Studi Kelayakan Usaha Pupuk Organik Cair (Kasus PT Mulyo Tani Salatiga-Jawa Tengah)

(1)

STUDI KELAYAKAN USAHA PUPUK ORGANIK CAIR

(KASUS PT MULYO TANI SALATIGA-JAWA TENGAH)

Oleh:

Windi Widiastuti

H24104093

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2008


(2)

ABSTRAK

Windi Widiastuti. H24104093. Studi Kelayakan Usaha Pupuk Organik Cair (Studi Kasus PT Mulyo Tani di Salatiga). Di bawah bimbingan Abdul Kohar Irwanto.

Negara Indonesia terkenal dengan sebutannya sebagai negara agraris. Hal ini ditunjukkan dengan besarnya luas lahan yang digunakan untuk pertanian yaitu sebesar 71,33% atau 52,36 juta hektar (BPS 2005-2006). Sektor pertanian mempunyai peran langsung dan tidak langsung dalam perekonomian negara Indonesia. Peran langsung sektor pertanian adalah melalui pembentukan PDB, penyediaan sumber devisa melalui ekspor, penyediaan pangan dan bahan baku industri, pengentasan kemiskinan, penyediaan lapangan kerja dan perbaikan pendapatan masyarakat. Sekitar 40-50 persen tenaga kerja Indonesia memiliki mata pencaharian di sektor pertanian (BPS, 2006). Kemampuan sektor pertanian dalam mendukung perekonomian negara tidak terlepas dari hasil produktivitasnya. Produktivitas dapat ditingkatkan dengan cara menambahkan suatu input yang sering disebut dengan pupuk. Pupuk yang sering digunakan oleh petani adalah pupuk kimia yaitu urea, NPK, ZA, dan SP-36. Pupuk kimia ini memang terbukti meningkatkan produktivitas pertanian.

Meskipun memberikan peningkatan pada produktivitas pertanian, namun pemakaian pupuk kimia memberikan dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. Selain itu harga pupuk kimia juga semakin mahal dan sering terjadi kelangkaan pupuk kimia. Hal ini mendorong berdirinya PT Mulyo Tani untuk memproduksi pupuk organik. Pupuk organik ini bertujuan untuk mensubtitusi pemakaian pupuk kimia dan untuk mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan oleh pemakaian pupuk kimia secara berkelanjutan.

Dalam suatu usaha baik dalam skala kecil, sedang maupun besar, diperlukan suatu analisis kelayakan. Studi kelayakan usaha berguna untuk mengetahui gambaran perusahaan dimasa yang akan datang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan usaha produksi pupuk organik cair pada PT Mulyo Tani dari aspek pasar, aspek teknik, aspek manajemen, aspek sumber daya manusia, aspek dampak usaha dan aspek keuangan.

Metode yang digunakan adalah dengan menghitung jumlah NPV, IRR, Net B/C, PBP dan BEP. Proses penghitungan dilakukan dengan menggunakan model komputer studi kelayakan usaha dengan bantuan microsoft excel.

Dari hasil perhitungan, hasil yang diperoleh adalah NPV = Rp. 2.159.141, IRR = 14%, Net B/C = 3,12, BEP = 8,7 tahun, PBP = 1,2 tahun. Dari hasil perhitungan finansial tersebut maka PT Mulyo Tani layak untuk dijalankan.

Dari segi aspek pemasaran PT Mulyo Tani memiliki peluang di sektor perikanan dan pertanian dengan peluang pasar sebagai berikut:

1. Pertanian sawah di Salatiga membutuhkan pupuk organik sebanyak 210 liter per hektar sawah. Luas sawah di Salatiga adalah 790 Ha, sehingga total kebutuhan pupuk organik adalah 165.900 liter.

2. Perikanan di Salatiga membutuhkan pupuk organik sebesar 7.784 liter per tahun, peluang pasar yang terbesar terletak pada desa Sidorejo. Di desa ini ada 8200 m kolam perikanan dan membutuhkan pupuk organik terbanyak yaitu sebesar 5.904 liter.


(3)

PT Mulyo Tani tidak hanya memiliki segmen pasar untuk pertanian tetapi juga untuk perikanan.

Dari segi aspek teknik PT Mulyo Tani masih menggunakan alat dan mesin yang sangat sederhana. Kapasitas maksimal produksi adalah sebesar 210.000 liter pertahun. Kebutuhan bahan baku diperoleh dari pasar tradisional sekitar untuk bahan yang terdiri dari sayur, buah dan kacang-kacangan. Sedangkan bahan baku seperti sisa pencernaan hewan diperoleh dari rumah potong hewan. Jalur distribusi produk adalah dimulai dari pabrik yang kemudian dipasarkan oleh para distributor dan akan berakhir di petani melewati KUD atau kepala kelompok tani.

Dari aspek manajemen, PT Mulyo Tani dipimpin oleh seorang pemilikyang dibantu oleh seorang manajer dalam mengawasi kegiatan operasional setiap hari. Manajer membawahi tiga asisten manajer bidang pemasaran, produksi, dan administrasi. PT Mulyo Tani memiliki buruh harian sebanyak 12 orang, yang terdiri dari penyiapan bahan, pengolahan, pengemasan, pengepakan, dan pergudangan.

Dari segi sumber daya manusia, PT Mulyo Tani memiliki sistem kerja satu shift dengan lima hari kerja dalam satu minggu dan lama jam kerja setiap hari adalah tujuh jam, dimulai pada pukul 08.00-16.00. PT Mulyo Tani juga mengadakan pelatihan bagi karyawannya. Namun pelatihan yang diberikan terbatas pada beberapa bagian saja. Pelatihan hanya diberikan pada karyawan bagian pencampuran, fermentasi dan pengadukan. Hal ini dikarenakan pada bagian-bagian inilah yang akan menentukan kualitas produk, sehingga pada bagian ini diperlukan karyawan-karyawan yang terlatih.

Dari aspek lingkungan hidup, produksi pupuk organik cair ini tidak menimbulkan dampak berbahaya atau polusi dalam proses pengolahannya. Bahan-bahan yang dipakai semua bersifat alamiah yang kaya akan vitamin. Energi yang digunakan pun hanya energi listrik sehingga tidak menimbulkan asap yang akan menyebabkan polusi udara. Hasil residu yang diperoleh dari hasil penyaringan juga masih dapat digunakan sebagai pupuk organik padat. Sehingga secara keseluruhan tidak ada bahan yang terbuang atau tersisa dalam proses.


(4)

STUDI KELAYAKAN USAHA PUPUK ORGANIK CAIR

(KASUS PT MULYO TANI SALATIGA-JAWA TENGAH)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

Windi Widiastuti

H24104093

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2008

INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(5)

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

STUDI KELAYAKAN USAHA PUPUK ORGANIK CAIR (KASUS PT MULYO TANI DI SALATIGA-JAWA TENGAH)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh Windi Widiastuti

H24104093

Menyetujui, Juni 2008

Dr. Ir. Abdul Kohar Irwanto Msc. Dosen Pembimbing

Mengetahui,

Dr. Ir. Jono M. Munandar, MSc Ketua Departemen

Tanggal Ujian: 27 Mei 2008 Tanggal Lulus:


(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bogor 13 Februari 1986. penulis merupakan anak ketiga dari empat bersaudara dari pasangan Suwarno dan Dewi Ratna Ningsih.

Penulis memulai pendidikannya di SD Negeri Kedunghalang III pada tahun 1992. kemudian pada tahun 1998 penulis melanjutkan pendidikannya di SMP Negeri 5 Bogor. Pada tahun 2001 penulis melanjutkan ke SMA Negeri 2 Bogor lulus pada tahun 2004, dan pada tahun yang sama di terima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Ujian Seleksi Masuk Institut Pertanian Bogor (USMI).


(7)

KATA PENGANTAR

Segala puji senantiasa dipanjatkan Kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Kasih dan SayangNya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Penyusunan skripsi ini banyak dibantu oleh berbagai pihak baik secara moril maupun materil. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kedua orang tuaku tercinta, yang telah memberikan segalanya baik moril maupun materi. Terima kasih atas doa yang telah kalian berikan.

2. Nenekku tercinta atas segala doa dan restunya.

3. Kakak ku tercinta : Mbak Endi, Mbak Heni, A Yadi, A Ensa yang sudah memberikan motivasinya. Adikku tersayang Rini terima kasih atas dukungannya.

4. Keponakan ku tercinta: Bagus Arya Wiratanu dan Kireina Zahra Yasmaini. 5. Paklik dan Bulik tercinta ( Paklik Sikom dan Bulik Pani, Paklik Karli dan

Bulik Kun, Paklik Dori dan Bulik Sri).

6. Terima kasih untuk keluarga Besar Desa Ngaglik yang sudah memberikan doa dan restunya pada penulis.

7. Adik-adik Sepupuku Tersayang: Ferli, Via, Dendra, Wulan, Dani, dan Sugeng. 8. Bapak Dr. Ir. Abdul Kohar Irwanto MSc. Sebagai dosen pembimbing yang

telah sabar membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Bapak Ir. Budi Purwanto ME yang telah bersedia menguji dan memberikan banyak masukan kepada penulis.

10.Ibu Farida Ratnadewi SE. MM. yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk menguji penulis.

11. Bapak Eko Rudi Cahyadi, S.Hut, MM, yang telah bersedia menjadi moderator pada ujian seminar penulis.

12. Bapak Mulyadi SE. selaku pemilik PT Mulyo Tani yang telah bersedia menjadi tempat penelitian penulis.


(8)

13.Staff dan karyawan PT Mulyo Tani.

14.Terima kasih untuk Kelompok Tani Desa Candi Sari yang telah banyak membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

15.Seluruh staff pengajar dan karyawan di Departemen Manajemen.

16.Teman-teman di Departemen Manajemen angkatan 41 ( khusus untuk Bilqis, Ayu, Gita, Annisa, Fifi, Iqoh).

17.Terima kasih untuk teman satu bimbingan (Rika, Erna, Gitri, Dini, Angga dan Dase)

18. Terima kasih untuk Adit teman baikku, atas bantuannya selama ini, atas dukungannya, masukannya, motivasinya, yang selalu ada baik senang ataupun susah. Dan untuk mas Yudha atas bantuannya selama penulis melaksanakan penelitian.

19.Adik-adik angkatan yang telah hadir pada seminar penulis.

20.Semua pihak yang telah membantu dan mendoakan serta memberikan restunya pada penulis dalam penyelesaian skripsi ini, yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu.

Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Bogor, Juni 2008

Penulis


(9)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK

RIWAYAT HIDUP………... iii

KATA PENGANTAR………. ……… iv

DAFTAR ISI………. v

TABEL………. …………. ... vii

DAFTAR GAMBAR……….………... viii

DAFTAR LAMPIRAN………... ix

I. PENDAHULUAN………...………... 1

1.1. Latar Belakang……….……….. 1

1.2. Rumusan Masalah……….. 3

1.3. Tujuan Penelitian………... 3

1.4. Manfaat penelitian………... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA………... 5

2.1. Pengertian Pertanian Organik………... 5

2.1.1. Lembaga Sertifikasi... 5

2.1.2. Prinsip Pertanian Organik... 6

2.1.3. Unsur Pertanian Organik... 6

2.2. Pengertian Pupuk ………... 6

2.3. Pengertian Organik...……… 9

2.4. Peranan Bahan Organik Bagi Tanah ………... 9

2.5. Pengaruh Bahan Organik Pada Sifat Fisika Tanah………... 10

2.6. Pengaruh Bahan Organik Pada Sifat Kimia Tanah……….. 10

2.7. Macam-macam Bahan Organik……… 11

2.7.1. Pupuk Padat………... 11

2.7.2. Pupuk Cair………. 14

2.8. Kriteria Pupuk Organik……… 15

2.9. Kelebihan Pupuk Organik………... 15

III. Metode Penelitian……….... 16

3.1. Kerangka Penelitian……….... 16

3.2. Metode Penelitian……….…………... 16

3.2.1. Lokasi dan Waktu Penelitian... 16

3.2.2. Jenis dan Sumber Data... 16

3.2.3. Penelitian Terdahulu... 18

3.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data……… 19

3.4. Asumsi-Asumsi………... 21

3.5. Aspek Non Finansial... 22

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN………. 29

4.1. Gambaran Umum Daerah Penelitian………... 29

4.1.1. Gambaran Umum Jawa Tengah... 29


(10)

4.1.2. Gambaran Umum Kota Salatiga... 30

4.1.3. Gambaran Umum PT Mulyo Tani... 31

4.2. Aspek Pasar dan Pemasaran………... 33

4.2.1. Bentuk Pasar……….. 33

4.2.2. Proyeksi Pasar……… 33

4.2.3. Ekspor dan Impor Pupuk Lanjutan………..……….. 34

4.2.4. Segmentasi, Target, dan Posisi………...… 36

4.2.5. Bauran Pemasaran………... 38

4.3. Aspek Teknik dan Teknologi……….. 43

4.3.1. Pemilihan dan Perencanaan Produk……….. 43

4.3.2. Rencana Aliran Bahan Baku………. 43

4.3.3. Tahap Proses Produksi………...………... 44

4.3.4. Pemilihan Teknologi………. 44

4.3.5. Perencanaan Tata Letak……… 44

4.3.6. Perencanaan Kapasitas……….. 45

4.4. Aspek Manajemen………. 46

4.4.1. Struktur Organisasi……… 46

4.4.2. Deskripsi Pekerjaan……….. 48

4.5. Aspek Sumber Daya Manusia………. 49

4.6. Aspek Dampak Usaha………... 51

4.7. Aspek Keuangan………... 52

4.7.1. Kebutuhan Modal dan Identifikasi Biaya... 52

4.7.2. Arus Biaya... 52

4.7.3. Kriteria Kelayakan Keuangan... 54

4.7.4. Rekapitulasi Aspek Keuangan... 56

4.8. Analisis Kepekaan... 56

4.8.1. Perubahan Pada Harga Bahan Baku... 56

4.8.2. Peningkatan Biaya Tenaga Kerja... 57

4.8.3. Peningkatan Harga Bahan Bakar Minyak... 58

4.8.4. Peningkatan Kapasitas Produksi... 58

4.8.5. Penambahan Tenaga Kerja Pemasaran... 59

4.8.6. Penambahan Mesin Pendingin... 60

4.8.7. Rekapitulasi Aspek Finansial dan Analisa Kepekaan... 60

KESIMPULAN DAN SARAN……….………. 63

1. Kesimpulan……….... 63

2. Saran………... 63

DAFTAR PUSTAKA………... 64

LAMPIRAN………... 65


(11)

STUDI KELAYAKAN USAHA PUPUK ORGANIK CAIR

(KASUS PT MULYO TANI SALATIGA-JAWA TENGAH)

Oleh:

Windi Widiastuti

H24104093

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2008


(12)

ABSTRAK

Windi Widiastuti. H24104093. Studi Kelayakan Usaha Pupuk Organik Cair (Studi Kasus PT Mulyo Tani di Salatiga). Di bawah bimbingan Abdul Kohar Irwanto.

Negara Indonesia terkenal dengan sebutannya sebagai negara agraris. Hal ini ditunjukkan dengan besarnya luas lahan yang digunakan untuk pertanian yaitu sebesar 71,33% atau 52,36 juta hektar (BPS 2005-2006). Sektor pertanian mempunyai peran langsung dan tidak langsung dalam perekonomian negara Indonesia. Peran langsung sektor pertanian adalah melalui pembentukan PDB, penyediaan sumber devisa melalui ekspor, penyediaan pangan dan bahan baku industri, pengentasan kemiskinan, penyediaan lapangan kerja dan perbaikan pendapatan masyarakat. Sekitar 40-50 persen tenaga kerja Indonesia memiliki mata pencaharian di sektor pertanian (BPS, 2006). Kemampuan sektor pertanian dalam mendukung perekonomian negara tidak terlepas dari hasil produktivitasnya. Produktivitas dapat ditingkatkan dengan cara menambahkan suatu input yang sering disebut dengan pupuk. Pupuk yang sering digunakan oleh petani adalah pupuk kimia yaitu urea, NPK, ZA, dan SP-36. Pupuk kimia ini memang terbukti meningkatkan produktivitas pertanian.

Meskipun memberikan peningkatan pada produktivitas pertanian, namun pemakaian pupuk kimia memberikan dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. Selain itu harga pupuk kimia juga semakin mahal dan sering terjadi kelangkaan pupuk kimia. Hal ini mendorong berdirinya PT Mulyo Tani untuk memproduksi pupuk organik. Pupuk organik ini bertujuan untuk mensubtitusi pemakaian pupuk kimia dan untuk mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan oleh pemakaian pupuk kimia secara berkelanjutan.

Dalam suatu usaha baik dalam skala kecil, sedang maupun besar, diperlukan suatu analisis kelayakan. Studi kelayakan usaha berguna untuk mengetahui gambaran perusahaan dimasa yang akan datang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan usaha produksi pupuk organik cair pada PT Mulyo Tani dari aspek pasar, aspek teknik, aspek manajemen, aspek sumber daya manusia, aspek dampak usaha dan aspek keuangan.

Metode yang digunakan adalah dengan menghitung jumlah NPV, IRR, Net B/C, PBP dan BEP. Proses penghitungan dilakukan dengan menggunakan model komputer studi kelayakan usaha dengan bantuan microsoft excel.

Dari hasil perhitungan, hasil yang diperoleh adalah NPV = Rp. 2.159.141, IRR = 14%, Net B/C = 3,12, BEP = 8,7 tahun, PBP = 1,2 tahun. Dari hasil perhitungan finansial tersebut maka PT Mulyo Tani layak untuk dijalankan.

Dari segi aspek pemasaran PT Mulyo Tani memiliki peluang di sektor perikanan dan pertanian dengan peluang pasar sebagai berikut:

1. Pertanian sawah di Salatiga membutuhkan pupuk organik sebanyak 210 liter per hektar sawah. Luas sawah di Salatiga adalah 790 Ha, sehingga total kebutuhan pupuk organik adalah 165.900 liter.

2. Perikanan di Salatiga membutuhkan pupuk organik sebesar 7.784 liter per tahun, peluang pasar yang terbesar terletak pada desa Sidorejo. Di desa ini ada 8200 m kolam perikanan dan membutuhkan pupuk organik terbanyak yaitu sebesar 5.904 liter.


(13)

PT Mulyo Tani tidak hanya memiliki segmen pasar untuk pertanian tetapi juga untuk perikanan.

Dari segi aspek teknik PT Mulyo Tani masih menggunakan alat dan mesin yang sangat sederhana. Kapasitas maksimal produksi adalah sebesar 210.000 liter pertahun. Kebutuhan bahan baku diperoleh dari pasar tradisional sekitar untuk bahan yang terdiri dari sayur, buah dan kacang-kacangan. Sedangkan bahan baku seperti sisa pencernaan hewan diperoleh dari rumah potong hewan. Jalur distribusi produk adalah dimulai dari pabrik yang kemudian dipasarkan oleh para distributor dan akan berakhir di petani melewati KUD atau kepala kelompok tani.

Dari aspek manajemen, PT Mulyo Tani dipimpin oleh seorang pemilikyang dibantu oleh seorang manajer dalam mengawasi kegiatan operasional setiap hari. Manajer membawahi tiga asisten manajer bidang pemasaran, produksi, dan administrasi. PT Mulyo Tani memiliki buruh harian sebanyak 12 orang, yang terdiri dari penyiapan bahan, pengolahan, pengemasan, pengepakan, dan pergudangan.

Dari segi sumber daya manusia, PT Mulyo Tani memiliki sistem kerja satu shift dengan lima hari kerja dalam satu minggu dan lama jam kerja setiap hari adalah tujuh jam, dimulai pada pukul 08.00-16.00. PT Mulyo Tani juga mengadakan pelatihan bagi karyawannya. Namun pelatihan yang diberikan terbatas pada beberapa bagian saja. Pelatihan hanya diberikan pada karyawan bagian pencampuran, fermentasi dan pengadukan. Hal ini dikarenakan pada bagian-bagian inilah yang akan menentukan kualitas produk, sehingga pada bagian ini diperlukan karyawan-karyawan yang terlatih.

Dari aspek lingkungan hidup, produksi pupuk organik cair ini tidak menimbulkan dampak berbahaya atau polusi dalam proses pengolahannya. Bahan-bahan yang dipakai semua bersifat alamiah yang kaya akan vitamin. Energi yang digunakan pun hanya energi listrik sehingga tidak menimbulkan asap yang akan menyebabkan polusi udara. Hasil residu yang diperoleh dari hasil penyaringan juga masih dapat digunakan sebagai pupuk organik padat. Sehingga secara keseluruhan tidak ada bahan yang terbuang atau tersisa dalam proses.


(14)

STUDI KELAYAKAN USAHA PUPUK ORGANIK CAIR

(KASUS PT MULYO TANI SALATIGA-JAWA TENGAH)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

Windi Widiastuti

H24104093

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2008

INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(15)

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

STUDI KELAYAKAN USAHA PUPUK ORGANIK CAIR (KASUS PT MULYO TANI DI SALATIGA-JAWA TENGAH)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh Windi Widiastuti

H24104093

Menyetujui, Juni 2008

Dr. Ir. Abdul Kohar Irwanto Msc. Dosen Pembimbing

Mengetahui,

Dr. Ir. Jono M. Munandar, MSc Ketua Departemen

Tanggal Ujian: 27 Mei 2008 Tanggal Lulus:


(16)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bogor 13 Februari 1986. penulis merupakan anak ketiga dari empat bersaudara dari pasangan Suwarno dan Dewi Ratna Ningsih.

Penulis memulai pendidikannya di SD Negeri Kedunghalang III pada tahun 1992. kemudian pada tahun 1998 penulis melanjutkan pendidikannya di SMP Negeri 5 Bogor. Pada tahun 2001 penulis melanjutkan ke SMA Negeri 2 Bogor lulus pada tahun 2004, dan pada tahun yang sama di terima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Ujian Seleksi Masuk Institut Pertanian Bogor (USMI).


(17)

KATA PENGANTAR

Segala puji senantiasa dipanjatkan Kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Kasih dan SayangNya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Penyusunan skripsi ini banyak dibantu oleh berbagai pihak baik secara moril maupun materil. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kedua orang tuaku tercinta, yang telah memberikan segalanya baik moril maupun materi. Terima kasih atas doa yang telah kalian berikan.

2. Nenekku tercinta atas segala doa dan restunya.

3. Kakak ku tercinta : Mbak Endi, Mbak Heni, A Yadi, A Ensa yang sudah memberikan motivasinya. Adikku tersayang Rini terima kasih atas dukungannya.

4. Keponakan ku tercinta: Bagus Arya Wiratanu dan Kireina Zahra Yasmaini. 5. Paklik dan Bulik tercinta ( Paklik Sikom dan Bulik Pani, Paklik Karli dan

Bulik Kun, Paklik Dori dan Bulik Sri).

6. Terima kasih untuk keluarga Besar Desa Ngaglik yang sudah memberikan doa dan restunya pada penulis.

7. Adik-adik Sepupuku Tersayang: Ferli, Via, Dendra, Wulan, Dani, dan Sugeng. 8. Bapak Dr. Ir. Abdul Kohar Irwanto MSc. Sebagai dosen pembimbing yang

telah sabar membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Bapak Ir. Budi Purwanto ME yang telah bersedia menguji dan memberikan banyak masukan kepada penulis.

10.Ibu Farida Ratnadewi SE. MM. yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk menguji penulis.

11. Bapak Eko Rudi Cahyadi, S.Hut, MM, yang telah bersedia menjadi moderator pada ujian seminar penulis.

12. Bapak Mulyadi SE. selaku pemilik PT Mulyo Tani yang telah bersedia menjadi tempat penelitian penulis.


(18)

13.Staff dan karyawan PT Mulyo Tani.

14.Terima kasih untuk Kelompok Tani Desa Candi Sari yang telah banyak membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

15.Seluruh staff pengajar dan karyawan di Departemen Manajemen.

16.Teman-teman di Departemen Manajemen angkatan 41 ( khusus untuk Bilqis, Ayu, Gita, Annisa, Fifi, Iqoh).

17.Terima kasih untuk teman satu bimbingan (Rika, Erna, Gitri, Dini, Angga dan Dase)

18. Terima kasih untuk Adit teman baikku, atas bantuannya selama ini, atas dukungannya, masukannya, motivasinya, yang selalu ada baik senang ataupun susah. Dan untuk mas Yudha atas bantuannya selama penulis melaksanakan penelitian.

19.Adik-adik angkatan yang telah hadir pada seminar penulis.

20.Semua pihak yang telah membantu dan mendoakan serta memberikan restunya pada penulis dalam penyelesaian skripsi ini, yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu.

Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Bogor, Juni 2008

Penulis


(19)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK

RIWAYAT HIDUP………... iii

KATA PENGANTAR………. ……… iv

DAFTAR ISI………. v

TABEL………. …………. ... vii

DAFTAR GAMBAR……….………... viii

DAFTAR LAMPIRAN………... ix

I. PENDAHULUAN………...………... 1

1.1. Latar Belakang……….……….. 1

1.2. Rumusan Masalah……….. 3

1.3. Tujuan Penelitian………... 3

1.4. Manfaat penelitian………... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA………... 5

2.1. Pengertian Pertanian Organik………... 5

2.1.1. Lembaga Sertifikasi... 5

2.1.2. Prinsip Pertanian Organik... 6

2.1.3. Unsur Pertanian Organik... 6

2.2. Pengertian Pupuk ………... 6

2.3. Pengertian Organik...……… 9

2.4. Peranan Bahan Organik Bagi Tanah ………... 9

2.5. Pengaruh Bahan Organik Pada Sifat Fisika Tanah………... 10

2.6. Pengaruh Bahan Organik Pada Sifat Kimia Tanah……….. 10

2.7. Macam-macam Bahan Organik……… 11

2.7.1. Pupuk Padat………... 11

2.7.2. Pupuk Cair………. 14

2.8. Kriteria Pupuk Organik……… 15

2.9. Kelebihan Pupuk Organik………... 15

III. Metode Penelitian……….... 16

3.1. Kerangka Penelitian……….... 16

3.2. Metode Penelitian……….…………... 16

3.2.1. Lokasi dan Waktu Penelitian... 16

3.2.2. Jenis dan Sumber Data... 16

3.2.3. Penelitian Terdahulu... 18

3.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data……… 19

3.4. Asumsi-Asumsi………... 21

3.5. Aspek Non Finansial... 22

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN………. 29

4.1. Gambaran Umum Daerah Penelitian………... 29

4.1.1. Gambaran Umum Jawa Tengah... 29


(20)

4.1.2. Gambaran Umum Kota Salatiga... 30

4.1.3. Gambaran Umum PT Mulyo Tani... 31

4.2. Aspek Pasar dan Pemasaran………... 33

4.2.1. Bentuk Pasar……….. 33

4.2.2. Proyeksi Pasar……… 33

4.2.3. Ekspor dan Impor Pupuk Lanjutan………..……….. 34

4.2.4. Segmentasi, Target, dan Posisi………...… 36

4.2.5. Bauran Pemasaran………... 38

4.3. Aspek Teknik dan Teknologi……….. 43

4.3.1. Pemilihan dan Perencanaan Produk……….. 43

4.3.2. Rencana Aliran Bahan Baku………. 43

4.3.3. Tahap Proses Produksi………...………... 44

4.3.4. Pemilihan Teknologi………. 44

4.3.5. Perencanaan Tata Letak……… 44

4.3.6. Perencanaan Kapasitas……….. 45

4.4. Aspek Manajemen………. 46

4.4.1. Struktur Organisasi……… 46

4.4.2. Deskripsi Pekerjaan……….. 48

4.5. Aspek Sumber Daya Manusia………. 49

4.6. Aspek Dampak Usaha………... 51

4.7. Aspek Keuangan………... 52

4.7.1. Kebutuhan Modal dan Identifikasi Biaya... 52

4.7.2. Arus Biaya... 52

4.7.3. Kriteria Kelayakan Keuangan... 54

4.7.4. Rekapitulasi Aspek Keuangan... 56

4.8. Analisis Kepekaan... 56

4.8.1. Perubahan Pada Harga Bahan Baku... 56

4.8.2. Peningkatan Biaya Tenaga Kerja... 57

4.8.3. Peningkatan Harga Bahan Bakar Minyak... 58

4.8.4. Peningkatan Kapasitas Produksi... 58

4.8.5. Penambahan Tenaga Kerja Pemasaran... 59

4.8.6. Penambahan Mesin Pendingin... 60

4.8.7. Rekapitulasi Aspek Finansial dan Analisa Kepekaan... 60

KESIMPULAN DAN SARAN……….………. 63

1. Kesimpulan……….... 63

2. Saran………... 63

DAFTAR PUSTAKA………... 64

LAMPIRAN………... 65


(21)

DAFTAR TABEL

No Halaman

1. Luas Lahan Kritis di Pulau Jawa………....………….. 2

2. Sumber Penghasilan Penduduk Jawa Tengah………. 29

3. PDRB Kota Salatiga………....……… 31

4. Luas dan Kebutuhan Pupuk Organi Untuk Budi daya Ikan Tawar……. 34

5. Volume Ekspor Pupuk Organik……….. 35

6. Volume Impor Pupuk Organik………....……… 35

7. Daftar Perusahaan Pupuk Organik………....…... 37

8. Aplikasi Pupuk PT Mulyo Tani………....……... 39

9. Rincian Penggunaan Tanah………....……... 45

10.Deskripsi Pekerjaan………....………... 47

11.Spesifikasi Pekerjaan………..………. 50

12.Biaya Investasi………....……… 53

13.Biaya Bahan Baku………....……….. 53

14.Biaya Tenaga Kerja………....……… 54

15.Biaya Lain-lain………....……… 54

16.Rekapitulasi Skenario Dasar Aspek Finansial………. 56

17.Kepekaan Bahan Baku………....…………...56

18.Kepekaan Biaya Tenaga Kerja………...………... 57

19.Peningkatan Harga Bahan Bakar Minyak... 59

20.Kepekaan Kapasitas………....…………. 60

21.Penambahan Tenaga Pemasaran……….. 61

22.Penambahan Mesin Pendingin………. 61

23.Rekapitulasi Perbandingan Aspek Finansial dan Analisis Kepekaan…...61


(22)

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

1. Bagan Tahapan Penelitian Studi Kelayakan Usaha... 17 2. Alur Distribusi Produk...41


(23)

DAFTAR LAMPIRAN

No

Halaman

1. Struktur Organisasi……… 64 2. Tahapan Penghitungan Aspek Keuangan……….. 65

3. Proses Produksi………. 66

4. Daftar Pesaing... 67 5. Rencana Kebutuhan Fisik Usaha……….. 70 6. Daftar Indeks Harga……….. 71 7. Rencana Anggaran Biaya……….. 72 8. Perhitungan Biaya Penyusutan……….. 73 9. Perhitungan NPV Pada Kondisi Normal……… 74 10. Perhitungan IRR Pada Kondisi Normal……… 75 11. Perhitungan BEP dan PBP Pada Kondisi Normal………... 76 12. Perhitungan NPV Saat BBM Naik 30% ……….. 77 13. Perhitungan IRR Saat BBM Naik 30%……… 78 14. Perhitungan BEP dan PBP Saat BBM Naik 30%... 79 15. Perhitungan NPV Saat Biaya Tenaga Kerja Naik 15% ……….. 80 16. Perhitungan IRR Saat Biaya Tenaga Kerja Naik 15%... 81 17. Perhitungan BEP dan PBP Saat Biaya Tenaga Kerja Naik 15%... 82 18. Perhitungan NPV Saat Bahan Baku Naik 10% ………... 83 19. Perhitungan IRR Saat Bahan Baku Naik 10%... 84 20. Perhitungan BEP dan PBP Saat Bahan Baku Naik 10%... 85 21. Perhitungan NPV Saat Kapasitas Naik 10% ………... 86 22. Perhitungan IRR Saat Kapasitas Naik 10%... 87 23. Perhitungan BEP dan PBP Saat Kapasitas Naik 10%... 88 24. Perhitungan NPV Saat Tenaga Kerja Pemasaran Bertambah…….... 89 25. Perhitungan IRR Saat Tenaga Kerja Pemasar Bertambah... 90 26. Perhitungan BEP dan PBP Saat Tenaga Kerja Pemasar Bertambah... 91 27. Perhitungan NPV Saat Penambahan Mesin Pendingin……... 92 28. Perhitungan IRR Saat Penambahan Mesin Pendingin... 93


(24)

29. Perhitungan BEP dan PBP Saat Penambahan Mesin Pendingin... 94


(25)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Berdasarkan perhitungan Badan Pusat Statistik tahun 2006, bahwa luas lahan pertanian di Indonesia adalah sebesar 71,33 persen atau mencapai 52,36 juta hektar dari luas lahan di Indonesia, maka dari itu Indonesia terkenal dengan sebutan negara agraris. Sektor pertanian mempunyai peran langsung dan tidak langsung dalam perekonomian negara Indinesia. Peran langsung sektor pertanian adalah melalui pembentukan PDB, penyediaan sumber devisa melalui ekspor, penyediaan pangan dan bahan baku industri, pengentasan kemiskinan, penyediaan lapangan kerja dan perbaikan pendapatan masyarakat. Sekitar 40-50 persen tenaga kerja Indonesia memiliki mata pencaharian di sektor pertanian (BPS, 2006). Kemampuan sektor pertanian dalam mendukung perekonomian negara tidak terlepas dari hasil produktivitasnya. Produktivitas dapat ditingkatkan dengan cara menambahkan suatu input yang sering disebut dengan pupuk. Pupuk yang sering digunakan oleh petani adalah urea, NPK, ZA, dan SP-36. Dalam rangka memenuhi kebutuhan pupuk di dalam negeri, pemerintah telah membangun lima perusahaan pupuk kimia yaitu:

1. PT Pupuk Iskandar Muda di Nangroe Aceh Darusalam. 2. PT Pupuk Sriwijaya di Sumatera Selatan.

3. PT Pupuk Kujang di Jawa Barat.

4. PT Pupuk Petrokimia Gresik di Jawa Timur.

5. PT Pupuk Kalimantan Timur Tbk. di Kalimantan Timur.

Meskipun memberikan peningkatan pada produktivitas pertanian, namun pemakaian pupuk kimia ternyata memberikan dampak negatif terhadap lingkungan. Dampak pada lingkungan adalah tanah menjadi mampat, keras, pecah-pecah dan hilangnya keanekaragaman hayati tanah. Berikut adalah daftar lahan kritis berdasarkan provinsi dan tingkat kekritisan:


(26)

Tabel 1. Luas Lahan Kritis di Pulau Jawa Berdasarkan Provinsi dan tingkat Kekritisannya (Ha)

Provinsi Sangat Kritis Kritis Agak Kritis Jumlah

DKI Jakarta - - - -

Jawa Barat - - - -

Jawa Tengah 9.340 147.581 665.320 822.241

DI Yogyakarta 18.552 153.985 339.941 512.478

Jawa Timur 104.273 247.551 357.948 709.772

Banten - - - -

Sumber: Departemen Kehutanan, Statitik Kehutanan Indonesia 2005

Untuk mengatasi dampak negatif penggunaan pupuk kimia, maka pemerintah melakukan pengembangan pertanian organik dan menjadikan pertanian organik sebagai salah satu program kerja Departemen Pertanian pada tahun 2007. Program ini bertujuan memulihkan kesuburan tanah, meningkatkan produktivitas dan melestarikan lingkungan. Dengan adanya program tersebut maka para petani mulai melakukan pertanian semi organik, yaitu dengan menggunakan pupuk kimia yang dicampur pupuk organik. Pertanian organik mutlak memerlukan pupuk organik. Maka hal ini akan mengurangi konsumsi petani terhadap pupuk kimia dan pendapatan pada BUMN pupuk kimia akan berkurang. Oleh karena itu untuk mengantisipasi kerugian yang dialami oleh BUMN pupuk kimia tersebut, pemerintah mengeluarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 76/Permentan/O.T.140/12/2007 tertanggal 28 Desember 2007 empat BUMN pupuk yang ditugasi memproduksi pupuk organik yaitu PT Pupuk Petrokimia Gresik sebesar 300.000 ton, PT Pupuk Kalimantan Timur sebesar 25.000 ton, PT Pupuk Sriwijaya dan PT Pupuk Kujang sebesar 10.000 ton (ANTARA News) untuk menyediakan pupuk organik bagi masyarakat.

Hal ini tentu saja menjadi peluang besar bagi PT Mulyo Tani untuk melakukan usaha di bidang pupuk organik karena para petani akan mulai beralih ke pupuk organik sesuai program pemerintah. Pupuk yang diproduksi oleh perusahaan tersebut adalah pupuk organik cair. Pupuk ini bertujuan untuk mengurangi dampak negatif pupuk kimia, dengan cara mencampur penggunaan pupuk kimia dengan pupuk organik. Selain itu


(27)

usaha produksi pupuk organik tersebut juga adalah untuk mendukung program pemerintah Go Organik 2010 yaitu mencanangkan pertanian organik dengan menarik pupuk kimia dari pasar.

Dalam suatu usaha baik dalam skala kecil maupun besar sebaiknya memiliki studi kelayakan usaha. Studi kelayakan usaha diperlukan melihat sebuah gambaran mengenai layak atau tidak layaknya suatu usaha yang akan dijalankan maupun yang sedang dijalankan.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan diatas, dengan adanya program pemerintah untuk mengembangkan pertanian organik, maka para petani kini mulai beralih dari pertanian dengan pupuk kimia menjadi pertanian semi organik yang menggabungkan pupuk kimia dan pupuk organik, membuka peluang bagi PT Mulyo Tani untuk melakukan usaha di bidang pupuk organik. Meskipun memiliki peluang yang besar, PT Mulyo Tani ingin mengetahui kelayakan usahanya. Oleh karena itu penulis merumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut:

1. Apakah usaha pupuk organik PT Mulyo Tani layak atau tidak layak untuk dijalankan dilihat dari aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologis, aspek manajemen, aspek dampak usaha dan aspek keuangan? 2. Bagaimanakah tingkat kepekaan (sensitifitas) kelayakan perusahaan

terhadap perubahan yang terjadi dilihat dari aspek keuangan?

1.3. Tujuan Penelitian

PT Mulyo Tani ingin melakukan suatu studi tentang kelayakan usahanya adalah dengan tujuan sebagai berikut:

1. Menganalisis kelayakan usaha (layak atau tidak layak) pupuk organik cair PT Mulyo Tani dilihat dari aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologis, aspek manajemen, aspek dampak usaha dan aspek keuangan. 2. Menganalisis tingkat kepekaan (sensitifitas) kondisi kelayakan usaha jika

terjadi perubahan-perubahan.


(28)

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil dari studi kelayakan usaha yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi perusahaan yang telah diteliti, semoga penelitian ini dapat bermanfaat sebagai masukan bagi perusahaan, dapat memberikan gambaran usaha perusahaan dan kelanjutan usahanya.

2. PT Mulyo Tani dapat memiliki mitra usaha untuk menambah modal usaha. 3. Studi ini merupakan penerapan dari dari ilmu yang telah didapat selama

perkuliahan sehingga dapat menambah wawasan penulis dalam suatu bidang usaha.


(29)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Pertanian Organik

Menurut IFOAM (International Federation of Organik Agriculture Movements) pertanian organik adalah sistem pertanian yang holistik yang mendukung dan mempercepat biodiversiti, siklus biologi dan aktivitas biologi tanah. Dengan kata lain pertanian organik, adalah sistem produksi pertanian yang holistik dan terpadu, dengan cara mengoptimalkan kesehatan dan produktivitas agro-ekosistem secara alami, sehingga menghasilkan pangan dan serat yang cukup, berkualitas, dan berkelanjutan.

Lahan yang dapat dijadikan lahan pertanian organik adalah lahan yang bebas dari cemaran bahan agrokimia dari pupuk dan pestisida. Terdapat dua pilihan lahan: (1) lahan pertanian yang baru dibuka, atau (2) lahan pertanian intensif yang dikonversi untuk lahan pertanian organik. Dalam pertanian organik sesuai dengan standar yang ditetapkan secara umum adalah mengikuti aturan sebagai berikut:

1. Menghindari benih/bibit hasil rekayasa genetika. Sebaiknya benih berasal dari kebun pertanian organik,

2. Menghindari penggunaan pupuk kimia sintetis, zat pengatur tumbuh, pestisida. Pengendalian hama dilakukan dengan cara mekanis, biologis dan rotasi tanaman,

3. Peningkatan kesuburan tanah dilakukan secara alami melalui penambahan pupuk organik, sisa tanaman, pupuk alam, dan rotasi dengan tanaman legum.

4. Penanganan pasca panen dan pengawetan bahan pangan menggunakan cara-cara yang alami.

2.1.1. Lembaga Sertifikasi Pertanian Organik

Beberapa lembaga standarisasi pertanian organik adalah sebagai berikut:

1. Standar Internasional

Standar IFOAM. Standar dasar untuk produk organik dan prosesnya


(30)

dari IFOAM sejak 1980.

The Codex Alimentarius Standar yang disusun dengan penyesuaian standar IFOAM dengan beberapa standar dan aturan lain.

2. Nasional dan regional 3. Standar di setiap negara

SNI untuk standarisasi pertanian organik di Indonesia, SNI merupakan dasar bagi lembaga sertifikasi yang nanti harus di akreditasi oleh Departemen Pertanian melalui PSA (Pusat Standarisasi dan Akreditasi). SNI Sistem pangan organik disusun dengan mengadopsi seluruh materi dalam dokumen standar GL 32 1999, yaitu Guidelines for the production, processing, labeling and marketing of organikally produced foods dan dimodifikasi sesuai dengan kondisi Indonesia.

2.1.2. Prinsip Pertanian Organik

Menurut IFOAM pertanian memiliki empat prinsip yang harus dilaksanakan yaitu:

1. Kesehatan 2. Ekologi 3. Keadilan 4. Perlindungan

2.1.3. Unsur Pertanian Organik

IFOAM mengungkapkan bahwa pertanian organik memiliki unsur-unsur sebagai berikut:

1. Sumber daya lahan yang bebas bahan kimia. 2. Benih yang alami non rekayasa genetik.

3. Pemupukan dilakukan secara organik tanpa kimia. 4. Pengendalian hama tanpa penggunaan pestisida. 5. Pola tanam.

2.2. Pengertian Pupuk

Pupuk organik menurut surat keputusan menteri pertanian nomor 505 tahun 2006, adalah bahan kimia atau organisme yang berperan dalam


(31)

penyediaan unsur hara bagi keperluan tanaman secara langsung atau tidak langsung.

Pupuk dapat dibedakan menjadi dua yaitu pupuk buatan dan pupuk organik. Pupuk alam adalah pupuk yang langsung di dapat dari alam misalnya posfat alam dan pupuk organik (pupuk kompos dan pupuk kandang). Pupuk buatan adalah pupuk yang dibuat di pabrik dengan jenis dan kadar unsur haranya sengaja ditambahkan dalam pupuk tersebut dalam jumlah tertentu. Manfaat pupuk dibagi menjadi dua yaitu:

1. Berkaitan dengan sifat fisika tanah

Manfaat pupuk dalam hal ini adalah memperbaiki struktur tanah dari padat menjadi gembur. Pemberian pupuk organik terutama dapat memperbaiki struktur tanah dengan menyediakan ruang pada tanah untuk udara dan air. Manfaat lain adalah mengurangi erosi pada permukaan tanah berfungsi sebagai penutup tanah dan memperkuat struktur tanah di bagian permukaan sehingga tanah tidak mudah tergerus air.

2. Berkaitan dengan kimia

Menyediakan unsur hara yang diperlukan tanaman untuk membantu mencegah terjadinya kehilangan unsur hara seperti N, P, K yang sifatnya sangat mudah hilang karena penguapan. Pupuk yang berkaitan dengan kimia dibagi menjadi beberapa jenis diantaranya adalah:

1. Berdasarkan cara pemberian: 1. Pupuk akar.

Pupuk akar adalah pupuk yang cara pemberiannya dilakukan melalui akar atau tanah, baik dengan cara disiram atau ditanam di dekat lubang akar .

2. Pupuk daun

Pupuk daun adalah pupuk yang diberikan melalui stomata daun dengan cara di semprotkan pada daun.

3.Berdasarkan komponen utama penyusunnya: 1. Pupuk organik.


(32)

Pupuk yang bahan bakunya berasal dari sisa makhluk hidup yang telah mengalami proses pembusukan oleh mikroorganisme pengurai sehingga warna, rupa, tekstur, dan kadar airnya tidak serupa lagi dengan aslinya.

2. Pupuk anorganik.

Pupuk yang bahan bakunya berasal dari bahan mineral, senyawa kimia yang telah diubah melalui proses produksi sehingga menjadi bentuk senyawa kimia yang dapat diserap tanaman. 3. Berdasarkan bentuk.

1. Pupuk Padat.

Pupuk yang teksturnya padat seperti butiran, serbuk, tablet dan kapsul.

2. Pupuk Cair

Pupuk yang bentuknya cair biasanya dibedakan atas kekentalannya dan konsentrasinya.

4. Berdasarkan aplikasi pupuk di bagi menjadi dua yaitu padat dan cair. 1. Aplikasi Pupuk Padat:

1. Ditebarkan langsung ke permukaan tanah.

2. Ditaburkan ke dalam larikan/barisan antar tanaman. 3. Ditempatkan dalam lubang.

4. Dicampur merata dengan tanah pada lahan olah. 5. Dibenamkan dalam lubang dekat perakaran. 6. Ditanam dalam larikan disebelah lubang tanam. 7. Dikocorkan didekat batang tanaman.

8. Dicampurkan dengan tanah penutup lubang tanam. 2. Aplikasi Pupuk Cair

Aplikasi pada pupuk cair biasa dilakukan dengan cara disemprotkan pada daun atau disiramkan langsung pada tanaman. Pupuk cair memang sangat mudah dalam menggunakannya, namun aplikasi ini sebaiknya tidak dilakukan pada saat hujan atau terik matahari karena larutan pupuk akan cepat menguap dan hilang.


(33)

2.3. Pengertian Organik

Bahan organik merupakan bahan-bahan yang dapat diperbaharui, didaur ulang atau dirombak oleh bakteri-bakteri tanah, menjadi unsur yang dapat digunakan oleh tanaman tanpa mencemari tanah dan air. Bahan organik tanah merupakan penimbunan dari sisa-sisa tanaman dan binatang yang sebagian telah mengalami pelapukan (situsHijau.co.id 2002).

Sumber primer bahan organik adalah jaringan tanaman berupa akar, batang, ranting, daun, dan buah. Bahan organik dihasilkan oleh tumbuhan melalui proses fotosintesis sehingga unsur karbon merupakan penyusun utama dari bahan organik tersebut. Unsur karbon ini berada dalam bentuk senyawa-senyawa polisakarida, seperti selulosa, hemiselulosa, pati, dan bahan- bahan pektin dan lignin. Selain itu nitrogen merupakan unsur yang paling banyak terakumulasi dalam bahan organik karena merupakan unsur yang penting dalam sel mikroba yang terlibat dalam proses perombakan bahan organik tanah. Jaringan tanaman ini akan mengalami dekomposisi dan akan terangkut ke lapisan bawah serta diinkorporasikan dengan tanah. Sumber sekunder bahan organik adalah fauna. Fauna terlebih dahulu harus menggunakan bahan organik tanaman setelah itu barulah menyumbangkan pula bahan organik. Bahan organik tanah selain dapat berasal dari jaringan asli juga dapat berasal dari bagian batuan.

2.4. Peranan Bahan Organik Bagi Tanah

Bahan organik berperan penting untuk menciptakan kesuburan tanah. Peranan bahan organik bagi tanah berkaitan dengan perubahan sifat-sifat tanah, yaitu sifat fisik, biologis, dan sifat kimia tanah. Melalui penambahan bahan organik, tanah yang tadinya berstruktur berat menjadi berstruktur remah yang relatif lebih ringan. Pergerakan air secara vertikal atau infiltrasi dapat diperbaiki dan tanah dapat menyerap air lebih cepat sehingga aliran permukaan dan erosi dapat diperkecil. Demikian pula dengan aerasi tanah yang menjadi lebih baik karena ruang pori tanah (porositas) bertambah.

Bahan organik umumnya ditemukan dipermukaan tanah. Jumlahnya tidak besar, hanya sekitar 3-5% tetapi pengaruhnya terhadap sifat-sifat tanah besar sekali. Sekitar setengah dari kapasitas tukar kation berasal dari bahan


(34)

organik. Ia merupakan sumber hara tanaman. Disamping itu bahan organik adalah sumber energi bagi sebagian besar organisme tanah. Dalam memainkan peranan tersebut bahan organik sangat ditentukan oleh sumber dan susunannya, oleh karena kelancaran dekomposisinya, serta hasil dari dekomposisi itu sendiri (situsHijau 2002).

2.5. Pengaruh Bahan Organik Pada Sifat Fisika Tanah

Pengaruh bahan organik pada sifat fisika tanah yaitu untuk meningkatkan kemampuan tanah dalam menahan air. Air tanah mempengaruhi mikroorganisme tanah dan tanaman di atasnya. Kadar air optimal bagi tanaman dan mikroorganisme adalah 0,5 bar/ atmosfer. selain itu warna tanah menjadi coklat hingga hitam. Hal ini dapat meningkatkan penyerapan energi radiasi matahari yang kemudian mempengaruhi suhu tanah. Bahan organik juga dapat merangsang granulasi agregat menurunkan plastisitas, kohesi dan sifat buruk lainnya dari liat.

2.6. Pengaruh Bahan Organik pada Sifat Kimia Tanah

Peranan bahan organik terhadap perbaikan sifat kimia tanah tidak berkaitan dengan dekomposisi bahan organik, karena pada proses ini terjadi perubahan terhadap komposisi kimia bahan organik dari senyawa yang kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana. Proses yang terjadi dalam dekomposisi yaitu perombakan sisa tanaman atau hewan oleh miroorganisme tanah atau enzim-enzim lainnya, peningkatan biomassa organisme, dan akumulasi serta pelepasan akhir. Akumulasi residu tanaman dan hewan sebagai bahan organik dalam tanah antara lain terdiri dari karbohidrat, lignin, tanin, lemak, minyak, lilin, resin, senyawa N, pigmen dan mineral, sehingga hal ini dapat menambahkan unsur-unsur hara dalam tanah.

2.7.Macam-Macam Bahan Organik

Bahan organik yang ditambahkan ke dalam tanah, biasanya berupa pupuk. Pupuk merupakan bahan alami maupun buatan yang ditambahkan pada tanah supaya kesuburan tanah dapat meningkat. Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari alam yaitu dari sisa-sisa organisme hidup baik sisa


(35)

tanaman maupun sisa hewan yang mengandung unsur-unsur hara baik makro maupun mikro yang yang dibutuhkan oleh tumbuhan supaya dapat tumbuh dengan subur. Pupuk organik terbuat dari bahan yang dapat diperbaharui, didaur ulang, dirombak oleh bakteri-bakteri tanah menjadi unsur-usur yang dapat digunakan oleh tanaman, tanpa mencemari tanah dan air.

Pupuk organik dapat berupa pupuk cair dan pupuk padat. Pupuk cair biasanya berupa saringan dari pupuk padat. Pupuk cair ini dimaksudkan agar penggunannya lebih mudah, tidak mengandung kotoran, dan sekaligus menjaga kelembaban tanah. Pupuk padat dapat berupa pupuk hijau, pupuk serasah, kompos, maupun pupuk kandang.

2.7.1. Pupuk Padat

A. Pupuk Hijau

Pupuk hijau terbuat dari tanaman atau komponen tanaman yang dibenamkan ke dalam tanah. Jenis tanaman yang banyak digunakan adalah dari familia Leguminoceae atau kacang-kacangan dan jenis rumput-rumputan (rumput gajah). Jenis tersebut dapat menghasilkan bahan organik lebih banyak, daya serap haranya lebih besar dan mempunyai bintil akar yang membantu mengikat nitrogen dari udara.

Keuntungan penggunaan pupuk hijau antara lain :

1. Mampu memperbaiki struktur dan tekstur tanah serta infiltrasi air

2. Mencegah adanya erosi.

3. Dapat membantu mengendalikan hama dan penyakit yang berasal dari tanah dan gulma.

4. Sangat bermanfaat pada daerah-daerah yang sulit dijangkau untuk suplai pupuk inorganik.

Namun, pupuk hijau juga memiliki kekurangan yaitu :

1. Tanaman hijau dapat sebagai kendala dalam waktu, tenaga, lahan, dan air pada pola tanam yang menggunakan rotasi


(36)

dengan tanaman legume dapat mengundang hama ataupun penyakit.

2.Dapat menimbulkan persaingan dengan tanaman pokok dalam hal air dan hara pada pola pertanaman tumpang sari. B. Pupuk Seresah

Pupuk seresah merupakan suatu pemanfaatan limbah atau komponen tanaman yang sudah tidak terpakai. Misalnya jerami kering, bonggol jerami, rumput tebasan, tongkol jagung, dan lain-lain. Pupuk seresah sering disebut pupuk penutup tanah karena pemanfaatannya dapat secara langsung, yaitu ditutupkan pada permukaan tanah di sekitar tanaman (mulsa). Peranan pupuk ini diantaranya adalah:

1. Dapat menjaga kelembaban tanah, mengurangi penguapan, penghematan pengairan

2. Mencegah erosi, permukaan tanah yang tertutup mulsa tidak mudah larut dan terbawa air.

3. Menghambat adanya pencucian unsur hara oleh air dan aliran permukaan.

4. Menghambat pertumbuhan gulma. 5. Menjaga tekstur tanah tetap remah.

6. Menghindari kontaminasi penyakit akibat percikan air hujan. 7. Memperlancar kegiatan jasad renik tanah sehingga membantu

menyuburkan tanah dan sumber humus. C. Pupuk Kompos

Pupuk kompos merupakan bahan-bahan organik yang telah mengalami pelapukan, seperti jerami, alang-alang, sekam padi, dan lain-lain termasuk kotoran hewan. Sebenarnya pupuk hijau dan seresah dapat dikatakan sebgai pupuk kompos. Tetapi sekarang sudah banyak spesifikasi mengenai kompos. Biasanya orang lebih suka menggunakan limbah atau sampah domestik yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan bahan yang dapat diperbaharui yang tidak tercmpur logam dan plastik. Hal ini juga


(37)

diharapkan dapat menanggulangi adanya timbunan sampah yang menggunung serta megurangi polusi dan pencemaran di perkotaan.

D. Pupuk Kandang

Para petani terbiasa membuat dan menggunakan pupuk kandang sebagai pupuk karena biayanya yang murah, mudah pengerjaannya, begitu pula pengaruhnya terhadap tanaman. Penggunaan pupuk ini merupakan penggabungan pertanian dan peternakan yang sekaligus merupakan syarat mutlak bagi konsep pertanian organik.

Pupuk kandang mempunyai keuntungan sifat yang lebih baik daripada pupuk organik lainnya apalagi dari pupuk anorganik, yaitu

1. Pupuk kandang merupakan humus banyak mengandung unsur-unsur organik yang dibutuhkan di dalam tanah. Oleh karena itu dapat mempertahankan struktur tanah sehingga mudah diolah dan banyak mengandung oksigen. Penambahan pupuk kandang dapat meningkatkan kesuburan dan poduksi pertanian. Hal ini disebakan tanah lebih banyak menahan air lebih banyak sehingga unsur hara akan terlarut dan lebih mudah diserap oleh bulu akar.

2. Sumber hara makro dan mikro dalam keadaan seimbang yang sangat penting unuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Unsur mikro yang tidak terdapat pada pupuk lainnya bisa disediakan oleh pupuk kandang, misalnya S, Mn, Co, Br, dan lain-lain.

3. Pupuk kandang banyak mengandung mikrooganisme yang dapat membantu pembentukan humus di dalam tanah dan mensintesa senyawa tertentu yang berguna bagi tanaman, sehingga pupuk kandang merupakan suatu pupuk yang sangat diperlukan bagi tanah dan tanaman dan keberadaannya dalam tanah tidak dapat digantikan oleh pupuk lain.


(38)

E. Pupuk Guano

Guano merupakan deposit atau sedimen yang terdiri dari kotoran binatang, terutama kotoran burung laut dan kelelawar yang telah mengalami pengaruh alam dalam waktu relatif lama dan telah mengalami perubahan-perubahan. Unsur hara yang terdapat didalamnya adalah N dan P dan ada juga guano yang mengandung unsur kalium (K).

2.7.2. Pupuk Cair

Pupuk oganik tidak hanya berbentuk padat tetapi juga berbentuk cair seperti pupuk anorganik. Pupuk cair lebih mudah dimanfaatkan oleh tanaman karena unsur-unsur di dalamnya sudah terurai dan tidak dalam jumlah yang terlalu banyak sehingga manfaatnya lebih cepat terasa.

Bahan baku pupuk cair dapat berasal dari pupuk padat dengan melakukan perendaman terlebih dahulu dan hanya diambil cairannya. Setelah beberapa minggu dan melalui beberapa proses, air rendaman sudah dapat digunakan sebagai pupuk cair.

Penggunaan pupuk cair dapat memudahkan dan menghemat tenaga. Keuntungan pupuk cair antara lain :

1. Pengerjaan pemupukan akan lebih cepat.

2. Penggunaanya sekaligus melakukan perlakuan penyiraman sehingga dapat menjaga kelembaban tanah

3. Aplikasinya bersama pestisida organik berfungsi sebagai pencegah dan pemberantas penggangu tanaman.

4. Jenis tanaman pupuk hijau yang sering digunakan untuk pembuatan pupuk cair misalnya daun johar, gamal, dan lamtorogung (Harjono, 2000).

2.8. Kriteria Pupuk Organik

Saat ini jaminan mutu sangat penting bagi konsumen, sehingga setiap produk harus memiliki suatu standar tertentu agar layak untuk dipasarkan. Standar yang ditetapkan untuk produk pupuk organik adalah sebagai berikut:


(39)

1. Nilai minimum untuk nitrogen paling tidak 1%-3%; kandungan pospat sebanyak 1,5%-3%; kalium sebanyak 1%-1,5%.

2. Kandungan total bahan organik minimal 20%. 3. Nisbah C/N antara 10/1-15/1.

4. Tingkat keasaman antara 6,5-7,5.

5. Bebas dari patogen dan kandungan logam berbahaya.

2.9. Kelebihan Pupuk Organik

Kelebihan yang diberikan oleh pupuk organik adalah sebagai berikut:

1. Mampu memperbaiki struktur tanah yang rusak akibat dari pemakaian pupuk kimia.

2. Mengubah struktur tanah menjadi lebih baik sehingga pertumbuhan akar tanaman menjadi lebih baik.

3. Meningkatkan daya serap dan daya pegang tanah terhadap air sehingga tersedia cadangan air bagi tanaman.

4. Memperbaiki kehidupan organisme tanah.


(40)

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran

Studi kelayakan usaha merupakan gambaran suatu usaha yang sedang dijalankan ataupun yang akan dijalankan. Studi kelayakan juga dapat menjadi pedoman bagi suatu perusahaan dalam menjalankan usahanya. Studi kelayakan usaha dimulai dengan mengumpulkan data yang relevan dan kemudian data-data tersebut dianalisis aspek keuangan dan aspek non keuangannya. Aspek non keuangan meliputi aspek pasar, aspek teknik, aspek manajemen, aspek sumber daya manusia, dan aspek dampak usaha.

Aspek keuangan akan menganalisis tentang biaya-biaya yang akan dikeluarkan, biaya yang dibutuhkan dan rencana kebutuhan fisik usaha. Tahapan penghitungan aspek finansial akan diuraikan pada Gambar 1 pada halaman 17. Jika hasil dari studi kelayakan ini adalah PT Mulyo Tani layak untuk dijalankan maka usaha produksi pupuk organik ini akan dijalankan. Namun jika hasil dari studi ini adalah perusahaan tidak layak untuk dijalankan maka akan diadakan pengumpulan data ulang.

3.2. Metode Penelitian

3.2.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT Mulyo Tani jalan Soekarno Hatta Salatiga KM 3 Salatiga. Penelitian ini dimulai pada bulan Februari sampai April 2008.

3.2.2. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber utama sedangkan data sekunder adalah data yang tidal langsung diperoleh dari sumber utama yaitu data tertulis dari perusahaan, buku, dan penelitian terdahulu.


(41)

Input Data

Proses Analisa Kelayakan Usaha Pupuk Organik Cair

Aspek Finansial: 1. NPV 2. Net B/C 3. Gross B/c 4. IRR 5. PBP 6. BEP 7. PR

Aspek Non Finansial: 1. Pasar dan pemasaran 2. Teknik dan teknologi 3. Manajemen

4. Sumber daya manusia 5. Dampak usaha

Tidak Layak

Layak Implementasi Layak

Evaluasi, Pengawasan dan Pengendalian

Tidak Layak Pengumpulan data

Hasil

Studi Kelayakan Usaha Pupuk Organik cair PT Mulyo Tani

Produksi Pupuk Organik Cair

Gambar 1. Bagan Tahapan Penelitian Studi Kelayakan Usaha Pupuk Organik Cair


(42)

3.2.3. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai referensi data adalah skripsi dari R. Rinrin Chaerunnisa SD dengan judul Studi Kelayakan Pendirian Usaha Penggilingan Gabah di Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor.

Penelitian terdahulu ini, menjelaskan tentang kelayakan suatu usaha penggilingan gabah yang akan didirikan di desa Cikarawang. Studi kelayakan ini meliputi studi kelayakan aspek finansial dan aspek non finansial. Kelayakan aspek non finansial terdiri dari aspek pemasaran, aspek teknologis, aspek manajemen, dan aspek dampak usaha. Sedangkan aspek finansial dengan menghitung NPV, IRR, BEP dan PBP. Hasil dari studi kelayakan penggilingan gabah ini adalah layak baik dari segi finansial maupun non finansial.

Persamaan penelitian studi kelayakan penggilingan gabah dengan studi kelayakan pupuk organik cair adalah kriteria penilaian dari segi aspek finansial dan aspek non finansialnya. Sedangkan perbedaannya adalah pada penelitian terdahulu menggunakan metode PAR dan PRA, pada penelitian penulis tidak menggunakan metode tersebut.

Selain penelitian diatas, penelitian terdahulu yang juga dijadikan referensi adalah penelitian dari Aditya Novian Perdana dengan judul skripsi Analisis Kelayakan Usaha Secara Partisipatif pada Usaha Budidaya Pembesaran Ikan Gurame (Studi Kasus Kelompok Tani Tirta Maju Desa Situgede).

Penelitian ini menjelaskan tentang sektor perikanan yang sedang berkembang di Bogor yang merupakan salah satu daerah penghasil ikan di Indonesia. Berdasarkan suatu kegiatan partisipatif, diketahui bahwa kelompok tani Tirta Maju bermaksud untuk mengembangkan budidaya ikan tawar di daerahnya yaitu di Situgede.

Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian penulis adalah kriteria yang digunakan dalam menentukan kelayakan usaha


(43)

yaitu dari aspek non finansial dan aspek finansial. Aspek non finansial adalah aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, dan aspek lingkungan.

Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian penulis adalah, pada penelitian Aditya digunakan metode Focus Group Discussion (FGD). Sedangkan pada penelitian penulis tidak menggunakan metode tersebut.

3.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data dilakukan dengan bantuan microsoft excel. Penghitungan aspek keuangan akan dihitung dengan rumus sebagai berikut: 1. Net Present Value (NVP)

IO

k

ACF

NPV

t n t t

±

+

=

=1

(

1

)

keterangan:

ACF = Arus kas tahunan setelah pajak pada periode t. k = Tingkat diskonto yang tepat (%).

IO = Pengeluaran kas awal (Rp).

n = Usia usaha yang diharapkan (tahun). NPV ≥ 0,0 usaha dikatakan layak.

NPV ≤ 0,0 usaha dikatakan tidak layak.

………..(1)

2. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C)

Net B/C = t n t i Ct Bt ) 1 ( 1 + −

= (untuk Bt- Ct > 0)

= + − n t t i Ct Bt

1 (1 )

(untuk Bt – Ct < 0)

Keterangan:

Bt = Penerimaan pada tahun ke t, (Rp). Ct = Biaya pada tahun ke t (Rp). i = Tingkat discount rate (%). n = Umur proyek (tahun)

Atau

………..(2)


(44)

Net B/C = Jumlah NPV yang positif Jumlah NPV yang negatif Net B/C >1, maka usaha dikatakan layak. Net B/C < 1, maka usaha dikatakan tidak layak.

3. Payback Period (PBP)

1. PBP (GB) (tahun) = (Tp-1) + (∑ TIi - ∑ GBi;p -1) /GBp………..(4) Keterangan:

Tp-1 : Tahun sebelum PBP.

p : Tahun dimana penerimaan kotor melebihi total investasi. TI : Total present value investasi (Rp).

GBi;p-1 : Jumlah present value pada tahun sebelum penerimaan kotor melebihi total investasi (Rp).

GBp : Jumlah present value penerimaan kotor pada tahun ke-p saat melebihi total investasi pada tahun ke-I (Rp).

2. PBP (NB) (Tahun) = (Tp-1) + (∑ TIi - ∑ NBi;p -1) / NBp………….(5) Keterangan:

Tp-1 : Tahun sebelum PBP.

p : Tahun dimana penerimaan bersih melebihi total investasi. TI : Total present value investasi (Rp).

NBi;p-1 : Jumlah present value pada tahun sebelum penerimaan bersih ke-p (Rp).

NBp : Jumlah present value penerimaan bersih pada tahun ke-p saat melebihi total investasi pada tahun ke-p (Rp).

4. Break Event Point (BEP)

1. BEP Seluruh Periode Tahun Analisa

BEP = (Tp-1) + (∑ TCi - ∑ GBi;p-1) / GBp………..(6) Keterangan:

p : Tahun dimana penerimaan kotor (GB) lebih besar dari total biaya.

Tp-1 : Tahun sebelum penerimaan kotor melebihi total biaya. ……….(3)


(45)

GBp : Present value penerimaan kotor saat melebihi total biaya pada tahun ke p (Rp).

GBi;p-1 : Jumlah present value penerimaan kotor saat melebihi total biaya pada tahun sebelumnya (Rp).

TCi : Jumlah present value total biaya (Rp). 2. BEP Dalam Setiap Tahun Analisa

BEP(Q) = Biaya Tetap

Harga/unit – Biaya Variabel/unit

BEP(Rp) = Harga Tetap

1- (Biaya Variabel / Total Penerimaan Satu Tahun) 5. Profitability Ratio (PR)

PR = ∑ GBi - ∑ Omi ∑ Ti

Keterangan:

GBi = Jumlah present value pendapatan kotor (Rp).

OMi = Jumlah present value biaya operasional dan biaya perawatan (Rp). TIi = Total present value Investasi (Rp).

………..(9) ……….(7)

……….(8)

6. Internal Rate of Return (IRR)

IRR (%) = r1 + (NPV1-NPV2)) * (r2-r1)………(10) Keterangan:

r1 : Tingkat suku bunga pinjaman per tahun (%). r2 : Tingkat suku bunga per tahun (%).

NPV1 : NPV pada tingkat r1 (Rp). NPV2 : NPV pada tingkat r2 (Rp).

IRR > dari rate of return maka usaha layak di jalankan.

3.4. Asumsi

Studi kelayakan ini dilakukan atas dasar asumsi sebagai berikut:

1. Tahun periode analisa ditetapkan selama 10 tahun terhitung dari 2007-2016. 2. Penentuan harga menggunakan harga tahun 2007.


(46)

3. Tingkat suku bunga menggunakan tingkat suku bunga Bank Rakyat Indonesia 2008 sebesar 12 %.

4. Pajak dihitung 10%.

5. Biaya penyusutan dihitung 10%.

6. Harga bahan baku naik sebesar setiap tahun sebesar 6% akibat adanya inflasi. 7. Upah karyawan naik setiap tahun sebesar 10%

8. Perubahan yang dihitung dalam analisis kepekaan adalah harga bahan baku, biaya tenaga kerja, dan kenaikan BBM,perubahan kapasitas.

9. Dalam analisis kepekaan diperhitungkan harga bahan baku naik 10%. 10. Dalam analisis kepekaan biaya tenaga kerja naik menjadi 15%.

11. Dalam analisis kepekaan kapasitas naik 10% dimulai pada tahun kedua. 12.Dalam analisis kepekaan menganalisis terjadinya kenaikan harga bahan bakar

minyak sebesar 30% setiap 2 tahun.

13.Harga jual diasumsikan menggunakan harga jual Rp. 25.000.

3.5. Aspek Non Finansial

Selain aspek finansial, kriteria dari studi kelayak usaha adalah aspek non finansial. Aspek non finansial terdiri dari:

1. Aspek Pasar 2. Aspek Teknis 3. Aspek Manajemen 4. Aspek Sumber Daya 5. Aspek Lingkungan Hidup

3.5.1.Studi Kelayakan Aspek Pasar dan Pemasaran 3.5.2.

Menurut Husein Umar, aspek pemasaran bertujuan untuk mengetahui berapa luas pasar, pertumbuhan, permintaan, market share dari produk bersangkutan, kondisi persaingan antar produsen dan siklus hidup produk. Aspek pasar berkaitan dengan pemasaran yaitu kegiatan yang bertujuan menjual barang atau jasa yang diproduksi ke pasar. Aspek pemasaran bertanggung jawab dalam menentukan ciri-ciri pasar yang akan dipilih. Analisis kelayakan dari aspek ini yang utama adalah dalam hal:


(47)

1. Penentuan segmen, target, dan posisi produk pada pasarnya. 2. Kajian untuk mengetahui konsumen potensial, seperti perihal

sikap, perilaku, serta kepuasan mereka atas produk.

3. Menentukan strategi, kebijakan, dan program pemasaran yang akan dilaksanakan.

3.5.2.1. Pasar

Menurut Stanton, pasar adalah sekumpulan orang-orang yang memiliki keinginan untuk puas, memiliki uang untuk berbelanja, dan kemauan untuk membelanjakan uangnya. Faktor-faktor yang dapat menunjang terbentuknya pasar adalah sekumpulan orang dengan segala keinginannya, daya beli, serta tingkah laku dalam pembeliannya.

3.5.1.2. Permintaan

Permintaan dapat diartikan jumlah barang yang dibutuhkan konsumen yang mempunyai kemampuan untuk membeli pada berbagai tingkat harga. Permintaan di bagi menjadi dua yaitu:

1. Permintaan Efektif

Permintaan efektif adalah permintaan yang didukung oleh kekuatan tenaga pembeli.

2. Permintaan Potensial

Permintaan yang didasarkan pada kebutuhan konsumen saja.

Hukum permintaan menyatakan semakin rendah harga dari suatu barang, maka semakin banyak permintaan terhadap barang tersebut; sebaliknya semakin tinggi harga barang, maka semakin sedikit permintaan terhadap barang tersebut.

3.5.1.3. Penawaran

Penawaran adalah berbagai kuantitas barang yang ditawarkan di pasar pada berbagai tingkat harga. Penawaran


(48)

juga diartikan sebagai jumlah komoditi yang akan dijual oleh perusahaan. Hukum penawaran adalah semakin tinggi harga suatu barang, maka akan semakin tinggi jumlah barang yang ditawarkan; semakin rendah harga suatu barang , maka akan semakin rendah jumlah barang yang ditawarkan.

3.5.1.4. Bentuk Pasar

Bentuk pasar dapat dilihat dari sisi produsen dan konsumen. Dari sisi penjual pasar dapat dibedakan menjadi:

1. Pasar Persaingan Sempurna.

Persaingan sempurna dapat diartikan sebagai struktur pasar atau industri dimana terdapat banyak penjual dan pembeli, dan setiap penjual atau pembeli tidak dapat mempengaruhi keadaan di pasar.

2. Pasar Monopoli.

Pasar monopoli adalah suatu bentuk pasar di mana hanya terdapat satu penjual saja, dan produsen ini menghasilkan barang yang unik yang tidak mempunyai barang pengganti atau subtitusi.

3. Pasar Oligopoli

Oligopoli dibagi menjadi dua yaitu oligopoli dimana para produsen bersepakat untuk melakukan tindakan bersama dalam menentukan harga dan tingkat produksi dan yang kedua adalah pasar oligopoli yang tidak melakukan kesepakatan.

4. Pasar Persaingan Monopolistik

Pasar persaingan monopolistik adalah suatu pasar dimana terdapat banyak produsen yang menghasilkan barang yang berbeda corak.

Dilihat dari sisi konsumen, pasar dapat dibedakan sebagai berikut:


(49)

1. Pasar Konsumen.

Pasar ini merupakan pasar untuk barang dan jasa yang dibeli atau disewa oleh perorangan atau keluarga dalam rangka penggunaan pribadi (tidak untuk dibisniskan). 2. Pasar Industri.

Pasar ini adalah pasar untuk barang dan jasa yang dibeli atau disewa oleh perorangan atau organisasi untuk digunakan pada produksi barang atau jasa lain, baik untuk dijual maupun disewakan.

3. Pasar Penjual Kembali.

Suatu pasar yang terdiri dari perorangan atau organisasi yang biasa disebut para pedagang menengah yang terdiri dari dealer, distributor, grosir, dan agen

4. Pasar Pemerintah

Pasar yang terdiri dari unit-unit pemerintah yang membeli atau menyewa barang atau jasa untuk menjalankan tugas-tugas pemerintah.

3.5.1.5. Pemasaran

Menurut Stanton (1995) pemasaran meliputi keseluruhan sistem yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan usaha yang bertujuan merencanakan, menentukan harga, hingga mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang atau jasa yang akan memuaskan kebutuhan pembeli baik yang aktual ataupun yang potensial.

3.5.1.6. Segmentasi Pasar

Pasar terdiri dari banyak sekali konsumen dengan keinginan yang berbeda-beda maka dari itu harus ditentukan segmentasi pasar. Segmentasi dapat diidentifikasi melalui beberapa aspek sebagai berikut:

1. Aspek geografis seperti: bangsa, negara, propinsi, dan kabupaten.

2. Aspek demografis: usia, jenis kelamin dan pendapatan.


(50)

3. Aspek psikografis seperti: kelas sosial, gaya hidup, dan kepribadian.

3.5.1.7. Posisi dan Sasaran Pasar

Tiga faktor yang mempengaruhi penetapan pasar sasaran adalah:

1. Ukuran dan pertumbuhan segmen. 2. Kemenarikan struktural segmen. 3. Sasaran dan sumber daya.

3.5.1.8. Perilaku dan Kepuasan Konsumen

Perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini (FX.Budiyanto).

Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara kinerja yang dipikirkan dengan kinerja yang dihasilkan. Jika kinerja berada dibawah harapan maka pelanggan tidak puas namun jika kinerja berada diatas yang diharapkan maka konsumen dikatakan puas.

3.5.1.9. Bauran Pemasaran

Bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus-menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar yang menjadi sasaran. Bauran pemasaran terdiri dari 4P yaitu product (produk), price (harga), place (tempat), promotion (promosi).

3.6. Aspek Teknik dan Teknologi

Studi pada aspek ini adalah untuk memberikan gambaran apakah secara teknis dan pilihan teknologi, usaha tersebut dapat dilaksanakan secara layak atau tidak layak, baik pada saat


(51)

pembangunan proyek atau operasional secara rutin. Pokok bahasan dari studi ini adalah sebagai berikut:

1. Pemilihan strategi produksi.

2. Pemilihan dan perencanaan produk. 3. Rencana kualitas.

4. Pemilihan teknologi.

5. Rencana kapasitas produksi. 6. Perencanaan letak pabrik. 7. Perencanaan tata letak.

8. Perencanaan jumlah produksi. 9. Manajemen persediaan. 10.Pengawasan kualitas produk.

3.7. Aspek Manajemen

Studi ini bertujuan untuk mengetahui layak atau tidak suatu perusahaan dalam membangun proyek bisnis dan mengimplementasikan bisnis secara rutin dilihat dari aspek manajemen. Komponen yang akan dikaji adalah sebagai berikut:

1. Pembangunan Bisnis

1) Perencanaan kegiatan, waktu, SDM, keuangan, dan produk.

2) Pengorganisasian, termasuk struktur, bentuk, dan prestasi organisasi. 3) Penggerakkan, termasuk kepemimpinan.

4) Pengendalian, termasuk penentuan sistem pengendalian yang efektif. 2. Implementasi Bisnis

2) Perencanaan, termasuk perihal kegiatan, waktu, SDM, keuangan, dan produk.

3) Pengorganisasian, termasuk struktur, bentuk, dan prestasi organisasi. 4) Penggerakkan, termasuk kepemimpinan.

5) Pengendalian, termasuk penentuan sistem pengendalian yang efektif.

3.8. Analisis Kelayakan Sumber Daya Manusia

Aspek ini bertujuan untuk mengetahui apakah dalam pembangunan dan implementasi bisnis layak atau tidak layak dilihat dari ketersediaan sumber daya manusianya. Komponen yang akan dianalisis adalah:


(52)

3. Rekrutment dan seleksi. 4. Produktivitas.

5. Pelatihan dan pengembangan. 6. Kompensasi.

7. Kesehatan dan keselamatan kerja. 8. Pemberhentian

3.9. Analisis Dampak Usaha

Analisis ini menjelaskan tentang rencana perusahaan dalam menjaga lingkungan sekitar agar tidak rusak karena proses produksi dari bisnis tersebut. Bisnis ini dapat dikatakan layak apabila proses produksi ramah lingkungan, tidak menimbulkan pencemaran baik udara, air, tanah dan suara.


(53)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Daerah Penelitian 4.1.1. Provinsi Jawa Tengah

Sebagian besar penduduk di Jawa Tengah bermata pencaharian sebagai petani. Hal ini terlihat dari sumber penghasilan penduduknya. Sumber penghasilan utama penduduk di Jawa Tengah adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Sumber Penghasilan Utama Penduduk Jawa Tengah (BPS 2006)

No Penghasilan Banyaknya Desa

1 Pertanian 7358

2 Perdagangan 463

3 Jasa 269

4 Industri 347

5 Pertambangan 12

6 Lainnya 119

Jawa Tengah memiliki 29 kabupaten dan 6 kota yaitu: 1. Cilacap

2. Banyumas 3. Purbalingga 4. Banjar Negara 5. Kebuman 6. Purworejo 7. Wonosobo 8. Magelang 9. Boyolali 10.Klaten 11.Sukoharjo 12.Wonogiri 13.Karanganyar 14.Sragen 15.Grobogan 16. Blora 17.Rembang 18.Pati 19.Kudus 20.Jepara 21.Demak 22.Semarang 23.Temanggung 24.Kendal 25.Batang 26.Pekalongan 27.Pemalang 28.Tegal 29.Brebes


(54)

Kota di Jawa Tengah adalah sebagai berikut: 1. Magelang

2. Surakarta 3. Salatiga 4. Semarang 5. Pekalongan 6. Tegal.

4.1.2. Kota Salatiga

Pada tanggal 24 Juli 750 Masehi, Salatiga diberikan status otonom oleh Raja Bhanu yang bertahta saat itu. Hak otonom ini diberikan sebagai hadiah karena warga Salatiga dianggap telah menjaga dan merawat tempat ibadah agama hindu serta dianggap berjasa dalam perkembangan agama hindu di Salatiga.

Salatiga merupakan tempat yang istimewa, berada di ketinggian 450-825 m diatas permukaan laut. Secara astronomi Salatiga terletak antara 110°.27’.5681 - 110°.32’.4,64” BT dan

007°.17’ - 007°.17’.23” LS. Secara morfologis Salatiga berada di kaki Gunung Merbabu, Gajah Mungkur, Telomoyo dan Payung Rong. Batas kota Salatiga adalah sebagai berikut:

1. Utara dibatasi oleh :

1. Kecamatan Pabelan : Desa Pabelan dan desa Pejaten 2. Kecamatan Tuntang: Desa Kesongo dan Desa Watu Agung 2. Timur dibatasi oleh :

1. Desa Ujung-ujung, Desa Sukoharjo, Desa Glawan. 2. Desa Bener, dan Desa Tegal Waton.

3. Selatan dibatasi oleh:

1. Desa Sumagawe, Desa Samirono, Desa Jetak. 2. Desa Patemon, Desa Karang Duren.

4. Barat dibatasi oleh:

1. Candirejo, Jombor, Sraten, Gedongan. 2. Polobogo


(55)

Sektor utama dalam perekonomian di daerah Salatiga adalah sektor industri. Hal ini terlihat dari pendapatan domestik regionalnya atau PDRB. PDRB kota Salatiga adalah sebagai berikut:

Tabel 3. PDRB kota Salatiga tahun 2004

Tahun 2004

Rupiah (juta)

Pertanian 61,768 Pertambangan 6,111 Industri Pengolahan 196,509

Listrik dan Air Bersih 47,285

Bangunan 49,923 Perdagangan, Hotel, Restoran 173,307

Angkutan/Komunikasi 209,703 Bank/Keu/Perum 73,383

Jasa 160,610 Total 978,599

Sektor industri sebagai sektor utama perekonomian di Salatiga disebabkan oleh letaknya yang sangat strategis. Letak Kota Salatiga yaitu berada di persimpangan menuju Semarang, Surakarta dan Yogyakarta yang merupakan pusat dari Jawa Tengah. Sehingga aliran barang produksi dan aliran bahan baku menjadi lancar.

4.1.3. Gambaran Umum Perusahaan

PT Mulyo Tani merupakan suatu perusahaan pupuk organik cair yang baru saja didirikan. Perusahaan ini didirikan pada bulan April 2007 oleh Bapak Mulyadi SE. Latar belakang berdirinya PT Mulyo Tani adalah untuk menyediakan pupuk organik cair di daerah Jawa Tengah.

PT Mulyo Tani adalah perusahaan yang memproduksi pupuk organik cair. Pupuk yang diproduksi adalah jenis pupuk akar dan pupuk daun. Pupuk cair ini dihasilkan dari hasil fermentasi tumbuhan, buah-buahan dan hasil metabolisme dari hewan.

Perusahaan ini akan didirikan di Salatiga dan beralamat di Jalan Soekarno-hatta Salatiga.Tujuan didirikannya perusahaan pupuk ini adalah untuk menyediakan pupuk organik cair bagi para petani di


(56)

daerah Jawa Tengah dan meningkatkan pendapatan penduduk di Kota Salatiga.

PT Mulyo Tani memiliki visi, misi dan nilai-nilai perusahaan yang harus dijalankan oleh para karyawan agar tujuan perusahaan dapat tercapai. Visi merupakan pernyataan keinginan perusahaan di masa depan. Visi dari PT Mulyo Tani adalah PT Mulyo Tani menyediakan dan menciptakan pupuk organik cair berkualitas dan bertaraf internasional.

PT Mulyo tani memiliki misi sebagai langkah untuk mencapai visi yang telah di tetapkan. Misi dari PT Mulyo Tani adalah:

1. Menciptakan produk yang berkualitas dengan harga terjangkau. 2. Memberikan pelayanan yang memuaskan bagi konsumen.

3. Melakukan sertifikasi produk ke Lemabga Sertifikasi Indonesia SNI.

Nilai-nilai perusahaan yang dipakai oleh PT Mulyo Tani adalah Adol Bener. Adol bener dalam bahasa Indonesia adalah menjual secara benar. PT Mulyo Tani selalu mengutamakan kejujuran dalam menjual maupun dalam memproduksi produknya. Menjual benar dalam kata lain adalah tidak boleh ada satu produk apapun yang diproduksi oleh PT Mulyo Tani yang akan merugikan bagi konsumennya.

4.2. Analisis Kelayakan Usaha Pupuk Organik

Analisis kelayakan usaha pupuk organik cair PT Mulyo Tani di Salatiga yang dikaji melalui aspek pasar dan pemasaran, aspek teknologi, aspek manajemen, aspek sumber daya manusia, aspek keuangan dan aspek dampak usaha. Aspek-aspek ini akan menentukan dan akan menjelaskan apakah usaha ini layak atau tidak untuk dijalankan.

4.2.1. Analisis Aspek Pasar dan Pemasaran

Dalam melakukan sebuah usaha diperlukan pengetahuan mengenai aspek pasar dari produk yang dihasilkan serta tidak mengenyampingkan persaingan diantara perusahaan yang semakin


(57)

tajam. Oleh karena itu aspek ini selalu menjadi perhatian utama para investor.

Selain itu aspek ini juga dapat menjelaskan dan memperkirakan kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan, kesulitan yang akan dihadapi, peluang serta ancaman pesaing yang akan membahayakan posisi perusahaan. Dengan menganalisis aspek ini maka perusahaan dapat mengantisipasi segala kemungkinan baik yang menguntungkan ataupun merugikan perusahaan.

4.2.2. Bentuk Pasar

Bentuk pasar dapat dilihat dari sisi produsen dan juga dari sisi konsumen. Dilihat dari sisi produsen Produk PT Mulyo Tani memilih pasar hampir persaingan sempurna karena dalam kenyataan tidak terdapat pasar persaingan sempurna. Perusahaan pupuk organik dapat didirikan oleh siapapun dan sudah banyak dijalankan dari yang bersifat sederhana hingga yang sudah dibuat secara modern.

Aktivitas persaingan juga tidak terlalu mencolok karena konsumen berhak memilih produk pupuk yang mereka inginkan sesuai dengan kehendaknya. Sedangkan jika dilihat dari segi konsumen PT Mulyo Tani tidak membatasi konsumennya. Hal ini dikarenakan pupuk dapat digunakan oleh berbagai kalangan dari perorangan yang hanya digunakan untuk kegiatan pribadi bukan mata pencaharian, perkebunan, pertanian hingga Reseller.

4.2.3. Proyeksi Pasar

Sasaran pasar dari PT Mulyo Tani adalah sektor pertanian, perikanan dan peternakan. Peluang pasar dari sektor-sektor tersebut adalah sebagai berikut:

1. Pertanian

Luas lahan lahan sawah di Salatiga adalah 790 Ha. Kebutuhan pupuk urea untuk per hektar adalah 300 kg. Penduduk di Salatiga sudah mulai melakukan pertanian semi organik dengan cara mencampur pupuk kimia dengan pupuk organik. Sehingga kebutuhan urea per hektar adalah 150 kg, maka PT Mulyo Tani


(58)

memiliki peluang pupuk organik sebesar 210 liter pupuk organik per hektar. Kebutuhan total pupuk organik untuk Kota Salatiga adalah 165.900 liter ( 210 x 790 ha) untuk setiap musim tanam. Berdasarkan perhitungan tersebut PT Mulyo Tani masih belum dapat memenuhi kebutuhan pupuk organik cair di Kota Salatiga. 2. Perikanan

Di kota Salatiga terdapat empat kelurahan yang melakukan budidaya ikan tawar. Empat kelurahan tersebut adalah Argomulyo, Tingkir, Sidomukti, dan Sidorejo. Peluang pasar dari empat kelurahan tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 4. Luas dan Kebutuhan Pupuk Organik untuk Budidaya Ikan tawar

Kelurahan Luas (m) Kebutuhan (L/minggu)

Kebutuhan (L/tahun)

Argomulyo 430 6,45 310

Tingkir 1850 27,75 1.332

Sidomukti 330 4,95 238

Sidorejo 8200 123 5.904

Total Kebutuhan di Salatiga 7.784

Dilihat dari data diatas bahwa, kebutuhan pupuk organik di Kota Salatiga sebagai suplemen perikanan adalah sebesar 7.784 liter dalam satu tahun. Kebutuhan ini masih dapat dicukupi oleh PT Mulyo Tani yang memproduksi pupuk organik sebanyak 52.000 liter untuk sektor perikanan dan mengalami surplus sebesar 44.126 liter.

4.2.4. Ekspor dan Impor Pupuk Lanjutan (Suplementary Fertilizer)

Suplementari Fertilizer adalah pupuk sejenis pupuk organik yang di produksi oleh PT Mulyo Tani, yang fungsinya sebagai tambahan nutrisi.

1. Ekspor

Ekspor terbanyak yang dilakukan adalah ke negara Jepang pada setiap tahunnya. Ekspor paling sedikit dilakukan ke negara Timor Timur dan hanya dilakukan pada tahun 2005 saja. Data ekspor selengkapnya dapat dilihat di tabel 5.


(1)

4.8.6. Penambahan Mesin Pendingin

Produk pupuk organik ini dibuat dari bahan-bahan yang tidak tahan lam dan mudah sekali membusuk. Sehingga saat ini untuk menghindari kerugian akibat bahan baku yang membusuk PT Mulyo Tani melakukan pembelian bahan baku dengan jarak waktu satu minggu. Hal ini tentu saja menambah biaya transportasi untuk pengadaan bahan dan juga rawan terjadi keterlambatan bahan baku.

Oleh karena itu pengadaan mesin pendingin dapat sangat membantu untuk mengurangi biaya transportasi dan juga menghindari keterlambatan dan ketidaktersediaan bahan baku dipasar. Hasil perhitungan akibat terjadi penambahan mesin pendingin adalah sebagai berikut:

Tabel 22. Rekapitulasi Penambahan Mesin Pendingin

KRITERIA

KELAYAKAN Stn NILAI

1 NPV (000Rp) 2.434.024

2 IRR % 15

3 BEP- th analisis th 8,7

4 PBP-NET B th 1,2

5 NET B/C -- 3,42

Hasil dari perhitungan diatas bahwa keuntungan yang di dapat oleh perusahaan meningkat. Hal ini dikarenakan terjadi penurunan pada biaya transportasi akibat dari frekuensi pembelian bahan baku yang berkurang. Oleh karena itu perusahaan dapat menambah mesin pendingin pada perusahaannya.

4.8.7. Rekapitulasi Aspek Finansial dan Analisis Kepekaan

Rekapitulasi aspek finansial dan analisis kepekaan adalah perbandingan antara kondisi perusahaan pada saat kondisi normal dan saat kondisi perusahaan setelah dilakukan beberapa perubahan. Perubahan tersebut antara lain adalah peningkatan harga bahan baku, peningkatan biaya tenaga kerja, peningkatan harga bahan bakar minyak, peningkatan kapasitas, penambahan tenaga kerja pemasaran, dan penambahan investasi mesin pendingin. Perubahan tersebut akan


(2)

mempengaruhi kondisi kelayakan perusahaan. Kondisi kelayakan perusahaan sangat peka terhadap kenaikkan harga bahan baku hal ini disebabkan sumber penerimaan PT Mulyo Tani hanya dari proses produksi pupuk organik cair, yang sangat bergantung pada pemakaian bahan baku. Sehingga jika terjadi peningkatan harga bahan baku sebesar 10%, maka kondisi perusahaan menjadi tidak layak, hal ini terlihat dari perolehan nilai NPV yang negatif. Dalam kondisi seperti ini perusahaan harus melakukan peningkatan harga jual, dari harga awal Rp. 25.000 menjadi Rp. 36.000 agar kondisi perusahaan tetap layak.

Kondisi kelayakan perusahaan juga sangat peka terhadap perubahan biaya tenaga kerja. Jika perusahaan akan meningkatkan upah karyawan sebesar 15%. Hal ini menyebabkan kondisi perusahaan menjadi kurang menguntungkan, karena pada tahun ke 9 dan ke 10 NPV bernilai negatif. Agar kondisi perusahaan tetap layak dan kebijakan tersebut dapat dijalankan, maka harga jual pupuk harus dinaikkan dari harga awal Rp. 25.000 menjadi Rp. 30.000 untuk meningkatkan penerimaan. Dengan meningkatkan harga jual maka kondisi perusahaan akan kembali layak.

Selain perubahan pada harga bahan baku dan peningkatan biaya tenaga kerja, perubahan yang lain tidak terlalu berpengaruh pada kondisi kelayakan perusahaan. Bahkan penerimaan perusahaan akan meningkat jika perusahaan meningkatkan kapasitas setiap tahun menjadi 10% dan menambah investasi mesin pendingin perusahaan dapat mengurangi jadwal pembelian bahan baku sehingga perusahaan dapat menekan biaya transportasi, dengan menekan biaya transportasi maka keuntungan perusahaan akan meningkat. Oleh karena itu perusahaan sebaiknya melakukan kebijakan untuk menambah investasi mesin pendingin dan meningkatkan kapasitas 10% setiap tahun untuk dapat meningkatkan keuntungan perusahaan. Gambaran perbandingan antara kondisi normal perusahaan dan berbagai perubahan terdapat pada tabel 3 sebagai berikut:


(3)

Tabel 23. Rekapitulasi Aspek Finansial Pada Kondisi Normal dan Pada Saat Terjadi Kepekaan

Skenario Kriteria

A B C D E F G NPV (Rp) 2.159.1 41 -840.13 3 1.693.8 43 1.968.09 7 3.411.5 94 2.032.1 09 2.434.0 24

IRR (%) 15 13 16 15 15 15 15

NET B/C

3,12 0,17 2,66 2,89 4,35 3 3,42

BEP (10 Thn)

8,7 9,3 9 8,9 8,7 8,8 8,6

PBP (10 Thn)

1,2 1,2 1,2 1,2 1,2 1,2 1,2

Keterangan :

Skenario A : Keadaan pada kondisi normal.

Skenario B : Keadaan dimana harga bahan baku produksi meningkat 10%. Skenario C : Keadaan dimana biaya tenaga kerja meningkat 15%.

Skenario D : Keadaan dimana harga bahan bakar minyak meningkat 30% setiap 2 tahun.

Skenario E : Keadaan dimana kapasitas produksi meningkat 10% pada setiap tahun.

Skenario F : Keadaan dimana perusahaan menambah tenaga pemasaran.

Skenario G : Keadaan dimana perusahaan menambah investasi mesin pendingin.


(4)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Kesimpulan dari analisis kelayakan usaha pupuk organik cair di PT Mulyo Tani adalah, bahwa usaha ini layak untuk dijalankan. Hal ini terlihat dari jumlah kumulatif NPV selama 10 tahun yang tidak negatif, meskipun nilai NPV pada tahun ke 9 dan ke 10 negatif karena tidak terjadi peningkatan harga jual. PT Mulyo Tani sangat peka pada perubahan harga bahan baku hal ini terlihat dari nilai NPV yang negatif saat terjadi peningkatan harga bahan baku. Meskipun terjadi perubahan kenaikan biaya tenaga kerja, dan bahan bakar minyak (solar) akibat inflasi, usaha ini masih dapat dijalankan. Hal ini terbukti bahwa NPV kumulatif tidak negatif. Namun, akibat adanya kenaikan-kenaikan tersebut maka harga jual yang ditetapkan oleh PT Mulyo Tani juga ikut berubah sesuai kenaikan biaya-biaya tersebut, dan PT Mulyo Tani harus meningkatkan harga jual agar kondisi perusahaan tetap layak. Secara keseluruhan, PT Mulyo Tani layak untuk dijalankan.

2. Saran

1. Dalam memasarkan produknya PT Mulyo Tani diharapkan tidak hanya menggunakan informasi dari mulut ke mulut tetapi menggunakan media baik elektronik maupun cetak.

2. Sebaiknya PT Mulyo Tani memiliki mesin pendingin untuk menyimpan persediaan bahan baku agar lebih tahan lama.

3. Sebaiknya PT Mulyo Tani memiliki bagian quality control agar memastikan produk aman dari logam-logam berat dan patogen.


(5)

Daftar Pustaka

Umar, H. 2005. Studi Kelayakan Bisnis. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Husnan, S. dan Muhammad. 2000. Studi Kelayakan Proyek. Unit Penerbit dan

Percetakan AMP YKPN, Yogyakarta.

Kotler, P. 2005. Manajemen Pemasaran. Penerbit Erlangga, Jakarta. Heizer, et all. Manajemen Operasi. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Sukirno, S. 1998. Pengantar Teori Mikroekonomi. Penerbit PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Chaerunnisa, R R. 2007. Studi Kelayakan Pendirian Usaha Penggilingan Gabah di Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor. Skripsi.

Departemen Manajemen. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor.

Perdana, A N. 2007. Analisis Kelayakan Usaha Secara Partisipatif Pada Usaha Budidaya Pembesaran Ikan Gurame (Studi Kasus Kelompok Tani Tirta Maju Desa Situ Gede ). Skripsi. Departemen Manajemen. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor.

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2005. Pendapatan Regional Salatiga. 2005. Jakarta: BPS.

[BPS] Badan Pusat Sttistik. 2005. Luas Lahan Kritis Berdasarkan Provinsi dan Tingkat kekritisannya. 2005. Jakarta:BPS.


(6)