Parameter Non Spesifik PARAMETER-PARAMETER STANDAR EKSTRAK

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memberikan informasi golongan kimia sebagai parameter mutu ekstrak dalam kaitannya dengan efek farmakologis. c Kadar Kandungan Kimia Tertentu Adanya kandungan kimia yang berupa senyawa identitas atau senyawa kimia utama ataupun kandungan kimia lainnya, maka secara kromatografi instrumental dapat dilakukan penetapan kadar kandungan kimia tersebut. Instrumen yang dapat digunakan adalah densitometer, kromatografi gas, kromatografi cair kinerja tinggi, atau instrumen lain yang sesuai. Metode penetapan kadar harus diuji dahulu validitasnya, yaitu batas deteksi, selektivitas, linearitas, ketelitian, ketepatan, dan lain-lain. Tujuannya memberikan data kadar kandungan kimia tertentu sebagai senyawa identitas atau senyawa yang diduga bertanggung jawab pada efek farmakologis Depkes RI, 2000.

2.3.2 Parameter Non Spesifik

Parameter non spesifik merupakan aspek yang berfokus pada aspek kimia, mikrobiologi dan fisis yang akan mempengaruhi keamanan konsumen dan stabilitasnya. Berdasarkan Depkes RI 2000, parameter non spesifik meliputi : 1. Susut Pengeringan Parameter susut pengeringan diukur dengan pengukuran sisa zat setelah pengeringan pada temperatur 105°C selama 30 menit atau sampai berat konstan yang dinyatakan sebagai nilai persen. Dalam hal khusus jika bahan tidak mengandung minyak menguapatsiri dan sisa pelarut organik menguap identik dengan kadar air, yaitu kandungan air karena berada di atmosferlingkungan terbuka. Adapun tujuan menentukan susut pengeringan untuk memberikan batasan maksimal rentang tentang besarnya senyawa yang hilang pada proses pengeringan. 2. Bobot Jenis Parameter bobot jenis diukur dengan mengetahui masa per satuan volume pada suhu kamar tertentu 25°C yang ditentukan dengan alat khusus piknometer atau alat lainnya. Adapun tujuan menentukan bobot jenis ekstrak yaitu memberikan batasan tentang besarnya masa persatuan volume yang UIN Syarif Hidayatullah Jakarta merupakan parameter khusus ekstrak cair sampai ekstrak pekat kental yang masih dapat dituang. 3. Kadar air Kandungan air yang berada di dalam bahan dapat diukur dengan cara yang tepat diantaranya dengan titrasi, destilasi atau gravimetrik. Tujuan penentuan kadar air adalah untuk mengetahui tercapainya batasan minimal atau rentang kandungan air di dalam bahan. 4. Kadar Abu Pada penentuan kadar abu, bahan dipanaskan pada temperatur dimana senyawa organik dan turunannya terdestruksi dan menguap, sehingga tinggal unsur mineral dan anorganik. Uji ini bertujuan untuk memberikan gambaran kandungan mineral internal dan eksternal yang berasal dari proses awal sampai terbentuknya ekstrak. 5. Sisa pelarut Dalam penentuan sisa pelarut, yang ditentukan adalah kandungan sisa pelarut tertentu yang memang ditambahkan. Pada ekstrak cair berarti kandungan pelarutnya, misalnya kadar alkohol. Tujuan dalam menentukan sisa pelarut adalah memberikan jaminan bahwa selama proses tidak meninggalkan sisa pelarut yang memang seharusnya tidak boleh ada, sedangkan untuk ekstrak cair menunjukkan jumlah pelarut alkohol sesuai dengan yang ditetapkan. 6. Cemaran logam berat Penentuan kandungan logam berat dilakukan dengan metode spektroskopi serapan atom yang lebih valid dan bertujuan untuk menguji cemaran logam berat untuk memberikan jaminan bahwa ekstrak tidak mengandung logam berat tertentu As, Pb, Cd melebihi nilai yang ditetapkan karena berbahaya toksik bagi kesehatan.

2.4 SIMPLISIA

Dokumen yang terkait

Efek Ekstrak Metanol Dan Ekstrak n-Heksana Daun Pepaya (Carica Papaya L) Terhadap Jumlah Dan Hitung Jenis Leukosit Pada Tikus Wistar Jantan Setelah Diinduksi Karagenan

5 48 86

Uji aktivitas antijamur ekstrak etanol Rumput laut Sargassum ilicifolium (Turner) C. Agardh Terhadap Jamur Candida albicans

3 88 83

Karakterisasi Ekstrak Etanol Daun Salam (Syzygium polyanthum Wight) Dari Tiga Tempat Tumbuh Di Indonesia

26 149 115

Respon pertumbuhan dan fisiologi tanaman Asystasia gangetica, Impatiens balsamina, dan Mirabilis jalapa pada tingkat polusi yang berbeda

0 5 36

SKRINING AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL 70% DARI BEBERAPA DAUN TANAMAN DI INDONESIA Skrining Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol 70% Dari Beberapa Daun Tanaman Di Indonesia Terhadap Bakteri Salmonella typhi Serta Bioautografinya.

0 3 13

SKRINING AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL 70% DARI BEBERAPA TANAMAN DI INDONESIA TERHADAP BAKTERI Skrining Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol 70% Dari Beberapa Daun Tanaman Di Indonesia Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus Serta Bioautografinya.

0 11 15

SKRINING AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL 70% DARI BEBERAPA DAUN TANAMAN DI INDONESIA Skrining Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol 70% Dari Beberapa Daun Tanaman Di Indonesia Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus Serta Bioautografinya.

0 2 13

SKRINING AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL 70% DARI BEBERAPA DAUN TANAMAN DI INDONESIA TERHADAP BAKTERI Skrining Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol 70% Dari Beberapa Daun Tanaman Di Indonesia Terhadap Bakteri Shigella sonnei Serta Bioautografinya.

0 4 17

SKRINING AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL 70% DARI BEBERAPA DAUN TANAMAN DI INDONESIA Skrining Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol 70% Dari Beberapa Daun Tanaman Di Indonesia Terhadap Bakteri Shigella sonnei Serta Bioautografinya.

0 4 13

Karakterisasi Mutu Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata L.) dari Tiga Tempat Tumbuh

0 0 8