan atom yang lebih valid dan bertujuan untuk menguji cemaran logam berat untuk memberikan jaminan bahwa ekstrak tidak mengandung logam berat tertentu As, Pb, Cd melebihi nilai yang ditetapkan karena berbahaya toksik bagi kesehatan.

2.4 SIMPLISIA

Simplisia atau herbal adalah bahan alam yang telah dikeringkan yang digunakan untuk pengobatan dan belum mengalami pengolahan. Kecuali dinyatakan lain suhu pengeringan simplisia tidak lebih dari 60 o C. Simplisia segar adalah bahan alam segar yang belum dikeringkan. Simplisia nabati adalah simplisia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang berupa tumbuhan utuh, bagian tumbuhan atau eksudat tumbuhan. Eksudat tumbuhan adalah isi sel yang secara spontan keluar dari tumbuhan atau dengan cara tertentu dipisahkan dari tumbuhannya. Serbuk simplisia nabati adalah bentuk serbuk dari simplisia nabati, dengan ukuran derajat kehalusan tertentu. Sesuai dengan derajat kehalusannya, dapat berupa serbuk sangat kasar, agak kasar, halus dan sangat halus Farmakope Herbal, 2009. Serbuk simplisia nabati tidak boleh mengandung fragmen jaringan dan benda asing yang bukan merupakan komponen asli dari simplisia yang bersangkutan antara lain telur nematoda, bagian dari serangga dan hama serta sisa tanah. Nama latin simplisia ditetapkan dengan menyebut nama marga genus, nama jenis spesies dan bila memungkinkan petunjuk jenis varietas diikuti dengan bagian yang digunakan. Nama latin dengan pengecualian ditetapkan dengan menyebut nama marga untuk simplisia yang sudah lazim disebut dengan marganya. Nama lain adalah nama Indonesia yang paling lazim, didahului dengan bagian tumbuhan yang digunakan Farmakope Herbal, 2009.

2.5 EKSTRAK

Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian hingga memenuhi baku yang telah ditetapkan. Farmakope Indonesia IV, 1995 Ekstrak adalah sediaan kering, kental, atau cair dibuat dengan menyari simplisia nabati atau hewani menurut cara yang cocok, di luar pengaruh cahaya matahari langsung Farmakope Indonesia III, 1979 Ekstrak kering adalah sediaan padat yang memiliki bentuk serbuk yang didapatkan dari penguapan dari pelarut yang digunakan untuk ekstraksi. Ekstrak kering dapat ditambahkan bahan tambahan, yaitu bahan pengisi, bahan penstabil stabilizers, dan bahan pengawet preservative. Ekstrak kering yang telah distandardisasi adalah ekstrak kering yang telah diukur kandungannya, dan dipastikan perihal penggunaan bahan inert dan bagian tumbuhan yang digunakan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta untuk pengolahan. Penggunaan pelarut disesuaikan dengan jumlah dan monografinya US Pharmacopeia, 2009. Ekstrak kental didapatkan dari penguapan sebagian dari pelarut, air, alkohol, atau campuran hidroalkohol yang digunakan sebagai pelarut dalam ekstraksi. Ekstrak kental dapat ditambahkan antimikroba atau bahan pengawet lainnya yang sesuai. Ekstrak kental dan ekstrak kering yang berasal dari bahan yang sama dapat digunakan sebagai obat-obatan atau suplemen, tetapi memiliki keuntungan dan kerugian masing-masing US Pharmacopeia, 2009.

2.6 EKSTRAKSI

Dokumen yang terkait

Efek Ekstrak Metanol Dan Ekstrak n-Heksana Daun Pepaya (Carica Papaya L) Terhadap Jumlah Dan Hitung Jenis Leukosit Pada Tikus Wistar Jantan Setelah Diinduksi Karagenan

5 48 86

Uji aktivitas antijamur ekstrak etanol Rumput laut Sargassum ilicifolium (Turner) C. Agardh Terhadap Jamur Candida albicans

3 88 83

Karakterisasi Ekstrak Etanol Daun Salam (Syzygium polyanthum Wight) Dari Tiga Tempat Tumbuh Di Indonesia

26 149 115

Respon pertumbuhan dan fisiologi tanaman Asystasia gangetica, Impatiens balsamina, dan Mirabilis jalapa pada tingkat polusi yang berbeda

0 5 36

SKRINING AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL 70% DARI BEBERAPA DAUN TANAMAN DI INDONESIA Skrining Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol 70% Dari Beberapa Daun Tanaman Di Indonesia Terhadap Bakteri Salmonella typhi Serta Bioautografinya.

0 3 13

SKRINING AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL 70% DARI BEBERAPA TANAMAN DI INDONESIA TERHADAP BAKTERI Skrining Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol 70% Dari Beberapa Daun Tanaman Di Indonesia Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus Serta Bioautografinya.

0 11 15

SKRINING AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL 70% DARI BEBERAPA DAUN TANAMAN DI INDONESIA Skrining Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol 70% Dari Beberapa Daun Tanaman Di Indonesia Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus Serta Bioautografinya.

0 2 13

SKRINING AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL 70% DARI BEBERAPA DAUN TANAMAN DI INDONESIA TERHADAP BAKTERI Skrining Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol 70% Dari Beberapa Daun Tanaman Di Indonesia Terhadap Bakteri Shigella sonnei Serta Bioautografinya.

0 4 17

SKRINING AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL 70% DARI BEBERAPA DAUN TANAMAN DI INDONESIA Skrining Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol 70% Dari Beberapa Daun Tanaman Di Indonesia Terhadap Bakteri Shigella sonnei Serta Bioautografinya.

0 4 13

Karakterisasi Mutu Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata L.) dari Tiga Tempat Tumbuh

0 0 8