bulan. Gejala-gejala tersebut diatas dapat dijumpai pula pada penyakit paru selain TB, seperti bronkiektasis, bronkitis kronis, asma, kanker paru, dan lain-lain.
Mengingat prevalensi TB Paru di Indonesia saat ini masih tinggi, maka setiap orang yang datang ke Unit Pelayanan Kesehatan dengan gejala tersebut diatas,
dianggap sebagai seorang tersangka suspek pasien TB, dan perlu dilakukan pemeriksaan dahak secara mikroskopis langsung.
2.1.4. Tujuan Penangulangan TB Paru
Adapun tujuan program penanggulangan TB Paru meliputi tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek. Tujuan jangka panjang adalah menurunkan angka
kesakitan dan angka kematian yang diakibatkan penyakit TB paru dengan cara memutuskan rantai penularan,sehingga penyakit TB paru tidak lagi merupakan
masalah kesehatan masyarakat Indonesia, sedangkan tujuan jangka pendek adalah 1 Tercapainya angka kesembuhan minimal 88 dari semua penderita baru BTA positif
yang ditemukan,dan 2 tercapainya cakupan penemuan penderita secara bertahap sehingga pada tahun 2015 dapat mencapai 90 dari perkiraan semua penderita baru
BTA positif, serta target ini diharapkan dapat menurunkan tingkat prevalensi dan kematian akibat TB hingga dan mencapai tujuan millenium development goal MDG
pada tahun 2015 Kebijakan penanggulangan Tuberkulosis Paru mencakup:
1 Penanggulangan TB di Indonesia dilaksanakan sesuai dengan azas desentralisasi dengan kabupatenkota sebagai titik berat manajemen program yang meliputi:
Universitas Sumatera Utara
perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi serta menjamin ketersediaan sumber daya dana,tenaga, sarana dan prasarana.
2 Penanggulangan TB dilaksanakan dengan menggunakan strategi DOTS 3 Penguatan kebijakan untuk meningkatkan komitmen daerah terhadap program
penanggulangan TB 4 Penguatan strategi DOTS dan pengembangannya ditujukan terhadap peningkatan
mutu pelayanan, kemudahan akses untuk penemuan dan pengobatan sehingga mampu memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya Multi Drug
Resistance Tuberculosis MDR-TB. 5 Penemuan dan pengobatan dalam rangka penanggulangan TB dilaksanakan oleh
seluruh Unit Pelayanan Kesehatan UPK, meliputi Puskesmas, Rumah Sakit Pemerintah dan swasta, Rumah Sakit Paru RSP, Balai Pengobatan Penyakit
Paru Paru BP4, Klinik Pengobatan lain serta Dokter Praktek Swasta DPS. 6 Penanggulangan TB dilaksanakan melalui promosi, penggalangan kerja sama dan
kemitraan dengan program terkait, sektor pemerintah, non pemerintah dan swasta dalam wujud Gerakan Terpadu Nasional Penanggulangan TB Gerdunas TB
7 Peningkatan kemampuan laboratorium diberbagai tingkat pelayanan ditujukan untuk peningkatan mutu pelayanan dan jejaring.
8 Obat Anti Tuberkulosis OAT untuk penanggulangan TB diberikan kepada pasien secara cuma-cuma dan dijamin ketersediaannya.
9 Ketersediaan sumberdaya manusia yang kompeten dalam jumlah yang memadai untuk meningkatkan dan mempertahankan kinerja program.
Universitas Sumatera Utara
10 Penanggulangan TB lebih diprioritaskan kepada kelompok miskin dan kelompok rentan terhadap TB.
11 Pasien TB tidak dijauhkan dari keluarga, masyarakat dan pekerjaannya. 12 Memperhatikan komitmen internasional yang termuat dalam Millennium
Development Goals MDGs. Sedangkan strategi yang digunakan untuk mencapai keberhasilan program P2
TB paru adalah melalui 1 Peningkatan komitmen politis yang berkesinambungan untuk menjamin ketersediaan sumberdaya dan menjadikan penanggulangan TB suatu
prioritas, 2 Pelaksanaan dan pengembangan strategi DOTS yang bermutu dilaksanakan secara bertahap dan sistematis, 3 Peningkatan kerjasama dan
kemitraan dengan pihak terkait melalui kegiatan advokasi, komunikasi dan mobilisasi sosial, 4 kerjasama dengan mitra internasional untuk mendapatkan komitmen dan
bantuan sumber daya, dan 5 Peningkatan kinerja program melalui kegiatan pelatihan dan supervisi, pemantauan dan evaluasi yang berkesinambungan.
2.1.5. Kegiatan Program TB Paru