Tujuan Pengolahan Citra Citra Digital

yang baru dapat diinterpretasikan dan nilai tambah informasi citra tersebut juga dapat tersampaikan dengan baik. Agar citra yang mengalami gangguan mudah diinterpretasi baik oleh manusia maupun mesin, maka citra tersebut perlu dimanipulasi menjadi citra lain yang kualitasnya lebih baik. Munir, 2004: 3 Umumnya, operasi-operasi pada pengolahan citra diterapkan pada citra bila: 1. Perbaikan atau memodifkasi citra perlu dilakukan untuk meningkatkan kualitas penampakan atau untuk menonjolkan beberapa aspek informasi yang terkandung di dalam citra, 2. Elemen di dalam citra perlu dikelompokan, dicocokkan atau diukur, 3. Sebagian citra perlu digabung dengan bagian citra yang lain.

2.14.3 Tujuan Pengolahan Citra

Pengolahan citra bertujuan memperbaiki kualitas citra agar mudah diinterpretasi oleh manusia atau mesin dalam hal ini komputer. Teknik-teknik pengolahan citra mentransformasikan citra menjadi citra yang lain. Jadi, masukannya adalah citra dan keluarannya juga citra, namun citra keluaran mempunyai kualitas lebih baik daripada citra masukan.

2.14.4 Citra Digital

Citra terbagi dua macam yaitu citra kontinyu dan citra diskrit. Citra kontinyu dihasilkan dari sistem optik yang menerima sinyal analog, misalnya mata manusia dan kamera analog. Citra diskrit dihasilkan melalui proses digitalisasi terhadap citra kontinyu, citra diskrit disebut juga citra digital. Agar dapat diolah dengan komputer digital, maka suatu citra harus direpresentasikan secara numerik dengan nilai-nilai diskrit. Representasi citra dari fungsi malar kontinyu menjadi nilai-nilai diskrit disebut digitalisasi. Citra yang dihasilkan inilah yang disebut citra digital digital image. Pada umumnya citra digital berbentuk empat persegi panjang dan dimensi ukurannya dinyatakan sebagai tinggi x lebar lebar x panjang. Munir, 2004: 18

2.14.4.1 Representasi Citra Digital

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, citra merupakan sebuah fungsi dari intensitas cahaya pada bidang 2 dimensi dwimatra. Secara matematis fungsi intensitas cahaya disimbolkan dengan fx, dengan x,y adalah koordinat pada bidang 2 dimensi. fx,y adalah intensitas cahaya pada titik koordinat x,y. Gambar 2.26 Karena komputer hanya dapat mengolah isyarat digital, maka citra harus mempunyai format tertentu yang mampu merepresentasikan objek pencitraan dalam bentuk bilangan biner. Citra digital direpresentasikan sebagai matriks berukuran N x M dalam bentuk: Gambar 2.27 fx,y fx,y Gambar 2.26 Representasi Citra Digital Pada umumnya citra digital berbentuk empat persegi panjang dan dimensi ukurannya dinyatakan sebagai tinggi x lebar lebar x panjang. Citra digital yang berukuran N x M lazim dinyatakan dengan matriks yang berukuran N baris dan M kolom. Masing-masing elemen pada citra digital berarti elemen matriks disebut image element, picture element atau pixel atau pel. Jadi, citra yang berukuran NxM mempunyai NM buah pixel. Munir, 2004: 19

2.14.4.2 Format Citra Bitmap

Menurut Munir 2004: 38, citra disimpan di dalam berkas file dengan format tertentu. Citra digital dalam format bitmap BMP ada 3 macam yaitu: 1. Citra biner monokrom Pada citra biner binary image, setiap titik bernilai 0 yang dinyatakan dengan hitam atau 1 yang dinyatakan dengan putih. Setiap titik pada citra biner membutuhkan 1 bit, yang berarti 1 byte dapat menampung 8 titik. Gambar 2.28 merupakan contoh citra biner berukuran 9 x 7 pixel dan representasinya dalam data digital.              , 2 , 1 , , 2 2 , 2 1 , 2 , 1 2 , 1 1 , 1 M N i N i N i M i i i M i i i i Gambar 2.27 Representasi Matriks pada Citra Digital Contoh dari penggunaan citra biner adalah pada citra hasil scan text buku, citra hasil deteksi tepi dan citra hasil threshold. 2. Citra aras keabuan grayscale Citra ini memberikan kemungkinan warna yang lebih banyak, karena ada nilai lain di antara 0 dan 1. Disebut aras keabuan karena ada warna abu- abu diantara warna minimum hitam dan warna maksimum putih. Gambar 2.29 3. Citra warna true color Citra berwarna color images dikenal dengan nama citra spektral, karena warna pada citra disusun oleh tiga komponen warna dasar yang disebut a b c Gambar 2.28 Citra Biner dengan Representasi bit 0 hitam dan 1 putih a dan Citra Asli dalam Bentuk Hitam Putih b Gambar 2.29 Contoh Citra Grayscale 8-bit komponen RGB, yaitu merah red, hijau green, biru blue, sehingga sering disebut dengan citra RGB. Setiap komponen warna pada citra true color mempunyai intensitas sendiri dengan nilai 0-255. Contoh warna kuning merupakan gabungan antara warna merah dan hijau sehingga nilai RGB nya adalah R = 255, G = 255 dan B = 0, jadi setiap pixel membutuhkan 3 byte. Gambar 2.30

2.14.4.3 Elemen-Elemen Citra Digital

Citra digital mengandung sejumlah elemen-elemen dasar. Elemen- elemen dasar tersebut dimanipulasi dalam pengolahan citra dan dieksploitasi lebih lanjut dalam computer vision. Elemen-elemen dasar yang penting di antaranya adalah: 1. Kecerahan brightness Kecerahan merupakan intensitas cahaya, kecerahan pada suatu titik pixel di dalam citra bukanlah intensitas yang riil, tetapi sebenarnya adalah intensitas rata-rata dari suatu area yang melingkupinya. Sistem visual manusia mampu menyesuaikan tingkat kecerahan dari yang paling rendah sampai yang paling tinggi. Gambar 2.30 Citra Warna Asli true color 2. Kontras contrast Kontras menyatakan sebaran terang lightness dan gelap darkness di dalam sebuah citra. Citra dengan kontras rendah dicirikan oleh sebagian besar komposisi citranya adalah gelap atau sebagian besar terang. Pada citra dengan kontras yang baik, komposisi gelap dan terang tersebar secara merata. 3. Kontur contour Kontur adalah keadaan yang ditimbulkan oleh perubahan intensitas pada pixel-pixel yang bertetangga. Karena adanya perubahan intensitas inilah mata seseorang mampu mendeteksi tepi-tepi edge objek di dalam citra. 4. Warna color Warna adalah persepsi yang dirasakan oleh sistem visual manusia terhadap panjang gelombang cahaya yang dipantulkan oleh objek. Setiap warna mempunyai panjang gelombang yang berbeda. Warna merah mempunyai panjang gelombang paling tinggi, sedangkan warna ungu mempunyai panjang gelombang paling rendah. 5. Bentuk shape Bentuk adalah properti intrinsik dari objek 3 dimensi. Citra yang dibentuk merupakan citra 2 dimensi, sedangkan objeknya adalah 3 dimensi. 6. Tekstur texture Tekstur dicirikan sebagai distribusi spasial dari derajat keabuan di dalam sekumpulan pixel-pixel yang bertetangga. Tekstur tidak dapat didefinisikan untuk sebuah pixel. Munir, 2004: 25

2.14.5 Operasi Pengolahan Citra Digital

Dokumen yang terkait

Pengembangan aplikasi perpustakaan fakultas sains dan teknologi berbasis online : studi kasu perpustakaa fakultas sains dan teknologi universitas islam negeri syarif hidayatullah jakarta

2 8 204

Pembuatan aplikasi digital library (studi kasus perpustakaan sains dan teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta)

1 4 154

Ketersediaan koleksi Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam bidang sains dan teknologi : analisis sitiran terhadap skripsi Program Sarjana (S1) Fakultas Sains Dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2006/2007

1 9 74

Korelasi kemampuan akademik mahasiswa terhadap penyelesaian studi di program studi pendidikan fisika

0 6 65

Perancangan sistem pembuatan surat keterangan mahasiswa berbasis web pada Fakultas Sains Dan Teknologi Prodi Teknik Informatika Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

0 6 155

Pengembangan aplikasi pengajian dosen pada fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

1 9 221

Perilaku pencarian informasi dosen jurusuan komunikasi fakultas ilmu dakwah ilmu komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam memenuhi kebutuhan berdakwah

0 12 0

Pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap prokrastinasi akademik mahasiswa psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

0 21 0

Rancang bangun sistem arsip akreditasi (studi kasus : fakultas sains dan teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

1 4 9

Materi Sub Materi Indikator

0 0 7