UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
radiasi resonansi dan radiasi kontinyu atau hanya memberikan respon terhadap radiasi resonansi.
5. Readout
Readout merupakan suatu alat petunjuk atau sistem pencatatan hasil yang dilakukan dengan suatu alat yang telah terkalibrasi untuk pembacaan sutu
transmisi atau absorbsi. Hasil pembacaan dapat berupa angka atau berupa kurva dari suatu recorder yang menggambarkan absorbansi atau intensitas
emisi Gandjar dan Rohman, 2007.
2.10 KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI
Kromatografi cair kinerja tinggi atau KCKT atau biasa juga disebut dengan HPLC High Performance Liquid Chromatography dikembangkan pada
akhir tahun 1960-an dan awal tahun 1970-an. Saat ini KCKT merupakan teknik pemisahan yang diterima secara luas untuk analisis dan pemurnian senyawa tertentu
dalam suatu sampel. Kromatografi merupakan teknik yang mana zat terlarut terpisah oleh perbedaan kecepatan elusi. Pemisahan zat-zat terlarut diatur oleh
distribusi solut dalam fase gerak dan fase diam. Penggunaan KCKT membutuhkan penggabungan secara tepat dari berbagai kondisi operasional seperti jenis kolom,
fase gerak, panjang dan diameter kolom, kecepatan alir fase gerak, suhu kolom, dan ukuran sampel Indira, 2010.
Gambar 7 : Skema Kromatografi Cair Kinerja Tinggi Sumber : Anonim, 2012
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Beberapa komponen pada Kromatografi Cair Kinerja Tinggi diantaranya adalah : 1. Wadah Fase Gerak
Wadah fase gerak terbuat dari bahan yang inert terhadap fase gerak. Bahan yang umum digunakan adalah gelas dan baja anti karat. Daya tampung wadah
harus lebih besar dari 500 mL, yang dapat digunakan selama 4 jam untuk kecepatan alir yang umumnya 1-2 mLmenit Pasri, 2010.
2. Pompa Untuk mengerakkan fase gerak melalui kolom diperlukan pompa. Pompa harus
mampu menghasilkan tekanan 6000 psi pada kecepatan alir 0,1 –10 mLmenit.
Pompa ada 2 jenis yaitu pompa volume konstan dan pompa tekanan konstan. Pompa terbuat dari bahan yang inert terhadap semua pelarut. Bahan yang
umum digunakan adalah gelas baja antikarat dan teflon. Aliran pelarut dari pompa harus tanpa denyut untuk menghindari hasil yang menyimpang pada
detektor Pasri, 2010. 3. Injektor
Ada beberapa tipe injektor dalam KCKT, diantaranya adalah Stop-Flow, Septum, dan Loop Valve. Teknik yang umum digunakan adalah Stop-Flow,
yaitu aliran dihentikan, injeksi dilakukan pada kinerja atmosfir, sistem tertutup, dan aliran dilanjutkan lagi. Teknik ini bisa digunakan karena difusi di dalam
cairan kecil dan resolusi tidak dipengaruhi Putra, 2004. 4. Kolom
Kolom adalah jantung kromatografi. Berhasil atau gagalnya suatu analisis tergantung pada pemilihan kolom dan kondisi percobaan yang sesuai. Kolom
dapat dibagi menjadi dua kelompok : a. Kolom analitik
Diameter dalam 2 -6 mm. Panjang kolom tergantung pada jenis material pengisi kolom. Untuk kemasan pellicular, panjang yang digunakan adalah
50 -100 cm. Untuk kemasan poros mikropartikulat, 10 -30 cm. b. Kolom preparatif
umumnya memiliki diameter 6 mm atau lebih besar dan panjang kolom 25- 100 cm. Putra, 2004.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
5. Detektor Suatu detektor dibutuhkan untuk mendeteksi adanya komponen cuplikan
dalam aliran yang keluar dari kolom. Detektor-detektor yang baik memiliki sensitifitas yang tinggi, gangguan noise yang rendah, kisar respons linier
yang luas, dan memberi tanggapanrespon untuk semua tipe senyawa. Suatu kepekaan yang rendah terhadap aliran dan fluktuasi temperatur sangat
diinginkan, tetapi tidak selalu dapat diperoleh Putra, 2004. Hasil dari pemisahan kromatografi biasanya ditampilkan dalam bentuk
kromatogram pada rekorder. Waktu retensi dan volume retensi dapat diketahui dan dihitung. Data ini bisa digunakan untuk mengidentifikasi secara kualitatif suatu
komponen, bila kondisi kerja dapat dikontrol. Lebar puncak dan tinggi puncak sebanding atau proporsional dengan konsentrasi dan dapat digunakan untuk
memperoleh hasil secara kuantitatif Putra, 2004.
2.11 KROMATOGRAFI GAS-SPEKTROMETRI MASSA