2.8. Kerangka Konsep
Kerangka konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Variabel Independen Variabel Dependen
Gambar 2.1. Kerangka Konsep Penelitian
KOORDINASI
KOMPETENSI Kinerja Pengelola Program
Penganggulangan TB Paru
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian survai analitik dengan pendekatan eksplanatory research yang dimaksudkan untuk menjelaskan pengaruh koordinasi
dan kompetensi pengelola program terhadap kinerja pengelola program TB paru di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Binjai.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Binjai yang meliputi 8 delapan puskesmas induk dan 18 delapan belas puskesmas pembantu
dengan pertimbangan masih terdapat masalah penyakit menular khususnya penyakit Tuberkulosis Paru yang diindikasikan dari tingginya angka insidens dan prevalensi
rate kasus TB paru, serta rendahnya cakupan penemuan kasus, kemudian dilihat dari aspek petugas kesehatan, belum seluruhnya petugas mendapatkan pelatihan tentang
penanggulangan TB Paru dan dari aspek manajemen, masih minim koordinasi yang dilakukan pengelola program dengan lintas program lain dan lintas sektoral dalam
penanggulangan TB Paru. Penelitian ini dilakukan mulai dari pengesahan judul penelitian sampai,
konsultasi dan riset lapangan sampai pada penyusunan laporan penelitian membutuhkan waktu 6 enam bulan terhitung bulan Januari sd Juni 2013.
55
Universitas Sumatera Utara
3.3. Populasi dan Sampel Penelitian 3.3.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh unsur petugas kesehatan yang terlibat dalam program penanggulangan TB paru Puskesmas Tim TB di wilayah
Kerja Dinas Kesehatan Kota Binjai yang terdiri dari 2 dua Puskesmas Rujukan Mikroskopis terdiri dari 1 orang dokter umum, 1 orang perawat dan 1 orang petugas
laboratorium dan jumlah seluruhnya sebanyak 6 orang. 6 enam Puskesmas Satelit terdiri dari 1 orang dokter umum dan 1 orang perawat dan jumlah seluruhnya 12
orang. 18 delapan belas Puskesmas Pembantu yaitu 1 orang perawat dan jumlah seluruhnya 18 orang. Maka populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 36 orang.
3.3.2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah total populasi yaitu seluruh unsur petugas kesehatan yang terlibat dalam program penanggulangan TB paru Puskesmas Tim
TB di wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kota Binjai yaitu sebanyak 36 orang.
3.4. Variabel dan Definisi Operasional 3.4.1. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabep dependen yaitu kinerja pengelola program TB paru, sedangkan variabel independen adalah koordinasi dan
kompetensi petugas pengelola program TB paru Puskesmas.
Universitas Sumatera Utara
3.4.2. Definisi Operasional
Definisi operasional terhadap variabel dependen dan variabel independen adalah sebagai berikut:
1. Kinerja pengelola program TB paru adalah hasil kerja yang diperoleh oleh petugas pengelola program TB paru dalam menjalankan tugas pokok dan
fungsinya sesuai uraian tugas yang dibebankan dan target yang diharapkan dalam penanggulangan TB paru Puskesmas yang dilihat dari upaya penemuan kasus,
pengobatan TB paru serta upaya pencegahan TB Paru. 2. Kompetensi adalah tingkat kemampuan, sikap dan keterampilan petugas TB paru
dalam melaksanakan seluruh tugas-tugas yang dijabarkan dalam kegiatn-kegiatan penanggulangan TB paru.
3. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh petugas pengelola program Penanggulangan TB paru Puskesmas yang berkaitan dengan uraian
tugasnya. 4. Sikap adalah tanggapan atau respon petugas pengelola program Penanggulangan
TB paru terhadap pelaksanaan uraian tugasnya dalam kegiatan-kegiatan penanggulangan TB paru di wilayah kerjanya.
5. Keterampilan adalah tindakan nyata yang dilakukan oleh petugas pengelola program penanggulangan TB Paru Puskesmas dalam mengaplikasikan seluruh
kewajiban dan tugas pokoknya dalam kegiatan penanggulangan TB paru di wilayah kerjanya.
Universitas Sumatera Utara
6. Koordinasi adalah seluruh tindakan yang dilakukan pengelola program TB paru dalam menjalin kerjasama, membagi informasi serta konsultasi tentang upaya
yang dilakukan dalam menjalankan kegiatan-kegiatan penanggulangan TB paru di wilayah kerjanya.
Dimensi dari keseluruhan variabel yang diteliti dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut:
Tabel 3.1. Dimensi Indikator Variabel Penelitian
Variabel Dimensi
Indikator Skala
Ukur Hasil Ukur
Kompetensi 1. Pengetahuan
1. Etiologi dan Risiko TB Paru
2. Determinan TB Paru
3. Penemuan Kasus TB paru
4. Pengobatan TB Paru
5. Keberhasilan Program TB Paru
6. Uraian Tugas Pengelola TB Paru
Ordinal Baik 21 Kurang 21
2. Sikap 1. Risiko Penularan
TB Paru 2. Kesadaran
Pentingnya Penemuan Kasus
3. Kesadaran Pengobatan
Penderita TB 4. Kesadaran Tugas
Pengelola Program TB Paru
5. Pencapaian Keberhasilan
Program TB Paru Ordinal Baik 24
Kurang 24
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.1. Lanjutan
Variabel Dimensi
Indikator Skala
Ukur Hasil Ukur
3. Keterampilan 1. Keterampilan
Dokter TB Paru 2. Keterampilan
Petugas Perawat TB Paru
3. Keterampilan Petugas
Laboratorium Ordinal Baik 13
Kurang 13
Koordinasi 1. Kerjasama
2. Pertemuan Rutin
1. Kerjasama lintas Program
2. Pertemuan Rutin Seluruh Petugas
Pengelola Ordinal Baik 16
Kurang 16
Kinerja Pengelola
Program TB Paru
1. Perencanaan 2. Pelaksanaan
3. Evaluasi 1. Uraian tugas pokok
dan tambahan dalam P2 TB
2. Target keseluruhan tugas-tugas tenaga
P2 TB Ordinal Baik 27
Kurang 27
3.5. Metode Pengumpulan Data 3.5.1. Jenis Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan dengan cara wawancara langsung, dan observasi
terhadap seluruh variabel yang diteliti berpedoman pada kuesioner dan daftar tilik yang sudah dipersiapkan. Sedangkan data sekunder adalah keseluruhan data dan
informasi yang berkaitan dengan upaya penanggulangan TB paru yang bersumber dari catatan Dinas Kesehatan Kota Binjai, dan puskesmas.
Universitas Sumatera Utara
3.5.2. Uji Validitas dan Realibilitas
Sebelum kuesioner diberikan maka instrumen angket yang dipakai, terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas guna menghasilkan data yang akurat
sesuai dengan tujuan ukurannya. Pengujian reliabilitas digunakan agar alat ukur yang digunakan dapat menunjukkan hasil yang sama pada saat penelitian dilakukan
berulang kali baik untuk waktu sekarang maupun yang akan datang. Suatu pertanyaan dikatakan valid atau bermakna sebagai alat pengumpul
data bila korelasi hasil hitung r–hitung lebih besar dari angka kritik nilai korelasi r- tabel, pada taraf signifikansi 95 Nilai r-Hitung dalam penelitian ini untuk sampel
pengujian 10 responden adalah sebesar 0,63, maka ketentuan dikatakan valid, jika: 1 Nilai r-Hitung variabel
≥ 0,63 dikatakan valid, 2 Nilai r-Hitung variabel 0,63 dikatakan tidak valid.
Uji reliabilitas dilakukan untuk mendapatkan instrumen dengan keterandalan yang tinggi dalam pengukuran variabel penelitian. Uji reliabilitas akan digunakan
dengan menghitung nilai alfa atau dengan Cronbach’s Alpha. Penghitungan Cronbach’s Alpha dilakukan dengan menghitung rata-rata interkorelasi di antara
butir-butir pernyataan dalam kuesioner. Secara umum reliabilitas yang ditentukan oleh nilai Cronbach’s Alpha – kurang dari 0,60 dinyatakan kurang baik. Cronbach’s
Alpha dengan nilai range 0,70 dinyatakan dapat diterima dan nilai ≥0,80 adalah baik.
Universitas Sumatera Utara
3.6. Metode Pengukuran
Metode pengukuran variabel dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut: 1. Pengukuran variabel Pengetahuan didasarkan pada skala ordinal dari 15
pertanyaan dengan alternatif jawaban a, b,c dan d, dimana responden bebas memilih jawaban yang disediakan, kemudian diberi bobot Benar skor 2 dan
Salah skor 1, kemudian dikategorikan menjadi: a. Baik, jika responden memperoleh nilai 21
b. Kurang, jika responden memperoleh nilai 21 2. Pengukuran variabel sikap juga didasarkan pada skala ordinal dari 15 pertanyaan
dengan alternatif jawaban Setuju skor 3, Kurang Setuju skor 2 dan Tidak Setuju skor 1, kemudian dikategorikan menjadi:
a. Baik, jika responden memperoleh nilai 24 b. Kurang, jika responden memperoleh nilai 24
3. Pengukuran variabel keterampilan didasarkan pada skala ordinal dengan pertanyaan untuk masing-masing petugas TB sebanyak 8 pertanyaan dengan
alternatif jawaban Ya skor 2, dan Tidak skor 1, kemudian dikategorikan menjadi:
a. Baik, jika responden memperoleh nilai 13 b. Kurang, jika responden memperoleh nilai 13
4. Pengukuran variabel koordinasi juga didasarkan pada skala ordinal dari 10 pertanyaan dengan alternatif jawaban Ya skor 3, kadang-kadang skor 2 dan
Tidak skor 1, kemudian dikategorikan menjadi:
Universitas Sumatera Utara
a. Baik, jika responden memperoleh nilai 16 b. Kurang, jika responden memperoleh nilai 16
5. Pengukuran Kinerja pengelola program TB paru TB paru didasarkan pada skala ordinal dari 16 pertanyaan dengan aternatif jawaban ya skor 3, kadang-kadang
skor 2 dan tidak skor 1, yang berpedoman pada pedoman penanggulangan TB paru, dan kemudian dikategorikan menjadi:
a. Baik, jika responden memperoleh nilai 27 b. Kurang, jika responden memperoleh nilai 27.
3.7. Metode Analisa Data