pengambil keputusan, termasuk dukungan dana, b diagnosa penyakit TB melalui pemeriksaan dahak secara mikroskopis, c, kesinambungan persediaan OAT jangka
pendek untuk penderita, dan d Pengobatan TB dengan paduan obat anti-TB jangka pendek, diawasi secara langsung oleh PMO Pengawas Menelan Obat WHO, 2000.
WHO telah merekomendasikan strategi DOTS sebagai upaya pendekatan yang paling tepat saat ini untuk menanggulangi masalah TB di Indonesia. Pengobatan TB
tanpa didukung oleh kualitas dan persediaan OAT yang baik akan menyebabkan kegagalan pengobatan dan Multi Drug Resistance yang dapat memperparah keadaan
penderita TB. OAT yang tersedia saat ini harus dikonsumsi penderita dalam jumlah tablet yang cukup banyak dan dapat menyebabkan kelalaian pada penderita, oleh
sebab itu banyak ahli berusaha untuk mengembangkan OAT-Fixed Dose Combination FDC, yaitu kombinasi OAT dalam jumlah tablet yang lebih sedikit dimana jumlah
kandungan masing-masing komponen sudah disesuaikan dengan dosis yang diperlukan. Diharapkan dengan penggunaan OAT-FDC dapat menyederhanakan
proses pengobatan, meminimalkan kesalahan pemberian obat, dan mengurangi efek samping WHO, 2003.
2.1.6. Evaluasi Program Penanggulangan TB Paru
Pemantauan dan evaluasi merupakan salah satu fungsi manajemen untuk menilai keberhasilan pelaksanaan program. Pemantaun dilaksanakan secara berkala
dan terus menerus, untuk dapat segera mendeteksi bila ada masalah dalam pelaksanaan kegiatan yang telah direncanakan, supaya dapat dilakukan tindakan
perbaikan segera. Evaluasi dilakukan setelah suatu jarak-waktu interval lebih lama,
Universitas Sumatera Utara
biasanya setiap 6 bulan sd 1 tahun. Dengan evaluasi dapat dinilai sejauhmana tujuan dan target yang telah ditetapkan sebelumnya dicapai. Dalam mengukur keberhasilan
tersebut diperlukan indikator. Hasil evaluasi sangat berguna untuk kepentingan perencanaan program. Masing-masing tingkat pelaksana program UPK,
KabupatenKota, Propinsi, dan Pusat bertanggung jawab melaksanakan pemantauan kegiatan pada wilayahnya masing-masing. Seluruh kegiatan harus dimonitor baik dari
aspek masukan input, proses, maupun keluaran output. Cara pemantauan dilakukan dengan menelaah laporan, pengamatan langsung dan wawancara dengan
petugas pelaksana maupun dengan masyarakat sasaran. Dalam pelaksanaan monitoring dan evaluasi, diperlukan suatu sistem
pencatatan dan pelaporan baku yang dilaksanakan dengan baik dan benar. Evaluasi hasil kegiatan penanggulangan TB didasarkan pada indikator–indikator program
penanggulangan TB yang dilakukan pada tahap akhir program dilakukan. Indikator merupakan alat yang paling efektif untuk melakukan evaluasi dan merupakan
variabel yang menunjukkan keadaan dan dapat digunakan untuk mengukur terjadinya perubahan. Indikator yang baik harus memenuhi syarat – syarat tertentu antara lain :
valid, sensitive dan specific, dapat dimengerti, dapat diukur dan dapat dicapai. Indikator program Penanggulangan TB Paru dapat dianalisa dengan cara 1
Membandingkan data antara satu dengan yang lain untuk melihat besarnya perbedaan, dan 2 Menganalisis kecenderungan trend dari waktu ke waktu. Untuk
mempermudah analisis data diperlukan indikator sebagai alat ukur kemajuan’ marker of progress. Indikator yang baik harus memenuhi syarat-syarat tertentu
Universitas Sumatera Utara
seperti: Sahih valid, Sensitif dan Spesifik sensitive and specific, Dapat dipercaya realiable, Dapat diukur measureable, Dapat dicapai achievable.
2.1.7. Indikator Keberhasilan Program TB Paru