LANDASAN TEORI Pembuatan aplikasi pembelajaran ajaran materi pengolahan citra dengan menggunakan teknik konvolusi berbasis Multimedia : studi kasus program studi teknik informatika fakultas sains teknologi uin syarif hidayatullah jakarta

3 NUR ULFAH SAM - 105091002847 input atau output dari data, media ini dapat audio suara, musik, animasi, video, teks, grafik dan gambar Turban dkk, 2002atau Multimedia merupakan alat yang dapat menciptakan presentasi yang dinamis atau interaktif yang mengkombinasikan teks, grafik, animasi, audio, dan gambar video Robin dan Linda,2001. Definisi yang lain dari Multimedia, yaitu oleh Hosfstetter 2001, Multimedia adalah pemanfaatan komputer untuk membuat dan menggabungkan link dan tool yang memungkinkan pemakai melakukan navigasi, berinteraksi, berekreasi, dan berkomunikasi. B. Pembelajaran Multimedia Dalam kaitannya dengan pembelajaran, pembelajaran dengan multimedia mencakup tiga proses kognitif penting. Mayer, 1997: 2 Pertama, selecting menyeleksi. Diaplikasikan pada informasi verbal berbasis teks dan juga informasi visual yang menyediakan image gambar. Kedua, organizing mengorganisasikan. Diaplikasikan untuk membuat model berbasis verbal dan model berbasis visual dari menjadi sebuah penjelasan. Ketiga, integrating mengintegrasikan. Pembelajar membangun hubungan antara corresponding events dalam model berbasis verbal dan model berbasis visual.

C. Citra Digital

Citra terbagi dua macam yaitu citra kontinyu dan citra diskrit. Citra kontinyu dihasilkan dari sistem optik yang menerima sinyal analog, misalnya mata manusia dan kamera analog. Citra diskrit dihasilkan melalui proses digitalisasi terhadap citra kontinyu, citra diskrit disebut juga citra digital. Agar dapat diolah dengan komputer digital, maka suatu citra harus direpresentasikan secara numerik dengan nilai-nilai diskrit. Representasi citra dari fungsi malar kontinyu menjadi nilai-nilai diskrit disebut digitalisasi. Citra yang dihasilkan inilah yang disebut citra digital digital image. Munir, 2004: 18 D . Image Enhancement Perbaikan Citra Merupakan salah satu jenis operasi pada pengolahan citra digital yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas tampilan citra untuk pandangan manusia atau untuk mengkonversi suatu citra agar memiliki format yang lebih baik sehingga citra tersebut menjadi lebih mudah diolah dengan mesin komputer. E. Kernel Kernel adalah matriks yang pada umumnya berukuran kecil dengan elemen- elemennya adalah berupa bilangan. Kernel digunakan pada proses konvolusi. Oleh karena itu kernel disebut juga dengan convolution window jendela konvolusi. Ukuran kernel dapat berbeda-beda, seperti 2x2, 3x3, 5x5 dan sebagainya. Kernel biasa juga disebut dengan tapis filter, template, mask, serta sliding window. Putra, 2010: 137 a b Gambar 1 Contoh kernel a-b Berturut- turut kernel berukuran 2x2 dan 3x3 sel dengan warna abu-abu menyatakan pusat koordinat {0,0}

F. Konvolusi Convolution

Merupakan operator sentral pengolah citra dan telah digunakan secara luas pada berbagai piranti lunak pengolah citra. Proses konvolusi dapat dijelaskan sebagai berikut. Kernel sliding window diletakkan pada setiap pixel dari citra input dan menghasilkan pixel baru. Nilai pixel baru dihitung dengan mengalikan setiap 4 NUR ULFAH SAM - 105091002847 nilai pixel tetangga dengan bobot yang berhubungan pada kernel dan kemudian menjumlah hasil perkalian tersebut. Contoh citra input dan kernel ditunjukkan pada Gambar 2. U1,1 U1,2 U1,3 U1,4 U1,5 U1,6 U2,1 U2,2 U2,3 U2,4 U2,5 U2,6 U3,1 U3,2 U3,3 U3,4 U3,5 U3,6 U4,1 U4,2 U4,3 U4,4 U4,5 U4,6 U5,1 U5,2 U5,3 U5,4 U5,5 U5,6 U6,1 U6,2 U6,3 U6,4 U6,5 U6,6 a K1,1 K1,2 K1,3 K2,1 K2,2 K2,3 b Gambar 2 a Citra Input b Kernel 2x3 Sesuai contoh pada Gambar 2 maka nilai pixel sebagai berikut. 3 , 2 5 , 5 2 , 2 4 , 5 1 , 2 3 , 5 3 , 1 5 , 4 2 , 1 4 , 4 1 , 1 3 , 4 3 , 4 xK u xK u xK u xK u xK u xK u O       Operator konvolusi biasanya menggunakan tanda . Secara matematika proses konvolusi UK dapat dinyatakan sebagai berikut. , 1 , 1 , 1 1 l k K l j k i U j i O m k n l         Dengan i = 1...M – m + 1 dan j = 1...N – n + 1. M dan N menyatakan ukuran baris dan kolom dari citra input, sedangkan m dan n menyatakan ukuran baris dan kolom dari kernel. Ukuran citra hasil proses konvolusi di atas adalah M – m + 1 baris dan N – n + 1 kolom, yang berarti ukuran citra hasil proses konvolusi lebih kecil dari ukuran citra awal. Berubahnya ukuran citra hasil ini dapat dijelaskan dengan contoh berikut.         7 7 2 3 7 7 4 2 6 7 5 2 4 4 1 1 1 3 3 3 1 2 3 4 4 1 1 4 3 3 1 1 1 1   Dengan  menyatakan bukan nilai. Nilai 5 pada konvolusi diatas diperoleh dari: 1 x 1 + 0 x 3 + 0 x 1 + 1 x 4 = 5 Tanda  pada hasil keluaran di atas dinyatakan sebagai bukan nilai karena untuk melakukan proses konvolusi pada pixel tersebut, sebagian kernel berada di luar batas ukuran citra sementara tidak ada nilai pixel di luar batas ukuran citra. Hal ini dapat dijelaskan karena proses konvolusi di luar batas ukuran citra tetap dilakukan dengan menambahkan sembarang nilai pixel untuk pixel di luar batas yang umumnya digunakan atau ditambahkan nilai 0 zero padding. Dengan cara tersebut proses konvolusi tetap dapat dilakukan. Namun demikian, nilai pixel hasil konvolusi di luar batas ukuran citra tidak menunjukkan nilai pixel yang sebenarnya. Putra, 2010: 139

G. Kernel Konvolusi  Smoothing Kernel

Smoothing kernel merupakan kernel yang digunakan untuk menghaluskan sebuah citra, kernel ini berkaitan dengan penapis lolos rendah low-pass filter. Tapis low-pass bertujuan untuk mempertahankan komponen berfrekuensi rendah perubahan nilai pixel yang bertahap dan mengurangi komponen yang berfrekuensi tinggi perubahan nilai pixel secara mendadak pada citra.           1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1           1 3 1 3 16 3 1 3 1 8 1 a b Gambar 3 Tapis Low-Pass Faktor dan pada tapis di atas adalah untuk menjamin agar nilai pixel baru tidak berada di luar batas nilai grayscale intensitas. Gambar 3 a adalah tapis mean, pembentukan tapisnya menggunakan aturan bobot semua koefisiennya sama. 5 NUR ULFAH SAM - 105091002847 Sedangkan pada Gambar 3 b, pembentukan tapisnya menggunakan aturan nilai bobot pixel pusat sama hampir sama dengan jumlah semua bobot nilai pixel tetangga.  Sharpening Kernel Penajaman sharpening pada sebuah citra bertujuan untuk mempertajam kualitas sebuah citra. Kernel sharpening itu sendiri juga berkaitan dengan tapis high-pass filter yang merupakan kebalikan dari tapis low- pass yaitu untuk mempertahankan mempertajam komponen frekuensi tinggi dan menghilangkan mengurangi komponen frekuensi rendah.                   1 1 1 1 8 1 1 1 1 9 1               1 1 4 1 1 Gambar 4 Tapis High-Pass 3 x 3  Laplacian Kernel Adalah operator urutan kedua atau turunan kedua dari metode perbaikan kualitas citra, operator ini sangat baik sekali digunakan untuk menemukan bagian yang detail dari sebuah image. Gambar 5 Contoh Filter Laplacian

3. METODOLOGI PENELITIAN

Pada tahap ini peneliti akan menggunakan metodologi pengembangan multimedia menurut Vaughan 2004 dalam Binanto, 2010: 264. Dimana pada prosesnya terdiri dari 4 tahapan dasar dalam suatu proyek multimedia, yaitu:

1. Perencanaan dan Pembiayaan

Pada tahap ini peneliti melakukan proses identifikasi kebutuhan dan tujuan, kemampuan multimedia yang dibutuhkan. Selain itu, proses perhitungan waktu dan biaya yang dibutuhkan untuk mengerjakan seluruh elemen juga akan dilakukan pada tahap ini.

2. Desain dan Produksi

Pada tahap desain dan produksi dari Aplikasi Pembelajaran Materi Pengolahan Citra dengan Menggunakan Teknik Konvolusi ini peneliti melakukan pembuatan desain storyboard, struktur navigasi, desain bagan alir flowchart view, perancangan diagram transisi state transition diagram dan perancangan antar muka user interface.

3. Pengujian

Pada tahap pengujian ini peneliti melakukan pengujian dengan alpha dan beta testing. Pengujian yang pertama dilakukan dengan alpha testing yang terdiri dari: 1. Pengujian aplikasi secara mandiri pada komputer pribadi 2. Pengujian aplikasi pada 4 PC yang berbeda dan 3. Pengujian aplikasi dari sisi pembelajaran teknik konvolusi Sedangkan pada beta testing aplikasi akan diuji berdasarkan: 1. Running program dari sisi end user mahasiswa 2. Pengujian dari sisi pembelajaran teknik konvolusi dan 3. Kesesuaian dengan syarat interaktif multimedia.

4. Pengiriman

Aplikasi yang telah jadi dikemas dalam bentuk CD interaktif pembelajaran dan akan didistribusikan kepada pengguna akhir. 6 NUR ULFAH SAM - 105091002847

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Membuat halaman menu home

Halaman menu home yang berisi 3 menu pilihan yaitu kuliah, konvolusi dan quiz. Gambar 6 Pembuatan Halaman Menu Home  Pada link menu konvolusi halaman dibuat dengan satu tampilan layar dengan 3 link akses animasi teknik konvolusi yaitu: animasi filter konvolusi, simulasi pengolahan citra dan tutorial matlab dan pengolahan citra. Dengan menggunakan bantuan actionscript animasi dibuat dengan movie flash terpisah yang ditempatkan berada satu path dengan modul utamanya, sehingga pemanggilan dengan fungsi script lebih memperkecil ukuran file dari flash movie tersebut.  Menu filter konvolusi dibuat berdasarkan teori dari teknik konvolusi pada pengolahan citra. Animasi kernel konvolusi yang dibuat merupakan teknik visual yang menggambarkan perbaikan kualitas suatu citra dengan mengalikan dan menjumlahkan matriks citra dengan kernel filter konvolusinya.  Gambar 7 ini merupakan salah satu contoh dari filter kernel yang digunakan dalam teknik konvolusi. Contoh adalah kernel smoothing dimana contoh mask nya berukuran 3x3. Dengan menempatkan kotak kernel pada area citra yang akan dikonvolusi ditunjukkan pada animasi digital image with kernel overlay, selanjutnya mengalikan setiap elemen matriks cirta dengan kernel konvolusinya. Contoh perhitungan teknik konvolusinya ditunjukkan seperti berikut ini. 1x25 + 1x36 + 1x21 + 1x22 + 1x50 + 1x90 + 1x83 + 1x82 + 1x8 = 417 Nilai 417 menunjukkan representasi warna matrik yang menyusun citra dari hasil proses konvolusi tadi. Setelah perhitungan dilakukan nilai pixel yang baru ditempatkan pada kolom store output values sebagai tempat penyimpanan nilai sementara, kemudian bilangan-bilangan tadi dijumlah pada kolom sum of product setelah itu tahap terakhir adalah mengisi nilai output values yang baru yang menggambarkan nilai pixel setelah dilakukan operasi konvolusi dengan kernel yang digunakan tadi. Gambar 7 Pembuatan Halaman Menu Filter Konvolusi  Selanjutnya adalah proses pembuatan halaman quiz, halaman quiz ini terdiri dari 3 menu soal yaitu, menu test quiz, latihan dan mid test quiz. Pada menu test materi soal dibuat dengan script xml sehingga dapat diedit jika diperlukan. Menu quiz ini diperlukan sebagai bahan evaluasi proses pembelajaran dalam aplikasi.

Dokumen yang terkait

Pengembangan aplikasi perpustakaan fakultas sains dan teknologi berbasis online : studi kasu perpustakaa fakultas sains dan teknologi universitas islam negeri syarif hidayatullah jakarta

2 8 204

Pembuatan aplikasi digital library (studi kasus perpustakaan sains dan teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta)

1 4 154

Ketersediaan koleksi Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam bidang sains dan teknologi : analisis sitiran terhadap skripsi Program Sarjana (S1) Fakultas Sains Dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2006/2007

1 9 74

Korelasi kemampuan akademik mahasiswa terhadap penyelesaian studi di program studi pendidikan fisika

0 6 65

Perancangan sistem pembuatan surat keterangan mahasiswa berbasis web pada Fakultas Sains Dan Teknologi Prodi Teknik Informatika Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

0 6 155

Pengembangan aplikasi pengajian dosen pada fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

1 9 221

Perilaku pencarian informasi dosen jurusuan komunikasi fakultas ilmu dakwah ilmu komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam memenuhi kebutuhan berdakwah

0 12 0

Pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap prokrastinasi akademik mahasiswa psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

0 21 0

Rancang bangun sistem arsip akreditasi (studi kasus : fakultas sains dan teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

1 4 9

Materi Sub Materi Indikator

0 0 7