Bahan-bahan diatas merupakan sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan dan sisa pencernaan hewan. MTB1 dan
MTB2 merupakan buah-buahan yang dihancurkan. MTS1 dan MTS 2 merupakan jenis sayuran, MTR1 Dan MTR2
merupakan tumbuhan, MTH1, MTH2, MTH3, MTH4 merupakan sisa pencernaan hewan. Bahan baku tersebut
masing-masing dihancurkan dan dicampur merata kecuali MTH1 dan MTH2. Setelah dicampur didiamkan selama satu
minggu, kemudian campurkan MTH1 dan MTH2. setelah didiamkan satu minggu maka bahan-bahan tersebut akan
menghasilkan gas. Gas tersebut kemudian dihilangkan dan campuran tersebut disaring. Setelah proses penyaringan maka
pupuk organik sudah siap untuk di kemas.
4.3.2. Rencana Aliran Bahan Baku
Kebutuhan bahan baku akan dipenuhi dengan bekerja sama dengan para pedagang di pasar dan rumah pemotongan
hewan. Penyediaan bahan baku MTH4 untuk pupuk ini masih dilakukan setiap akan melakukan proses produksi. Hal ini
dikarenakan MTH4 yang akan digunakan dalam proses produksi harus dalam keadaan segar. Penyediaan MTB1,
MTS2, MTR2 dan MTS1 adalah untuk satu minggu proses produksi. Hal ini dikarenakan PT Mulyo Tani belum memiliki
pendingin sehingga bahan-bahan tersebut hanya dapat bertahan satu minggu . penyediaan bahan baku dilakukan pada setiap
akhir pekan. Proses alur produksi dapat dilihat pada lampiran 3. Bahan baku di dapat dari Pasar Jetis, Pasar Blauran, Pasar
Raya 1 dan Pasar Raya 2. Sedangkan untuk sisa pencernaan hewan di dapat dari rumah potong hewan baik di Salatiga
maupun dari luar Salatiga. Rumah potong hewan menurut data BPS 2006 terbanyak berada di kabupaten Banyumas yaitu
terdapat 10 rumah potong hewan. Lokasi terdekat sebagai sumber bahan baku adalah di Surakarta dan semarang.
4.3.3. Tahap Proses Produksi Pupuk Organik Cair
Bahan-bahan untuk membuat pupuk organik cair tersebut di dapat dari para supplier yang berbeda, agar tidak
terjadi keterlambatan dan kesalahan dalam pengiriman PT Mulyo Tani menyediakan bagian khusus untuk menjadwal
pengiriman bahan baku yaitu bagian pengadaan bahan. Proses pembuatan pupuk tersebut dimulai dengan penghancuran
seluruh bahan dan kemudian dijadikan satu, yang selanjutnya akan masuk pada tahap fermentasi. Selama proses pembuatan,
ekstrak pupuk tersebut harus diaduk setiap hari untuk menghindari timbulnya larva. Setelah gas hasil dari fermentasi
hilang maka produk pupuk tersebut dapat langsung dikemas.
4.3.4. Pemilihan Teknologi
Proses pembuatan pupuk organik ini sangat sederhana sehingga tidak diperlukan mesin yang canggih. Produksi ini
hanya membutuhkan blender dan mesin pengaduk dengan ukuran 12 mm dengan daya 1200 watt.
4.3.5. Perencanaan Tata Letak Pabrik