yang diharapkan dalam pedoman penanggulangan TB paru semakin baik hasil kerjanya dalam melaksanakan seluruh program-program TB paru di Kota Binjai.
5.3.3. Pengaruh Keterampilan terhadap Kinerja Petugas TB Paru di Kota Binjai
Keterampilan adalah bukti nyata kegiatan-kegiatan dari petugas TB dalam menjalankan atau melaksanakan tugas-tugasnya sebagai petugas TB secara terampil
sesuai dengan ketentuan dan prosedur pelaksanaan program TB paru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas petugas TB yaitu 52,78
memiliki keterampilan kategori kurang dalam pelaksanaan tugas-tugasnya sebagai petugas TB paru. Konsekuensi dari rendahnya keterampilan petugas TB berdampak
terhadap hasil kerja dalam penanggulangan TB paru di wilayah kerja puskesmasnya. Hasil statistik menunjukkan bahwa secara parsial, keterampilan petugas TB
mempunyai hubungan secara signifikan dengan kinerja Tabel 4.15. Petugas TB paru dengan keterampilan yang baik 56,3 memiliki kinerja yang baik, sedangkan
petugas TB dengan keterampilan termasuk kurang 85,0 memiliki kinerja yang kurang. Artinya keterampilan petugas TB dalam menjalankan kegiatan-kegiatan yang
terintegrasi dalam program TB berimplikasi terhadap hasil kerjanya. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Froniatin 2008, bahwa skill atau
keterampilan petugas TB paru berpengaruh secara signifikan terhadap pencapaian kinerja program penanggulangan TB paru di wilayah kerja puskesmas Margadana
Kota Tegal, demikian juga dengan penelitian Yuyun 2007, bahwa keterampilan petugas TB menjadi faktor penting dalam karakteristik petugas TB dan berkorelasi
Universitas Sumatera Utara
secara positif terhadap pencapaian hasil kerja petugas TB dalam melaksanakan program penanggulangan TB paru di unit kerjanya.
Menurut Sulistiyani dan Rosidah 2003, keterampilan adalah kemampuan dan penguasaan teknis operasional mengenai bidang tertentu yang bersifat kekaryaan,
berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan atau menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang bersifat teknis yang diperoleh melalui proses belajar dan
berlatih. Dengan keterampilan yang dimiliki seorang pegawai diharapkan mampu menyelesaikan pekerjaan secara produktif.
Keterampilan yang diharapkan dalam program penanggulangan TB paru adalah berkaitan dengan upaya-upaya penemuan kasus TB paru secara aktif,
keterampilan dalam pemeriksaan sputum suspek penderita TB, dan terampil dalam melakukan proses pemberian obat dan monitoring minum obat penderita TB Paru.
Keterampilan petugas TB dalam melaksanakan tugas-tugasnya secara umum dapat dipengaruhi oleh pengetahuan, latar belakang pendidikan, dan pengalaman sebagai
petugas TB paru serta adanya pendidikan informal seperti pelatihan secara teknis tentang kegiatan-kegiatan penanggulangan TB paru di lapangan. Rendahnya
keterampilan petugas TB di Kota Binjai juga disebabkan oleh minimnya pelatihan TB yang diikuti yaitu hanya 36,11. Hal ini menyebabkan rendahnya keterampilan
petugas TB secara teknis operasional, apalagi perkembangan epidemiologi dan analisis kasus-kasus TB paru di kota Binjai, serta adanya pengetahuan baru tentang
upaya-upaya penanggulangan TB paru seperti kasus penderita TB Paru dengan HIV-
Universitas Sumatera Utara
AIDS, penderita TB Paru dengan diabetes mellitus serta penderita TB Paru dengan kasus MDR Multi Drag Resistance.
5.4. Pengaruh Koordinasi terhadap Kinerja Petugas TB Paru di Kota Binjai