Lingkup dan Batasan Masalah Kerangka Berpikir Konsep Sirkulasi Kendaraan

6

I.5 Lingkup dan Batasan Masalah

Proyek ini bersifat fiktif. Lingkup kajian proyek ini meliputi perencanaan “Parijs van Soematra Revitalisasi kawasan bersejarah di jalan Ahmad Yani VII dan jalan Hindu, Medan ” yang merupakan suatu kegiatan merevitalisasi salah satu kawasan bersejarah yang ada di kota Medan yang sekarang belum memiliki generator aktivitas untuk menarik masyarakat kota Medan ke kawasan ini. Lingkup kajian pada revitalisasi kawasan ini adalah bagaiman memugar bangunan bersejarah sebagai eksisting dan membangun sebuah bangunan baru yang kontekstual terhadap lingkungan di sekitarnya. Perencanaan proyek ini akan dibatasi pada kawasan jalan Ahmad Yani VII dan jalan Hindu yang diatas lahannya terdapat bangunan bekas kantor Depnaker, reruntuhan bangunan bekas PT. Yuki Taxi, restoran Delima, Yoga Life, Lembaga Bantuan Hukum, serta ruko-ruko tua yang sebagian besar disewakan sebagai toko percetakan. Fungsi-fungsi yang ada pada kawasan ini akan dibatasi pada sebuah penginapan, shopping arcade, café, restoran, galeri, fungsi-fungsi eksisting yang ada pada kawasan, serta penambahan fungsi-fungsi lain sesuai dengan kebutuhan ruang. Universitas Sumatera Utara 7

I.6 Kerangka Berpikir

Adapun kerangka berpikir dari penulisan laporan ini adalah sebagai berikut: Diagram 1.1 Kerangka berpikir Universitas Sumatera Utara 8 BAB Deskripsi Proyek “Suasana kota begitu nyaman dan tidak bising oleh suara-suara klakson, apalagi sampai macet. Maklumlah, di zaman itu kendaraan bermesin seperti kendaraan roda dua dan kendaraan roda empat masih sangat sedikit. Hanya pengendara sepeda saja yang banyak terlihat hilir mudik di dalam kota untuk beraktivitas. .”

II.1 Tinjauan Umum Proyek

II.1.1 Revitalisasi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, Revitalisasi 1 berarti proses, cara, dan perbuatan menghidupkan kembali suatu hal yang sebelumnya kurang terberdaya. Sebenarnya revitalisasi 2 berarti menjadikan sesuatu atau perbuatan menjadi vital. Sedangkan kata vital mempunyai arti sangat penting atau perlu sekali untuk kehidupan dan sebagainya. Pengertian melalui bahasa lainnya revitalisasi bisa berarti proses, cara, dan atau perbuatan untuk menghidupkan atau menggiatkan kembali berbagai program kegiatan apapun. Atau lebih jelas revitalisasi itu adalah membangkitkan kembali vitalitas. Jadi, pengertian revitalisasi ini secara umum adalah usaha-usaha untuk menjadikan sesuatu itu menjadi penting dan perlu sekali. Revitalisasi, termasuk di dalamnya adalah konservasi- preservasi, merupakan bagian dari upaya perancangan kota untuk mempertahankan warisan fisik budaya masa lampau yang memiliki nilai sejarah dan estetika-arsitektural. Tepatnya, revitalisasi merupakan upaya pelestarian lingkungan binaan agar tetap pada kondisi aslinya yang ada dan mencegah 1 http:bahasa.kemdiknas.go.idkbbiindex.php 2 http:dewiultralight08.wordpress.com20110310pengertian- revitalisasi Universitas Sumatera Utara 9 terjadinya proses kerusakan. Tergantung dari kondisi lingkungan binaan yang akan dilestarikan, maka upaya ini biasanya disertai pula dengan upaya restorasi, rehabilitasi dan rekonstruksi. Jadi, revitalisasi adalah upaya untuk memvitalkan kembali suatu kawasan atau bagian kota yang dulunya pernah vitalhidup, akan tetapi kemudian mengalami kemundurandegradasi. Selain itu, revitalisasi adalah kegiatan memodifikasi suatu lingkungan atau benda cagar- budaya untuk pemakaian baru. Revitalisasi fisik diyakini dapat meningkatkan kondisi fisik termasuk juga ruang-ruang publik kota, namun tidak untuk jangka panjang. Untuk itu, tetap diperlukan perbaikan dan peningkatan aktivitas ekonomi economic revitalization yang merujuk kepada aspek sosial- budaya serta aspek lingkungan environmental objectives. Hal ini mutlak diperlukan karena melalui pemanfaatan yang produktif, diharapkan akan terbentuklah sebuah mekanisme perawatan dan kontrol yang langgeng terhadap keberadaan fasilitas dan infrastruktur kota. Skala revitalisasi ada tingkatan makro dan mikro. Proses revitalisasi sebuah kawasan mencakup perbaikan aspek fisik, aspek ekonomi dan aspek sosial. Pendekatan revitalisasi harus mampu mengenali dan memanfaatkan potensi lingkungan. Revitalisasi sendiri bukan sesuatu yang hanya berorientasi pada penyelesaian keindahan fisik saja, tapi juga harus dilengkapi dengan peningkatan ekonomi masyarakatnya serta pengenalan budaya yang ada. Untuk melaksanakan revitalisasi perlu adanya keterlibatan masyarakat. Keterlibatan yang dimaksud bukan sekedar ikut serta untuk mendukung aspek formalitas yang memerlukan adanya partisipasi masyarakat, selain itu masyarakat yang terlibat tidak hanya masyarakat di lingkungan tersebut saja, tapi masyarakat luas. Ada beberapa aspek lain yang penting dan sangat berperan dalam revitalisasi, yaitu penggunaan peran teknologi informasi, khususnya dalam mengelola keterlibatan Universitas Sumatera Utara 10 banyak pihak untuk menunjang kegiatan revitalisasi. Selain itu revitalisasi juga dapat ditinjau dari aspek keunikan lokasi dan tempat bersejarah, atau revitalisasi dalam rangka untuk mengubah citra suatu kawasan. Dengan dukungan mekanisme kontrolpengendalian rencana revitalisasi harus mampu mengangkat isu-isu strategis kawasan, baik dalam bentuk kegiatan sosial ekonomi maupun karakter fisik kota. Rancang kota merupakan perangkat pengarah dan pengendalian untuk mewujudkan lingkungan binaan yang akomodatif terhadap tuntutan kebutuhan dan fungsi baru.

II.1.2 Teori Revitalisasi

3 Sebagai sebuah kegiatan yang sangat kompleks, revitalisasi terjadi melalui beberapa tahapan dan membutuhkan kurun waktu tertentu serta meliputi hal-hal sebagai berikut : 1 . 1. Intervensi Fisik Intervensi fisik mengawali kegiatan fisik revitalisasi dan dilakukan secara bertahap, meliputi perbaikan dan peningkatan kualitas dan kondisi fisik bangunan, tata hijau, sistem penghubung, sistem tandareklame dan ruang terbuka kawasan urban realm. Mengingat citra kawasan sangat erat kaitannya dengan kondisi visual kawasan, khususnya dalam menarik kegiatan dan pengunjung, intervensi fisik ini perlu dilakukan. Isu lingkungan environmental sustainability pun menjadi penting, sehingga intervensi fisik pun sudah semestinya memperhatikan konteks lingkungan. Perencanaan fisik tetap harus dilandasi pemikiran jangka panjang. 2 2. Rehabilitasi Ekonomi 3 http:revitalisasikawasan-upn.blogspot.com201111revitalisasi- kawasan-kota.html Universitas Sumatera Utara 11 . Revitalisasi yang diawali dengan proses peremajaan artefak urban harus mendukung proses rehabilitasi kegiatan ekonomi. Perbaikan fisik kawasan yang bersifat jangka pendek, diharapkan bisa mengakomodasi kegiatan ekonomi informal dan formal local economic development, sehingga mampu memberikan nilai tambah bagi kawasan kota P. HallU. Pfeiffer, 2001. Dalam konteks revitalisasi perlu dikembangkan fungsi campuran yang bisa mendorong terjadinya aktivitas ekonomi dan sosial vitalitas baru. 3. Revitalisasi SosialInstitusional Keberhasilan revitalisasi sebuah kawasan akan terukur bila mampu menciptakan lingkungan yang menarik interesting, jadi bukan sekedar membuatnya menjadi beautiful place. Maksudnya, kegiatan tersebut harus berdampak positif serta dapat meningkatkan dinamika dan kehidupan sosial masyarakat public realms. Sudah menjadi sebuah tuntutan yang logis, bahwa kegiatan perancangan dan pembangunan kota untuk menciptakan lingkungan sosial yang berjati diri place making dan hal ini pun selanjutnya perlu didukung oleh suatu pengembangan institusi yang baik.

II.1.3 Jenis Revitalisasi

4 Ditinjau dari fungsi kawasan, revitalisasi terbagi menjadi: 1. Revitalisasi kawasan perniagaan, 2. Revitalisasi kawasan perumahan, 3. Revitalisasi kawasan perindustrian, 4. Revitalisasi kawasan perkantoran pemerintah, 4 http:revitalisasikawasan-upn.blogspot.com201111l-kegiatan- konservasi-bisa-berbentuk.html Universitas Sumatera Utara 12 5. Revitalisasi kawasan olahraga dan fasilitas sosial lainnya, 6. Revitalisasi kawasan khusus misalnya kawasan pertambangan. Ditinjau dari letak kawasan, revitalisasi terbagi menjadi: 1. Revitalisasi kawasan pegununganperbukitan, 2. Revitalisasi kawasan tepi air sungai, laut, danau, 3. Revitalisasi kawasan perairanrawa, 4. Revitalisasi kawasan khusus lainnya, Ditinjau dari usia dan sejarahnya, revitalisasi terbagi menjadi: 1. Revitalisasi kawasan bersejarah, 2. Revitalisasi kawasan baru.

II.1.4 Tujuan Revitalisasi

Revitalisasi kawasan diarahkan untuk memberdayakan daerah dalam usaha menghidupkan kembali aktivitas dan vitalitas kawasan untuk mewujudkan kawasan yang layak huni livable, mempunyai daya saing pertumbuhan dan stabilitas ekonomi lokal, berkeadilan sosial, berwawasan budaya serta terintegrasi dalam kesatuan sistem kawasan.

II.1.5 Sasaran Revitalisasi

Sasaran yang ingin dicapai dalam revitalisasi antara lain:

1. Mencegah terjadinya penurunan produksi ekonomi melalui

penciptaan usaha lapangan kerja dan pendapatan ekonomi daerah, Universitas Sumatera Utara 13

2. Meningkatkan stabilitas ekonomi kawasan dengan upaya

mengembangkan daerah usaha dan pemasaran serta keterikatan dengan kegiatan lain, 3. Meningkatkan daya saing ekonomi kawasan dengan mengatasi berbagai bpermasalahan lingkungan dan prasarana sarana yang ada, 4. Meningkatkan pelayanan prasarana sarana di kawasan kumuh, 5. Mengembangkan amenitas 5 kawasan, 6. Mengkonservasi aset warisan budaya kawasan lama, 7. Mendorong partisipasi komunitas, investor dan pemerintah lokal dalam revitalisasi kawasan. II.2 Tinjauan Khusus Proyek

II.2.1 Tentang Proyek Judul proyek ini adalah “Parijs van Soematra

Revitalisasi kawasan bersejarah di jalan Ahmad Yani VII dan jalan Hindu, Medan ”. Proyek ini merupakan sebuah solusi dari permasalahan yang ditemukan di kawasan jalan Ahmad Yani VII dan jalan Hindu. Parijs van Soematra berdiri diatas lahan milik Pemerintah Kota Medan yang disewa oleh pihak swasta yang sangat peduli akan nilai-nilai sejarah yang ada di kota Medan. Proyek ini kemudian dikelola oleh pihak swasta tersebut dengan maksud agar kawasan ini dapat menjadi magnet baru masyarakat kota Medan dan wisatawan lokalmancanegara. Dengan itu, kawasan ini menjadi hidup kembali dan nilai-nilai sejarah yang terkandung didalamnya pun akan tetap ada. Sejalan dengan itu, keuntungan yang akan diperoleh dari pariwiasata baru ini akan diterima oleh pengelola yang memiliki niat luhur ini. 5 Komponen pendukung dari kegiatan pariwisata untuk memudahkan pengunjung dan wisatawan. Universitas Sumatera Utara 14 Parijs van Soematra merupakan suatu kawasan di kota Medan yang menjadi percontohan revitalisasi kawasan bersejarah. Parijs van Soematra terletak di jalan Ahmad Yani VII dan Jalan Hindu, dimana kawasan ini memiliki beberapa bangunan eksisting yang merupakan bangunan peninggalan era kolonial Belanda. Bangunan-bangunan bersejarah seperti gedung bekas kantor Depnaker sekarang ditempati oleh organisasi AMPI, reruntuhan bekas gedung PT. Yuki Taxi, Yoga Life, restoran Delima, kantor LBH, serta ruko-ruko bergaya Eropa yang didominasi oleh wirausaha percetakan sebagian besar masih digunakan sampai sekarang meskipun tidak ada tindakan perawatan yang dilakukan oleh penggunanya. Revitalisasi kawasan ini yang kemudian dinamakan Parijs van Soematra direncanakan dengan fungsi-fungsi yang saling terintegerasi hasil dari penggabungan fungsi yang sudah ada dan fungsi baru yang ditawarkan. Kawasan ini akan dijadikan pusat perbelanjaan dan kuliner dengan konsep terbuka serta hotel berbintang di atas lahan yang memiliki nilai sejarah tinggi. Selain itu, fungsi-fungsi lain yang ditawarkan seperti galeri, area promenade, serta amphiteatre dapat sangat mendukung fungsi utama. Perencanaan proyek ini sangat mempertimbangkan kondisi eksisting yang ada. Keberadaan bangunan-bangunan bersejarah di atas lahannya sama sekali tidak dihilangkan, melainkan tetap dipertahankan serta dipugar. Keberadaan bangunan-bangunan bersejarah ini yang kemudian menjadi bahan pertimbangan dalam memunculkan konsep desain bangunan yang baru, sirkulasi, serta lansekap kawasan. Kehadirannya diharapkan dapat menghidupkan kembali kawasan yang pada era kolonial dahulu pernah menjadi kawasan yang selalu ramai disinggahi masyarakat kota, namun sekarang kondisinya bertolak belakang. Hadirnya suatu magnet baru di kawasan ini akan menarik masyarakat kota dan wisatawan lokal ataupun mancanegara untuk mengunjunginya. Generator aktivitas baru akan muncul di kawasan ini sebagai suatu daya tarik Universitas Sumatera Utara 15 wisatawan untuk mengunjungi kota Medan. Selain itu, kekhasan kawasan ini akan peninggalan sejarahnya senantiasa akan menjadi suatu tempat baru yang menarik untuk dikunjungi oleh siapapun. Deskripsi singkat tentang proyek ini adalah sebagai berikut:  Judul Proyek : Parijs van Soematra Revitalisasi Kawasan Bersejarah di jalan Ahmad Yani VII dan jalan Hindu, Medan  Fungsi : Komersil, kawasan konservasi, ruang terbuka publik  Lokasi : Jalan Ahmad Yani VII dan jalan Hindu, Kelurahan Kesawan, Kecamatan Medan Barat, Medan, Sumatera Utara  Luas Lahan : ± 25000 m 2 ± 2.5 Ha  Pemilik Lahan : Pemerintah Kota Medan dikelola oleh swasta  Pengelola : Swasta  Pengguna : Pengelola, penjual, masyarakat kota Medan, wisatawan lokal maupun mancanegara  Karakteristik Site :  Lokasi perencanaan merupakan kawasan yang memiliki nilai historis yang tinggi,  Di atas lahan masih berdiri bangunan-bangunan peninggalan era kolonial Belanda dan beberapa reruntuhan bangunan peninggalan,  Lokasi perencanaan terletak di kawasan yang didominasi oleh fungsi komersil percetakan, rumah makan, kantor, dan lain-lain  Kondisi lahan relatif rata tidak berkontur, Universitas Sumatera Utara 16  Kawasan di sekitar lokasi ramai dilintasi kendaraan mulai pukul 5 pagi hingga pukul 6 sore, selebihnya kawasan mulai sepi.

II.2.2 Julukan “Parijs van Soematra”

“Kota Medan pernah dijuluki Parijs van Soematra. Itu mungkin karena pada masa itu kota ini begitu mulus, indah, dan tertib. Setiap hari mobil penyapu jalan dengan sapunya yang bundar, berkeliling menyusuri sudut kota untuk membersihkan jalan dari segala macam sampah, termasuk kotoran kuda dan lembu. Di belakangnya menyusul mobil mengangkut sampah dan kotoran tersebut untuk dibawa ke tempat pembuangannya. Jalan di masa itu pun masih sangat mulus. Kalau pun ada yang berlubang segera ditambal, tanpa harus menunggu bopeng tersebut membesar dan parah baru diperbaiki. Suasana kota begitu nyaman dan tidak bising oleh suara-suara klakson, apalagi sampai macet. Maklumlah, di zaman itu kendaraan bermesin seperti kendaraan roda dua dan kendaraan roda empat masih sangat sedikit. Hanya pengendara sepeda saja yang banyak terlihat hilir mudik di dalam kota untuk beraktivitas. Bila ada yang mengendarai sepeda ‘Fongrer’, maka dia pun pantas untuk membusungkan dadanya penuh rasa bangga, karena di masa itu sepeda ini termasuk kendaraan yang mahal. Di antara decitan rem sepeda, derap tapak kaki kuda menarik sado yang menjadi angkutan umum dalam kota juga menjadi hal yang biasa. Sesekali lonceng sado yang dipijak oleh sais untuk meminta jalan atau memanggil penumpang bisa menjadi irama yang indah. Jejeran sado di depan stasiun besar kereta api Medan yang menunggu penumpang turun dari kereta api, merupakan pemandangan yang biasa. Universitas Sumatera Utara 17 Selain sado ada juga ‘angkong’, yakni kereta yang ditarik oleh manusia sambil berlari kecil. Banyak masyarakat yang mengumpamakan orang yang menarik angkong itu ibarat ‘kuda merokok’ …” 6 Demikianlah penuturan dari seorang sejarahwan kota Medan Drs.H.Muhammad TWH. Kota Medan pada zaman penjajahan Belanda pernah mendapat julukan Parijs van Soematra. Nama besar yang disandang kota ini dulunya tak hanya ditujukan pada satu wilayah, namun menyeluruh. Hanya saja yang menjadi pusat perhatian julukan Parijs van Soematra saat itu berada di sekitar kawasan Kesawan. Keindahan, ketertiban, kebersihan, ketentraman, dan tata kota yang teratur pada zaman dahulu membuat kota Medan mendapat julukan ini. Tidak ada yang mengetahui darimana julukan ini berasal. Julukan ini seakan-akan muncul dengan sendirinya sebagai apresiasi dari kota Medan pada era kolonial Belanda. Menurut seorang sejarahwan Tengku Luckman Sinar, SH, Istilah Parijs van Soematra merupakan istilah yang digunakan oleh kalangan pers. Karena julukan ini dibesarkan dari bahasa pers pada masa itu, maka istilah ini pun hanya beredar di kalangan masyarakat kota Medan. Belanda ataupun wisatawan mancanegara tidak mengetahui apapun mengenai julukan kota Medan ini. Kota Medan 7 pada era kolonial Belanda direncanakan sebagai sebuah kota modern. Dalam bingkai itu, termasuklah taman-taman, alokasi perumahan bagi orang-orang Eropa dan beberapa kawasan untuk kelompok orang Tionghoa, India dan pribumi. Ini merupakan hasil dari model quarter system, dimana tiap-tiap populasi tinggal di lokasi yang sudah ditentukan. Sistem seperti ini memunculkan suatu peraturan ketat berupa perizinan untuk meninggalkan wilayah populasi tiap-tiap etnis. 6 Tuturan kisah dari sejarahwan Medan, Drs.H.Muhammad TWH 7 A plantation City on the East Coast of Sumatra 1870-1942 Planters, the Sultan, Chinese and the Indian, Dirk A. Buiskool Universitas Sumatera Utara 18 Pemerintah kolonial Belanda kemudian merencanakan wilayah Kota Medan dengan mengadopsi gaya Eropa dengan mempergunakan aturan-aturan yang ada di dalamnya. Belanda kemudian membangun gedung-gedung bernuansa Eropa di seputar kawasan Lapangan Merdeka dulu bernama Esplanade, Kesawan dan sekitarnya, yang kemudian dipadukan dengan perumahan elit bangsa Belanda. Karena banyaknya perumahan Belanda yang dibangun, maka kawasan pusat kota Medan pernah mendapat julukan “Garden City”. Keasrian dan keteraturan Kota Medan tempo dulu, juga diakui orang-orang Eropa pada zaman dahulu, terbukti dengan hadirnya kota Medan dalam beberapa buku karangan penulis-penulis Eropa pada masa itu. Istilah Parijs van Soematra kemudian hilang secara perlahan saat Belanda meninggalkan kota Medan. Kedatangan bangsa Jepang pada masa itu membawa dampak dan perubahan yang signifikan pada perkembangan kota Medan yang sudah terlebih dahulu dikembangkan oleh bangsa Belanda. Sejak itu, istilah Parijs van Soematra tidak pernah terdengar lagi di kalangan masyarakat kota Medan hingga sekrang, yang tersisa hanya peninggalan-peninggalan bekas keindahan kota Medan pada era kolonial Belanda yang dibiarkan terbengkalai.

II.2.3 Sejarah Kawasan

Kawasan yang menjadi objek pembahasan ini terletak pada Kelurahan Kesawan, Kecamatan Medan Barat. Kawasan ini merupakan salah satu kawasan yang memiliki nilai historis yang sangat tinggi, karena pada masa kolonial Belanda dan bahkan sebelumnya pun telah berkembang menjadi suatu kawasan yang telah banyak dipadati penduduk. Kelurahan ini secara historisnya dibagi kedalam beberapa kawasan lingkungan yang mencakup beberapa segmen berdasarkan fungsi dari kawasan itu sendiri. Universitas Sumatera Utara 19 Gambar II.1 Peta pembagian kawasan kelurahan Kesawan secara historis Pembagian kawasan berdasarkan peta diatas meliputi: 1. Kawasan Putri Hijau BoolwegLaboeanweg merupakan kawasan yang memiliki banyak bangunan untuk fasilitas kesehatan rumah sakit, laboratorium patologi, barak kuli dan asilum. 2. Kawasan Tembakau Deli Deli MijlaanSerdangweg merupakan kawasan tempat berdirinya kantor perusahaan perkebunan Deli Deli Maatschappij dan rumah manajernya, serta lokasi perusahaan Deli Atjeh Maatschappij dan perusahaan percetakan N.V. De Deli Courant. 3. Kawasan Lapangan Merdeka CremerwegSocieteitweg StationwegNienhuijsweg merupakan kawasan sentral tempat didirikannya sarana publik balaikota, bank sentral, kantor pos, stasiun kereta api, pusat perkumpulan, hotel, lapangan terbuka. 4. Kawasan Pasar Lama Oude MarktHuttenbachstraat Moskeestraat merupakan kawasan yang terbentuk oleh Pasar LamaPasar Hindu serta mesjid tua. Kawasan ini sekarang banyak ditempati oleh penjual aksesoris sepeda motor dan percetakan. 5. Kawasan Kesawan KesawanNieuwemarktSpoorstraat merupakan kawasan perdagangan yang didominasi oleh ruko serta pasar tradisional. 1 2 3 4 5 Universitas Sumatera Utara 20 Pasar Lama sendiri tidak dapat dilepaskan dari sejarah Kesawan. Menurut sejarahwan Tengku Luckman Sinar, SH, kata “Kesawan” berasal dari kata “Kesawahan” yang berarti pergi ke sawah, de naam spreekt van een landelijk verleden nama itu berbicara mengenai pedesaan di masa lampau [“Gids voor de Oostkust van Sumatra”, 1940:28]. Penduduk pindah dari Labuhan –kawasan yang lebih dahulu berkembang sebelum Medan, terletak di sumbu Belawan-Medan pada pertengahannya yang termasuk kota tua sebelum akhirnya wilayahnya juga dimasukkan ke administrasi Medan – pindah ke Kesawan dengan menaiki kereta lembu karena jalan dipenuhi lumpur setinggi lutut. Selain menaiki kereta, tuan-tuan besar Belanda ditandu oleh “orang-orang setrapan” orang yang dihukum melewati jalan raya ini dengan memakan waktu kurang lebih 5 jam. Nienhuijs, sang pionir pembentukan perusahaan perkebunan Deli, mula-mula mendirikan kantor pusat Deli Maatschappij di kampung Medan Putri untuk pindah dari Labuhan, dengan alasan letaknya agak lebih tinggi dan tidak mudah terkena banjir pada saat musim hujan serta lokasinya yang berada di tengah pusat perkebunannya Gambar 2.2. Karena pusat perkebunan berada di situ, maka semakin ramai lah jumlah orang yang berdatangan dan pada akhirnya menetap di kampung Kesawan. Gambar 2.2 Peta lokasi perkebunan pertama Nienhuijs di Labuhan Deli sumber: ”Tabak Maatschappij Ardensburg 1877- 1927”, A. Hoynck, 1927, p. 44 Universitas Sumatera Utara 21 Pasar Lama sendiri mengacu pada Pasar Hindu yang sudah lama terbentuk seiring dengan berkembangnya kawasan Kesawan sebagai pasar yang menaungi kawasan sekitarnya sebelum pada akhirnya dibangun suatu pasar baru, yaitu Pasar Ikan Lama di seputaran jalan Perniagaan sekarang. Pasar Lama dalam Bahasa Belanda disebut Oude Markt. Etnis Tionghoa sendiri juga menyebutnya hingga sekarang sebagai 杀 Hanyu Pinyin: Lǎo Bāshā; Hokkian Peh- ōe-jī: Lāu Pa-sat, dikarenakan etnis Tionghoa pada tahun 1900-an umumnya menyebut nama suatu kawasan ataupun jalan dengan sebutan yang digunakan sejak zaman kolonial Belanda. Beberapa penduduk di sana menyebutkan bahwa bangunan- bangunan yang masih menghadap ke arah sisi jalan Ahmad Yani masih belum termasuk kawasan Pasar Lama walaupun persepsi ini bukan menjadi patokan mutlak. Beberapa penandalandmark dari kawasan ini antara lain: 1. Masjid Lama Gang Bengkok, 2. Pasar Hindu, 3. Ruko bekas bengkel reparasi Ford sekarang percetakan Bin Harun, 4. Bioskop Deli sekarang menjadi ruko, 5. Yayasan Perguruan Kebudayaan, 6. Kedai Kopi Apek, 7. Restoran Delima, 8. Yoga Life, 9. Gedung bekas Royal Dutch ShellPT. Yuki Taxi sudah diruntuhkan, 10. Gedung bekas Borsumij sudah diruntuhkan, 11. Gedung bekas Depnaker sekarang ditempati oleh organisasi AMPI, 12. Gedung Empire Bioscoop sudah diruntuhkan. Universitas Sumatera Utara 22 Gambar 2.3 Suasana di jalan Hüttenbach sekarang jalan Ahmad Yani VII sumber: Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde Kesawan sendiri pada awalnya merupakan kampung etnis Melayu, tetapi sejak 1873 orang-orang etnis Tionghoa yang berdagang semakin banyak berdatangan dari seberang umumnya dari Malaka, Semenanjung Malaya dan dari China yang kemudian membuat suasana kawasan ini menjadi seperti daerah pecinanChinatown, terutama disebabkan oleh pihak perkebunan memberikan kesempatan kepada mereka menjadi leveransir perkebunan sayur-sayuran, ternak babi, barang-barang kedai sampah, dan lain-lain dengan terlebih dahulu menyetor persekot. Pada tahun 1889 sempat terjadi kebakaran besar yang menghancurkan 67 rumah kayu dan toko-toko Naudin ten Cate, 1905:43. Sejak saat itu, terjadi pertumbuhan pesat bangunan- bangunan ruko dengan bahan batu bata dengan suatu “galeri” di bawahnya. Gambar 2.3 Tjong A Fie dan Suasana Pasar Lama jalan Perdanasumber: Koninklijk Instituut voor de Tropen Universitas Sumatera Utara 23 Bangunan di kawasan ini pada umumnya berlantai dua, dengan papan nama toko bertuliskan nama toko dan apa-apa saja yang mereka perdagangkan dengan aksara Mandarin. Hal ini berlangsung hingga tahun 1960 karena munculnya larangan menggunakan aksara Mandarin karena alasan politik negara pada saat itu. Seluruh pasar yang ada di Medan saat itu dioperasikan oleh Tjong Bersaudara Tjong Yong Hian dan Tjong A Fie. Pada tahun 1886, Pasar Lama didirikan di jalan Mayjend Sutoyo Siswomihardjo dulu jalan Perdana, kemudian Pasar Ikan Lama pada tahun 1888 di jalan Kereta Api, dan Pasar Baru pada tahun 1906 di jalan Perniagaan.

II.3 Tinjauan Kelayakan

II.3.1 Tinjauan Latar Belakang

Proyek Parijs van Soematra memiliki dasar pemikiran bahwa pada kelurahan Kesawan khususnya sekitar jalan Ahmad Yani VII dan jalan Hindu sekarang seakan-akan mati suri. Kawasan ini memang masih dilewati kendaraan yang berasal dari jalan Raden Saleh dan seputaran Lapangan Merdeka, namun sama sekali tidak menjadi suatu titik yang disinggahi, sehingga kawasan ini tidak memiliki aktivitas yang membuatnya menjadi tempat yang vital. Kawasan ini memiliki potensi yang sangat besar untuk menjadi tempat kunjungan pariwisata yang diandalkan kota Medan. Potensi yang paling nyata adalah kandungan nilai historis yang tinggi pada kawasan ini. Bangunan peninggalan era kolonial Belanda yang masih asli membuatnya menjadi suatu bukti kawasan yang pernah disebut sebagai kota Paris-nya Sumatra. Selain itu, kawasan ini juga berbatasan langsung dengan aliran sungai Deli yang berpotensi untuk dijadikan sebuah pemandangan menarik bagi masyarakat yang mengunjungi kawasan ini. Universitas Sumatera Utara 24 Dengan direalisasikannya proyek ini, akan banyak pihak yang diuntungkan. Kota Medan tentunya akan mendapatkan keuntungan dari segi pariwisata, selain identitasnya tetap akan terjaga. Masyarakat kota juga akan merasakan keuntungan dari direalisasikannya proyek ini karena adanya pariwisata alternatif terbaru yang sesuai dengan gaya hidup, namun tetap mempertahankan secara utuh nilai sejarah. Wisatawan lokal dan mancanegara juga akan diuntungkan dengan adanya tujuan pariwisata baru sehingga tidak mudah bosan saat berada di kota Medan. Pemerintah Kota Medan juga akan mendapatkan keuntungan dari segi pariwisata kota yang dipimpinnya. Pihak swasta yang mengelola kawasan ini tentunya mendapatkan keuntungan langsung dari dibukanya kawasan revitalisasi ini.

II.3.2 Tinjauan Lokasi

II.3.2.1 Lokasi Proyek

Lokasi proyek terletak di jalan Ahmad Yani VII dan jalan Hindu, Kelurahan Kesawan, Kecamatan Medan Barat, Medan, Sumatera Utara. Lokasi proyek memiliki luas lahan sebesar ± 25000 m 2 ± 2.5 Hektar. Di atas lahan pada lokasi proyek masih terdapat beberapa bangunan peninggalan era kolonial Belanda yang masih utuh ataupun sudah menjadi reruntuhan. Bangunan eksisting yang terdapat di atas lahan ini antara lain gedung bekas kantor Depnaker sekarang digunakan oleh organisasi AMPI, reruntuhan gedung bekas PT. Yuki Taxi,, restoran Delima, Yoga Life, ruko yang digunakan oleh LBH, serta ruko-ruko bergaya khas kolonial yang sebagian besar digunakan oleh wirausaha percetakan. Kawasan ini memiliki nilai sejarah yang sangat kental. Pada era kolonial Belanda, kawasan ini menjadi salah satu kawasan yang sangat ramai dikunjungi. Kawasan ini menjadi daya tarik masyarakat pada masa itu untuk Universitas Sumatera Utara 25 mengunjunginya. Kawasan ini memiliki beberapa generator aktivitas yang menarik pengunjung. Bangunan yang sekarang digunakan oleh organisasi AMPI pada masa kolonial Belnada merupakan satu-satunya department store Medan’s Warenhuis yang ada di kota Medan yang menyediakan kebutuhan-kebutuhan masyarakat kota pada masa itu. Selain itu, pasar Hindu sebagai pasar pertama yang hadir di kota Medan juga menjadi generator aktivitas di kawasan ini. Kawasan ini pernah menjadi kawasan yang sangat hidup pada masa Medan masih mendapat julukan Parijs van Soematra, berbeda dengan sekarang. Kawasan ini sekarang seakan-akan terlantar. Bangunan-bangunan peninggalan sejarah dibiarkan terlantar tanpa ada perawatan, padahal apabila ada tindakan pelestarian yang serius, kawasan ini bisa menjadi pariwisata baru kota Medan dan menarik masyarakat serta wisatawan untuk mengununginya. Berdasarkan RUTRK Rencana Umum Tata Ruang Kotamadya Medan, lokasi termasuk dalam WPP E Wilayah Pengembangan Pembangunan E dengan kegiatan utama yang ditujukan adalah sebagai pertokoan-perdagangan dan daerah konservasi. Universitas Sumatera Utara 26 Gambar 2.4 Peta lokasi proyek Universitas Sumatera Utara 27

II.3.2.2 Kondisi di Sekitar Kawasan

Universitas Sumatera Utara 28 Universitas Sumatera Utara 29

II.4 Tinjauan Fungsi

II.4.1 Pengguna

Ada 4 pengelompokkan pengguna pada proyek Parijs van Soematra ini: 1. Kelompok pengawas pihak Pemerintah Kota Medan, 2. Kelompok pengelola pihak swasta, 3. Kelompok penjualpedagangpenyewa retail, 4. Kelompok pengunjungpembeli.

II.4.2 Karakteristik Pengguna

Ada 4 pengelompokkan karakteristik pengguna pada proyek Parijs van Soematra ini: 1. Kelompok pengawas pihak Pemerintah Kota Medan Pihak Pemerintah Kota Medan sebagai pemilik lahan bertugas untuk mengawasi secara langsung ataupun tidak langsung keberlangsungan Parijs van Soematra. 2. Kelompok pengelola pihak swasta  Memanajemen seluruh keberlangsungan Parijs van Soematra,  Mengawasi keutuhan bangunan-bangunan peninggalan sejarah di kawasan proyek,  Melakukan perawatan secara berkala pada bangunan- bangunan peninggalan sejarah di kawasan proyek,  Melakukan koordinasi dengan pemilik lahan Pemerintah Kota Medan mengenai perkembangan proyek Parijs van Soematra,  Mempromosikan Parijs van Soematra kepada masyarakat kota Medan khususnya dan wisatawan lokal maupun mancanegara umumnya,  Mengatur jalannya operasional bangunan-bangunan pada kawasan, Universitas Sumatera Utara 30  Membayar biaya hak pemakaian lahan kepada Pemerintah Kota Medan, 3. Kelompok penjualpedagangpenyewa retail  Menggunakan fasilitas yang ada di kawasan Parijs van Soematra,  Berwirausaha yang sesuai dengan fungsi kawasan, dengan cara menyewa salah satu retail yang telah disediakan oleh pihak pengelola,  Membayar biaya sewa retail kepada pihak pengelola. 4. Kelompok pengunjungpembeli  Menggunakan fasilitas yang ada di kawasan Parijs van Soematra,  Berbelanja di kawasan Parijs van Soematra,  Menginap di kawasan Parijs van Soematra  Berwisata di kawasan Parijs van Soematra,  Menyewa beberapa fasilitas misalnya amphiteatre untuk mengadakan kegiatan kepada pihak pengelola.

II.4.3 Alur Kegiatan Pengguna

Berikut ini adalah diagram alur pengguna pada proyek Parijs van Soematra ini: 1. Kelompok pengawas pihak Pemerintah Kota Medan Diagram 2.1 Alur kegiatan kelompok pengawas 2. Kelompok pengelola pihak swasta Datang Ke Ruangan Mengawasi Istirahat Pulang Universitas Sumatera Utara 31 Diagram 2.2 Alur kegiatan kelompok pengelola 3. Kelompok penjualpedagangpenyewa retail Diagram 2.3 Alur kegiatan kelompok penjual 4. Kelompok pengunjungpembeli Datang Berbelanja Menginap Makan minum Kegiatan lain Pulang Diagram 2.4 Alur kegiatan kelompok pengunjungpembeli

II.4.4 Struktur Organisasi

Berikut ini adalah diagram struktur organisasi pada proyek Parijs van Soematra ini: Diagram 2.5 Struktur organisasi

II.4.5 Aktivitas No. Aktivitas Umum

Sifat Aktivitas Khusus 1. Kegiatan Utama Kegiatan utama pada kawasan Parijs van  Pengelolaan kawasan Datang Ke Ruangan Rapat Mengawasi Istirahat Pulang Datang Ke Retail Berjualan Pulang General Manager Bag. Finansial Bag. Fungsional Pemasaran Edukasi Konservasi Preperasi Teknisi Universitas Sumatera Utara 32 Soematra adalah pertokoan dan pariwisata sejarah.  Menginap di kawasan  Kegiatan jual beli  Menikmati suasana kawasan bersejarah 2. Kegiatan Penunjang Kegiatan penunjang pada kawasan Parijs van Soematra adalah mengunjungi galeri sejarah, dan membuat suatu acarakegiatan .  Pameran galeri sejarah,  Membuat suatu acarakegiatan misalnya acara musik, talkshow, dan lain-lain. 3. Kegiatan Pelayanan Kegiatan ini merupakan bentuk pelayanan kepada para pengguna kawasan.  Pelayanan toilet,  Pelayanan fasilitas ibadah,  Pelayanan informasi Tabel 2.1 Tabel Aktivitas

II.4.6 Uraian Kegiatan

Berikut ini merupakan uraian kegiatan berdasarkan keutamaannya: 1. Kegiatan Utama Parijs van Soematra merupakan proyek revitalisasi kawasan bersejarah untuk tujuan pariwisata dan pelestaraian sejarah kota Medan. fungsi utama yang ada pada Parijs van Soematra adalah area perbelanjaan, wisata kuliner, penginapan, dan pariwisata kawasan bersejarah. Sasaran kegiatan ini ditujukan kepada seluruh masyarakat kota Universitas Sumatera Utara 33 Medan khususnya dan wisatawan lokal maupun mancanegara pada umumnya. 2. Kegiatan Penunjang Sebagai sebuah kawasan yang dikelola dengan tetap mempertahankan unsur-unsur sejarah, sudah sepantasnya Parijs van Soematra memfasilitasi jenis kegiatan yang berbasis sejarah. Fasilitas penunjang galeri sejarah, dan amphiteatre menampung kegiatan-kegiatan yang sangat mendukung tercapainya tujuan dari revitalisasi kawasan ini. 3. Kegiatan Pelayanan Kegiatan pelayanan merupakan kegiatan yang ditujukan untuk memberikan pelayanan dan membantu pengguna yang mengunjungi kawasan ini. Fasilitas seperti toilet, tempat ibadah, mesin ATM, pusat informasi, dan lain-lain dapat memudahkan pengunjung untuk melakukan kegiatan yang terkait dengan pelayanan ini.

II.4.7 Kebutuhan Ruang

Berikut ini merupakan uraian kebutuhan ruang berdasarkan aktivitas, perilaku, dan sifatnya: 1. Kelompok pengelola No. Aktivitas Pelaku Sifat Ruang 1. Mengelola keberlangsungan proyek  General Manager GM  Sekretaris  Staff GM Privat  Ruang kerja GM  Ruang tamu  Ruang rapat  Ruang sekretaris 2. Mengelola finansial  Kabag financial Privat  Ruang kerja kabag Universitas Sumatera Utara 34  Sekretaris  Staff bagian finansial  Ruang tamu  Ruang sekretaris 3. Mengelola pemasaran  Kabag pemasaran  Sekretaris  Staff bagian pemasaran Privat  Ruang kerja kabag  Ruang tamu  Ruang sekretaris 4. Mengelola bimbingan edukasi  Kabag edukasi  Sekretaris  galeri  Staff galeri Privat  Ruang kerja kabag  Ruang tamu 5. Mengawasi dan merawat cagar budaya  Kepala bagian konservasi preperasi  Sekretaris  Staff bagian konservasi dan preperasi Privat  Ruang kerja kabag  Ruang tamu  Ruang sekretaris 6. Mengawasi kinerja teknis sarana dan prasarana  Kepala bagian teknisi  Sekretaris  Staff bagian teknisi Privat  Ruang kerja kabag  Ruang tamu  Ruang sekretaris 1. Kelompok penjualpedagangpenyewa retail Universitas Sumatera Utara 35 No. Aktivitas Pelaku Sifat Ruang 1. Berjualan souvenir  Pemilik usaha yang menyewa retail Publik  Retailtoko  Gudang penyimpanan 2. Berjualan kuliner  Pemilik usaha yang menyewa retail Publik  Retailtoko  Pantry  Gudang penyimpanan 3. Usaha-usaha pada ruko eksisting  Penyewa ruko eksisting Publik Disesuaikan dengan kondisi eksisting ruko 2. Kelompok pengunjungpembeli No. Aktivitas Pelaku Sifat Ruang 1. Berwisata sejarah, melihat galeri Pengunjung Publik  Bangunan eksisting peninggalan sejarah  Ruang terbuka publik di dalam kawasan  Galeri 2. Berbelanja Pengunjung pembeli Publik  Retailtoko 3. Berbelanja kuliner, makan dan minum, menggunakan fasilitas Wi-Fi sambil makan dan minum Pengunjung pembeli Publik  Retailtoko  Café  Restoran  Coffee shop  Bakery shop  Bar 4. Menginap, Pengunjung Semi  Hotel Universitas Sumatera Utara 36 menggunakan fasilitas- fasilitas di hotel berbintang Publik  Restoran hotel  Coffee shop  Fasilitas Olahraga  Convention Hall dan Ballroom 5. Bersantai, nongkrong, menggunakan fasilitas Wi-Fi sambil bersantai Pengunjung Publik  Ruang terbuka publik di dalam kawasan  Area promenade  Café  Coffee shop  Amphiteatre 6. Berfoto-foto Pengunjung Publik  Entrance kawasan  Bangunan eksisting peninggalan sejarah  Ruang terbuka publik di dalam kawasan  Galeri  Area promenade  Amphiteatre 7. Berkumpul komunitas, mengadakan acara, menyaksikan acara Pengunjung Publik  Bangunan eksisting peninggalan sejarah  Ruang terbuka publik di Universitas Sumatera Utara 37 dalam kawasan  Area promenade  Restoran  Coffee shop  Amphiteatre  Convention Hall dan Ballroom 3. Kegiatan pelayanan No. Aktivitas Pelaku Sifat Ruang 1. Mencari informasi  Pengunjung pembeli  Penjual pedagang Publik  Pusat informasi  Kantor pengelola 2. Beribadah  Pengelola  Pengunjung pembeli  Penjual pedagang Semi Publik  Musholla:  Tempat sholat  Ruang wudhu  Tempat penitipan alas kaki 3. Buang air  Pengunjung pembeli  Penjual pedagang Privat Toilet 4. Maintenance kebutuhan mekanikal elektrikal di kawasan  Kepala bagian teknisi  Staff bagian teknisi Privat  Ruang kontrol  Ruang genset trafo  Ruang tanki BBM  Ruang panel Universitas Sumatera Utara 38  Ruang chiller  Ruang AHU  Ruang grand water tank  Ruang pompa  Ruang PABX  Ruang septictank 5. Keamanan  Satpam Privat  Ruang keamanan 6. Menjaga kebersihan kawasan, membersihkan kawasan  Seluruh pengguna kawasan  Cleaning service Privat  Loker cleaning service  Toilet cleaning service  Ruang peralatan cleaning service 7. Mengambil uang di ATM  Pengelola  Pengunjung pembeli  Penjual Semi publik ATM Center Tabel 2.2 Tabel kebutuhan ruang

II.5 Studi Kasus Proyek Sejenis

II.5.1 Kreta Ayer Road, Singapura

8 Kreta Ayer Road merupakan sebuah jalan di kawasan Chinatown yang menghubungkan Neil Road dengan New Bridge Road. Kreta Ayer Road merupakan suatu kawasan revitalisasi yang memiliki nilai historis yang tinggi bagi Singapura. Pada 8 http:infopedia.nl.sgarticlesSIP_325_2004-12-17.html Universitas Sumatera Utara 39 abad ke-19, Kreta Ayer pernah mendapat sebu tan “Greater Town District”, dan merupakan warisan sejarah yang penting karena pernah menjadi hampir sebagian kemakmuran Singapura. Jalan ini merupakan salah satu area konservasi Singapura yang terdapat di kawasan pecinan. Kawasan ini merupakan salah satu daerah komersil yang direvitalisasi dengan tetap mempertahankan bangunan bersejarahnya. Fungsi- fungsi seperti tempat perbelanjaan, wisata kuliner, fasilitas umum, serta permukiman terdapat di kawasan ini. Kondisi bangunan peninggalan sejarah terawat dengan baik. Selain itu, pedestrian yang sangat bersih dengan penataan vegetasi yang baik juga menambah keindahan kawasan ini. Gambar 2.21 Kreta Ayer Road, Singapura Tanggapan : Revitalisasi kawasan Kreta Ayer Road ini menitikberatkan pada perlindungan warisan sejarah Singapura, terbukti dengan terjaganya bangunan-bangunan bersejarah. Selain itu, kawasan ini juga direncanakan sebagai tempat pariwisata kota tua Singapura di kawasan pecinan.

II.5.2 Kota Tua Jakarta

9 Kota Tua Jakarta juga dikenal dengan sebutan Batavia Lama Oud Batavia. Kota Tua Jakarta atau yang akrab disebut Kota Tua adalah sebuah wilayah kecil di Jakarta yang memiliki luas 1,3 kilometer persegi yang melintasi Jakarta Utara dan 9 http:www.trackpacking.comblogkota-tua-jakarta-wisata-sejarah-kota- jakarta Universitas Sumatera Utara 40 Jakarta Barat, mencakup daerah Pinangsia, Taman Sari dan Roa Malaka. Kota Tua Jakarta merupakan sebuah kawasan yang masih kental unsur sejarah dan budaya baik itu peninggalan Belanda maupun China. Wilayah Kota Tua ini telah resmi dijadkan sebagai situs warisan oleh Gubernur Jakarta Ali Sadikin pada tahun 1972. Peresmian Kota Tua sebagai situs budaya ini bertujuan untuk menjaga arsitektur yang berada di dalam wilayah Kota Tua. Arsitektur bangunan yang berada di kawasan ini memang sangat melegenda dan kental dengan nuansa Belanda. Ada banyak kegiatan yang dapat dilakukan di Kota Tua. Pengunjung yang datang tak hanya bisa menikmati sejarah serta arsitektur kota tempo dulu. Banyak penjual jasa yang menawarkan ‘suasana’ bak Jakarta tempo dulu dengan menyewakan sepeda ontel atau kostum menyerupai orang-orang Belanda seperti baju atau topi. Tak hanya itu, Kota Tua merupakan tempat yang bagus untuk berfoto, apalagi di malam hari. Selain karena arsitektur bangunannya yang sangat bersejarah, pemandangan Kota Tua di malam hari dengan lampu-lampu khas Belanda menambah suasana romantis. Selain menjadi tempat wisata, kawasan Kota Tua juga sering menjadi tempat digelarnya berbagai festival budaya. Revitalisasi Kota Tua Jakarta memiliki visi “Terciptanya kawasan bersejarah Kota Tua Jakarta sebagai daerah tujuan wisata budaya yang mengangkat nilai pelestarian dan memiliki manfaat ekonomi yang tinggi ”. Hal ini menunjukkan Jakarta ingin menghidupkan kawasan bersejarahnya sebagai pariwisata yang diandalkan. Dengan pelestarian kota tua ini, Jakarta memiliki pariwisata yang diunggulkan dan dapat menarik masyarakat kotanya serta wisatawan. Universitas Sumatera Utara 41 Gambar 2.22 Kawasan wisata Kota Tua Jakarta Tanggapan : Revitalisasi kawasan Kota Tua Jakarta merupakan upaya mempertahankan warisan sejarah kotanya, sekaligus menjadi pariwisata untuk meningkatkan perekonomian kota. Untuk menarik pengunjung, program revitalisasi Kota Tua Jakarta juga didukung oleh pihak-pihak yang menyelenggarakan kegiatan pendukung dan menyediakan fasilitas pendukung seperti jasa penyewaan sepeda ontel dan fotografi bertema kolonial.

II.5.3 Paris van Java mall, Bandung

Paris van Java 10 Resort Lifestyle Place juga dikenal dengan nama Paris van Java Mall adalah sebuah pusat perbelanjaan yang terletak di Bandung, Jawa Barat. Mall yang diresmikan pada bulan Juli 2006 ini dirancang dengan nuansa open air yang alami serta pemandangan burung-burung merpati hias yang berterbangan bebas. Faktor lain yang menjadi daya tariknya adalah konsep bangunan yang kental dengan desain Eropa. Paris van Java pada dibangun diatas kawasan bersejarah. Namun perencanaan proyek ini tidak melibatkan bangunan eksisting, melainkan membuat bangunan baru dengan tema kolonial. Fungsi utamanya adalah shopping center, pusat wisata kuliner, serta fungsi lifestyle masyarakat kota. Konsep shopping mall terbuka dengan bangunan bergaya kolonial membuat suasana kolonialnya kian terasa. Suasana berjalan 10 http:id.wikipedia.orgwikiParis_Van_Java_Mall Universitas Sumatera Utara 42 dibawah arcade di antara bangunan kolonia dapat dirasakan disini. Gambar II.23 Suasana Paris van Java mall, Bandung Tanggapan : Konsep open shopping mall pada Paris van Java mall memunculkan suasana alami bagi pengunjungnya. Selain itu, bangunan baru yang didesain dengan gaya kolonial memunculkan kembali nilai sejarah pada kawasan ini meskipun bukan bangunan peninggalan sejarah. Universitas Sumatera Utara 43 BAB Elaborasi Tema III.1 Pengertian Arsitektur Kontekstual Pengertian Arsitektur Kontekstual berdasarkan penjabaran per kata adalah:

1. Arsitektur

Arsitektur 11 adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih luas, arsitektur mencakup merancang dan membangun keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari level makro yaitu perencanaan kota, perancangan perkotaan, arsitektur lansekap, hingga ke level mikro yaitu desain bangunan, desain perabot dan desain produk. Arsitektur juga merujuk kepada hasil-hasil proses perancangan tersebut. Menurut Vitruvius di dalam bukunya De Architectura yang merupakan sumber tertulis paling tua yang masih ada hingga sekarang, bangunan yang baik haruslah memilik Keindahan Estetika Venustas, Kekuatan Firmitas, dan Kegunaan Fungsi Utilitas; arsitektur dapat dikatakan sebagai keseimbangan dan koordinasi antara ketiga unsur tersebut, dan tidak ada satu unsur yang melebihi unsur lainnya. Dalam definisi modern, arsitektur harus mencakup pertimbangan fungsi, estetika, dan psikologis. Namun, dapat dikatakan pula bahwa unsur fungsi itu sendiri di dalamnya sudah mencakup baik unsur estetika maupun psikologis. Arsitektur adalah holak, termasuk di dalamnya adalah matematika, sains, seni, teknologi, humaniora, politik , sejarah, filsafat, dan sebagainya. Mengutip Vitruvius, Arsitektur adalah ilmu yang timbul dari ilmu-ilmu lainnya, dan dilengkapi dengan proses belajar, dibantu dengan 11 http:id.wikipedia.orgwikiArsitektur Universitas Sumatera Utara 44 penilaian terhadap karya tersebut sebagai karya seni. Ia pun menambahkan bahwa seorang arsitek harus fasih di dalam bidang musik, astronomi, dan sebagainya. Filsafat adalah satu yang utama dalam pendekatan arsitektur. Rasionalisme, empirisisme, fenomenologi strukturalisme, post- strukturalisme, dan dekonstruktivisme adalah beberapa arahan dari filsafat yang memengaruhi arsitektur.

2. Kontekstual

Kontekstual 12 adalah sebuah situasi yang tidak memungkinkan sebuah objek ada di suatu tempat tanpa mengindahkan objek-objek yang sudah ada di tempat itu lebih dahulu. Perancangan kontekstual memusatkan perhatian utama pada karakteristik objek-objek yang sudah ada tersebut pada objek yang akan dibuat. Kontekstual menekankan bahwa sebuah bangunan harus mempunyai kaitan dengan lingkungan bangunan yang berada di sekitarnya. Keterkaitan tersebut dapat dibentuk melalui proses menghidupkan kembali nafas spesifik yang ada dalam lingkungan bangunan lama ke dalam bangunan yang baru sesudahnya. Bill Raun Dalam merancang suatu kota, kontekstualisme memiliki kekuatan dan kelemahan. Kekuatannya adalah kemampuannya secara potensial meredam lingkungan yang tidak tanggap atau liar. Kelemahannya adalah rancangan seolah-olah harus menerima keterikatan pada kondisi statis; bertentangan dengan produk-produk baru yang diinginkan yang lantas terpaksa dimanipulasi untuk menjaga selera keterkaitan. Robi Sularto Sastrowardoyo, 1993 Jadi, arsitektur kontekstual merupakan sebuah metode perancangan yang mengkaitkan dan menyelaraskan bangunan baru dengan karakteristik lingkungan sekitar. Gerakan pengusung 12 http:staffsite.gunadarma.ac.idagus_dh Universitas Sumatera Utara 45 paham arsitektur kontekstual sendiri muncul dari penolakan dan perlawanan terhadap arsitektur modern sebagai ikon gaya internasional yang antihistoris, monoton, bersifat industrialisasi, dan kurang memerhatikan kondisi bangunan lama di sekitarnya. Sehingga, kontekstualisme selalu dihubungkan dengan kegiatan konservasi dan preservasi karena berusaha mempertahankan bangunan lama khususnya yang bernilai historis dan membuat koneksi dengan bangunan baru atau menciptakan hubungan yang simpatik, yang akan menghasilkan sebuah kontinuitas visual. III.2 Penerapan Kontekstual dalam Desain Arsitektur 13 III.2.1 Arsitektur Penciptaan Ruang dan Tempat Ruang space pada dasarnya terbentuk dari titik yang bergerak menjadi garis, yang lalu bergerak dan membentuk sebuah bidang, dan akhirnya bertemu dengan bidang lain sehingga menghasilkan sebuah ruang tiga dimensi. Sedangkan tempat place merupakan ruang yang dihidupkan oleh interaksi atau kegiatan manusia. Ruang yang baik ditentukan oleh kualitas lingkungan di sekelilingnya. Temperatur, matahari, angin, dan kelembaban sangat mempengaruhi nyaman atau tidaknya ruang tersebut, yang tentunya menjadi berpengaruh terhadap kegiatan manusia di dalamnya. Kualitas ruang yang baik akan membuat manusia betah berkegiatan, sehingga akhirnya ruang tersebut hidup dan menjadi sebuah ’tempat’ yang lebih dari layak. Namun selain hal tersebut di atas, yang tidak kalah penting dalam menciptakan sebuah ’tempat’,—contohnya adalah ruang publik di kawasan perkotaan —adalah tiga potensi strategis yang disebut sebagai Three Theories of Urban Spatial Design; yaitu massa dan ruang figure, jejalur atau 13 http:arsitekturbicara.wordpress.com20120519studi-literatur- mengenai-arsitektur-kontekstual Universitas Sumatera Utara 46 keterhubungan linkage, dan tempat place. Kualitas sebuah ruang publik dipengaruhi oleh bentuk dan tatanan ruang, dan juga harus dapat dicapai dengan mudah melalui jaringan infrastruktur yang jika dirancang dengan benar akan menghasilkan ruang berkegiatan yang tak hanya nyaman, tetapi juga membentuk perilaku positif bagi manusia di dalamnya. Selain itu, konteks budaya, sejarah, dan ekologi juga perlu diperhatikan dengan menyatukan bentuk, detail, ornamen yang unik sesuai nilai sosial, budaya dan persepsi visual; sehingga menghasilkan ruang publik yang memiliki karakteristik lokal. III.2.2 Arsitektur Kontekstual Proses Pencarian Bentuk Sering orang beranggapan kontekstualisme hanya berusaha meniru bangunan lama sehingga terlihat sama pada bangunan baru atau hanya untuk memopulerkan langgam historis arsitektur tertentu. Namun, sebenarnya tidaklah seperti itu. Bila melihat definisi sebelumnya, secara umum ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pertama, kondisi bangunan lama yang bisa dilihat dari bentuk, material, dan skala bangunan. Kedua, karakter dan jiwa tempat bangunan tersebut berada yang bisa dilihat dari motif atau pola desain setempat. Dari beberapa hal tersebut dapat dijabarkan beberapa pendekatan desain arsitektur kontekstual yang bervariasi atau tidak sekedar meniru. III.3 Konsep Arsitektur Kontekstual 14 Konsep kontekstualisme dalam arsitektur mempunyai arti merancang sesuai dengan konteks yaitu merancang bangunan dengan menyediakan visualisasi yang cukup antara bangunan yang sudah ada dengan bangunan baru untuk menciptakan suatu efek yang 14 http:mattorang.blogspot.com201212a.html Universitas Sumatera Utara 47 menyatu. Rancangan bangunan baru harus mampu memperkuat dan mengembangkan karakteristik dari penataan lingkungan, atau setidaknya mempertahankan pola yang sudah ada. Suatu bangunan harus mengikuti lambang dari lingkungannya agar dapat menyesuaikan diri dengan banguna lama dan memiliki kesatuan desain dengan lbanguna lama tersebut dan memiliki karakteristik yang sama. Desain yang kontekstual merupakan alat pengembangan yang bermanfaat karena memungkinkan bangunan yang dimaksud untuk dapat dipertahankan dalam konteks yang baik. Arsitektur Kontekstual dapat digolongkan ke dalam dua kelompok besar, yaitu: 1. Kontras Kontras sangat berguna dalam menciptakan lingkungan urban yang hidup dan menarik, namun yang perlu diingat bahwa kontras dapat dianalogikan sebagai bumbu yang kuat dalam makanan yang harus dipakai dalam takaran secukupnya dan hati-hati. Kontras menjadi salah satu strategi desain yang paling berpengaruh bagi seorang perancang. Apabila diaplikasikan dengan baik dapat menjadi fokus dan citra aksen pada suatu area kota. Sebaliknya jika diaplikasikan dengan cara yang salah atau sembarangan, maka akan dapat merusak dan menimbulkan kekacauan. Hal ini sesuai dengan pendapat Brent C. Brolin, bahwasanya kontras bangunan modern dan kuno bisa merupakan sebuah harmoni, namun ia mengingatkan bila terlalu banyak yang timbul sebagai akibat kontras, maka efektifitas yang dikehendaki akan menurun sehingga yang muncul adalah kekacauan. 2. Harmonis Ada kalanya suatu lingkungan menuntut keserasiankeselarasan, hal tersebut dilakukan dalam rangka menjaga keselarasan dengan lingkungan yang sudah ada. Bangunan baru lebih menghargai dan memperhatikan bangunan sudah ada , kemudian bersama-sama dengan bangunan yang baru untuk menjaga dan melestarikan “tradisi” yang telah berlaku sejak dulu. Sehingga kehadiran satu bangunan baru lebih menunjang dari Universitas Sumatera Utara 48 pada menyaingi karakter bangunan yang sudah ada walaupun terlihat dominan. III.4 Perkembangan Arsitektur Kontekstual Antara tahun 1880-1890 terjadi revolusi Industri kedua dalam bentuk rasionalisasi dan penggunaan mesin produksi. Dampak yang timbul akibat revolusi industri diantaranya adalah timbulnya sistem fabrikasi di mana sebagian besar elemen bangunan dibuat dipabrik, penggunaan mesin-mesin, teknologi baja tulangan, dsb. Sistem fabrikasi tersebut memungkinkan pembangunan dalam waktu yang relatif singkat. Antara tahun 1890-1910 gerakan yang menentang peniruan dan pengulangan bentuk kaidah dan teori lama semakin meluas ke seluruh dunia. Dalam masa modernisasi awal teori-teori keindahan dalam arsitektur berkembang secara radikal menentang klasikisme. Sejalan dengan hal itu berlangsung pemasyarakatan fungsionalisme yang mengakibatkan lahirnya gerakan arsitektur modern. Gaya arsitektur modern muncul sebagai gaya internasional yang cukup memiliki kemiripan di semua tempat, semua negara. Setidaknya, gaya modern tetap mengusung fungsi ruang sebagai titik awal desain sehingga, pada zaman itu bangunan-bangunan yang muncul mempunyai style yang hampir sama meskipun diberbagai tempat yang berbeda. Bahkan, bangunan-bangunan yang muncul terkadang tidak memperhatikan kondisi lokal lingkungan sekitar. Sampai-sampai ada yang mengatakan bahwa arsitektur pada masa itu tidak mempunyai ruh. Pada saat-saat seperti itulah, muncul gerakan arsitektur kontekstualime. Kontekstualisme muncul dari penolakan dan perlawanan terhadap arsitektur modern yang antihistoris, monoton, bersifat industrialisasi, dan kurang memerhatikan kondisi bangunan lama di sekitarnya. Universitas Sumatera Utara 49 Kontekstualisme selalu berhubungan dengan kegiatan konservasi dan preservasi karena berusaha mempertahankan bangunan lama khususnya yang bernilai historis dan membuat koneksi dengan bangunan baru atau menciptakan hubungan yang simpatik, sehingga menghasilkan sebuah kontinuitas visual. Kontekstualisme berusaha untuk menciptakan arsitektur yang tidak hanya berdiri sendiri, namun bisa memberikan kontribusi terhadap lingkungan sekitarnya. Brent C Brolin dalam bukunya Architecture in Context 1980 menjelaskan, kontekstualisme adalah kemungkinan perluasan bangunan dan keinginan mengaitkan bangunan baru dengan bangunan lama. Berbicara mengenai kontekstualisme, berarti membicarakan suatu bangunan dalam keterkaitannya dengan bangunan lama. Kontekstual, sesuai dengan pengertian diatas, berarti meningkatkan kualitas bangunan yang telah ada sebelumnya menjadi lebih baik. Untuk mewujudkan hal ini, sebuah desain tidak harus selamanya kontekstual dalam aspek fisik saja, akan tetapi kontekstual dapat pula dihadirkan melalui aspek non fisik, seperti fungsi, filosofi, maupun teknologi. Kontekstual pada aspek fisik, dapat dilakukan dengan cara : 1. Mengambil motif-motif desain setempat : bentuk massa, pola atau irama bukaan, dan ornamen desain, 2. Menggunakan bentuk-bentuk dasar yang sama, tetapi mengaturnya kembali sehingga tampak berbeda, 3. Melakukan pencarian bentuk-bentuk baru yang memiliki efek visual sama atau mendekati yang lama, 4. Mengabstraksi bentuk-bentuk asli kontras. III.5 Keterkaitan Tema dengan Judul Parijs van Soematra merupakan sebuah proyek untuk memvitalkan kembali kawasan Kesawan seputaran jalan Ahmad Yani VII dan jalan Hindu yang sekarang seakan-akan mati, Universitas Sumatera Utara 50 tidak ada generator aktivitas disana. Proses revitalisasi kawasan bersejarah ini tentunya mengacu pada kondisi lingkungan eksisting yang memiliki nilai historis yang tinggi. Kawasan ini, sebagaimana yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, merupakan kawasan bersejarah yang di atasnya masih berdiri beberapa bangunan peninggalan era kolonial Belanda. Tipologi bangunan era kolonial yang mendominasi kawasan ini tentunya menjadi modal utama dalam merevitalisasi dengan pendekatan arsitektur kontekstual, dengan tujuan agar keselarasan visual yang paling utama akan terlihat secara jelas, meskipun bangunan baru tidak secara utuh mengambil bagian-bagian bangunan lama. Dengan pendekatan arsitektur kontekstual, yang notabene merupakan pendekatan dengan mengkaitkan dan menyelaraskan bangunan baru dengan karakteristik lingkungan sekitar, diharapkan tercipta suatu kawasan yang terintegrasi dengan baik, baik dari segi penampilan fisik dan juga fungsinya. Dalam arsitektur kontekstual, hubungan yang selaras tidak selalu ditunjukkan dengan desain yang menerapkan kembali elemen-elemen bangunan lama kepada bangunan baru. Hubungan selaras tersebut juga dapat dicapai dengan solusi desain yang kontras. Bentuk-bentuk asli pada bangunan lama tidak digunakan langsung, namun dapat diabstraksikan ke dalam bentuk baru yang berbeda. Universitas Sumatera Utara 51 III.6 Studi Banding Tema Sejenis III.6.1 Campus Center ITB 15 Salah satu contoh bangunan kontekstual yang cukup berhasil merespon lingkungannya adalah Campus Center di Institut Teknologi Bandung. Arsiteknya adalah Baskoro Tedjo. Sebelum dibangun menjadi Campus Center, dilahan tersebut sudah terdapat sebuah bangunan yang disebut Student Center, yang fungsinya lebih dominan untuk menampung kegiatan- kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa. Setelah itu, Campus Center atau yang dikenal dengan singkat CC ini pun dirancang dan dialihfungsikan sebagai information center Kampus ITB. Selain itu, bangunan ini juga menampung beberapa fungsi lainnya seperti kantor adminstrasi kemahasiswaan, ruang rapat, auditorium, cafe dan toko buku, ruang pameran, serta sejumlah ruangan yang dipergunakan sebagai sekretariat lembaga-lembaga kemahasiswaan. Para pengguna yang terlibat menggunakan bangunan Campus Center ini mayoritas merupakan civitas akademika dari mahasiswa, dosen, maupun karyawan. Namun, tidak menutup kemungkinan bangunan ini juga digunakan oleh pihak di luar civitas akademika, mengingat fungsinya sebagai information center yang pasti akan banyak dikunjungi oleh orang-orang dari luar kampus ITB. Gambar 3.1 ITB Campus Center 15 http:architecturejournals.wordpress.com20101028campus-center- itb-kontekstual-di-antara-bangunan-kolonial Universitas Sumatera Utara 52 Apabila dibandingkan dengan bangunan-bangunan lama yang sudah lebih dahulu dibangun di ITB seperti Aula Barat, Aula Timur, dan 4 Labtek kembar, Campus Center akan terlihat kontras. Bangunan Campus Center ITB dirancang dengan langgam modern. Struktur utamanya menggunakan beton bertulang. Fasadnya didominasi oleh penggunaan kaca dengan frame baja. Atapnya pun didesain datar. Sedangkan bangunan eksisting di sekitarnya yang sudah berdiri sejak lama, dibangun dengan langgam kolonial. Bangunan-bangunan kolonial ITB itu identik dengan kolom-kolom besar dengan material batu kali dan atap miring dengan penutup sirap. Tentu saja Campus Center menjadi kontras jika dibandingkan dengan bangunan kolonial di sekitarnya. Tanggapan : Desain ITB Campus Center menggunakan pendekatan arsitektur kontekstual yang kontras. Penerapan konsep desain yang modern di antara bangunan-bangunan tua di kawasan kampus ITB tidak merusak visual kawasan, melainkan mendukung satu sama lain. III.6.2 Ponte Vecchio, Florence, Italia Salah satu pendekatan yang dapat dilakukan dalam konteks arsitektur kontekstual adalah mengambil motif-motif desain setempat, seperti bentuk massa, pola atau irama bukaan, dan ornamen desain yang digunakan. Rumah-rumah Ponte Vecchio di Florence, Italia, merupakan bangunan baru yang mengadaptasi gaya Renaisans yang ingin menggantikan bangunan lama yang hancur saat Perang Dunia ke-2. Kontinuitas visual terlihat dari bentuk massa dan irama bukaan atau jendela. Universitas Sumatera Utara 53 Gambar 3.2 Ponte Vecchio, Florence, Italia Tanggapan : Penerapan elemen-elemen bangunan lama pada desainnya merupakan wujud dari kekontekstualan yang dibuat oleh arsitek. Dengan pendekatan arsitektur kontekstual yang harmonis, nilai-nilai bangunan lama yang pernah ada kembali dimunculkan secara visual pada bangunan baru. Universitas Sumatera Utara 54 BAB IV Analisa

IV.1 Analisa Fungsional

IV.1.1 Analisa Jumlah Pengunjung

16 Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kota Medan dalam buku “Medan Dalam Angka 2012”, jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke kota Medan dalam kurun 4 tahun terakhir adalah: Tahun 2008 2009 2010 2011 Jumlah orang 136.441 153.268 179.612 211.625 Tabel 4.1 Jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke kota Medan Berdasarkan tabel diatas, dapat dihitung rata-rata kenaikan jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke kota Medan dengan persamaan : Dari persamaan diatas, maka rata-rata kenaikan jumlah wisatawan mancanegara yang dating ke kota Medan adalah sebesar 25.061 orang. Dengan jumlah rata-rata kenaikan jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke kota Medan, dapat diperoleh proyeksi jumlah wisatawan mancanegara yang akan datang ke kota Medan dalam beberapa tahun mendatang dengan persamaan 16 Sumber: Olah data primer berdasarkan data dari BPS kota Medan dan survey lapangan Rata-rata = 2011-2010+2010-2009+2009-2008 3 Universitas Sumatera Utara 55 Keterangan: Pn = jumlah wisatawan mancanegara pada tahun ke-n Po = jumlah wisatawan mancanegara pada tahun awal a = jumlah pertambahan tiap tahun n = jumlah tahun proyeksi. Tahun Jumlah Wisatawan Mancanegara 2012 236.686 2013 261.747 2014 286.808 2015 311.869 2016 336.930 2017 361.991 2018 387.052 2019 412.113 2020 437.174 Tabel 4.2 Proyeksi jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke kota Medan dalam beberapa tahun ke depan Dengan mengambil asumsi berdasarkan survey lapangan, jumlah wisatawan mancanegara yang mengunjungi tempat yang memiliki fungsi sebagai pusat perbelanjaan, pusat kuliner,serta ruang terbuka publik, adalah sebesar 50 dari jumlah total. Sedangkan jumlah wisatawan lokal adalah sebesar 80. Jadi, jumlah wisatawan mancanegara yang mengunjungi tempat memiliki fungsi sebagai pusat perbelanjaan, pusat kuliner, serta ruang terbuka publik, adalah sebesar 218.587 orangtahun. Berdasarkan fungsi sejenis, dengan kelebihannya memiliki nilai sejarah kawasan yang tinggi, Parijs van Soematra diasumsikan akan dikunjungi sebanyak 80 dari 218.587 wisatawan mancanegara tiap tahunnya, yaitu sebanyak 174.870 Pn = Po +na Universitas Sumatera Utara 56 orangtahun. Sedangkan wisatawan lokal yang akan mengunjungi Parijs van Soematra berdasarkan data diatas adalah sebesar 279.792 orangtahun. Jadi, total wisatawan mancanegara dan lokal yang akan mengunjungi Parijs van Soematra pada tahun 2020 adalah sebesar 454.662 orangtahun. Berdasarkan angka tersebut, maka diperolehlah jumlah pengunjung hariannya sebesar 1246 oranghari.

IV.1.2 Program dan Besaran Ruang

1. Fasilitas pengelola Kelompok Kegiatan Kebutuhan Ruang Standar Sumber Kapasitas orang Luas Ruang m 2 Mengelola keberlangsu ngan proyek Ruang kerja GM 4.5m 2 org NAD 2 9 Ruang tamu GM 5.4m 2 org NAD 4 21.6 Ruang sekretaris 4.5m 2 org NAD 2 9 Total: 48.6 m 2 Mengelola finansial Ruang kerja kepala bagian 4.5m 2 org NAD 1 4.5 Ruang tamu kepala bagian 5.4m 2 org NAD 2 10.8 Ruang sekretaris 4.5m 2 org NAD 2 9 Total: 24.3 m 2 Mengelola pemasaran Ruang kerja kepala bagian 4.5m 2 org NAD 1 4.5 Ruang tamu kepala bagian 5.4m 2 org NAD 2 10.8 Ruang sekretaris 4.5m 2 org NAD 2 9 Total: 24.3 m 2 Mengelola Ruang kerja 4.5m 2 org NAD 1 4.5 Universitas Sumatera Utara 57 bimbingan edukasi kepala bagian Ruang tamu kepala bagian 5.4m 2 org NAD 2 10.8 Ruang sekretaris 4.5m 2 org NAD 2 9 Total: 24.3 m 2 Mengawasi dan merawat cagar budaya Ruang kerja kepala bagian 4.5m 2 org NAD 1 4.5 Ruang tamu kepala bagian 5.4m 2 org NAD 2 10.8 Ruang sekretaris 4.5m 2 org NAD 2 9 Total: 24.3 m 2 Mengawasi kinerja teknis sarana dan prasarana Ruang kerja kepala bagian 4.5m 2 org NAD 1 4.5 Ruang tamu kepala bagian 5.4m 2 org NAD 2 10.8 Ruang sekretaris 4.5m 2 org NAD 2 9 Total: 24.3 m 2 Jumlah Total +sirkulasi 20: 204.12 m 2 2. Fasilitas berbelanja Jenis Retail Kebutuhan Ruang Standar Sumber Kapasitas orang Luas Ruang m 2 Pria  Giordano  Diesel  Calvin Klein  Armani Area display 1.8m 2 org NDA 30 54 Etalase 20 display NDA - 10.8 Fitting room 1.2m 2 org NDA 4 4.8 Gudang 20 display NDA - 10.8 Kasir 2m 2 org NDA 4 8 Total 4 retail + sirkulasi 20: 424.32 m 2 Universitas Sumatera Utara 58 Wanita  Louis Vuitton  Prada  Gucci  Dolce Gabbana Area display 1.8m 2 org NDA 30 54 Etalase 20 display NDA - 10.8 Fitting room 1.2m 2 org NDA 4 4.8 Gudang 20 display NDA - 10.8 Kasir 2m 2 org NDA 4 8 Total 4 retail + sirkulasi 20: 424.32 m 2 Casual  Levi’s  Wrangler  Esprit  Polo Ralph Lauren Area display 1.8m 2 org NDA 30 54 Etalase 20 display NDA - 10.8 Fitting room 1.2m 2 org NDA 4 4.8 Gudang 20 display NDA - 10.8 Kasir 2m 2 org NDA 4 8 Total 4 retail + sirkulasi 20: 424.32 m 2 Olahraga  Adidas  Nike  Sport Station  City Surf Area display 1.8m 2 org NDA 30 54 Etalase 20 display NDA - 10.8 Fitting room 1.2m 2 org NDA 4 4.8 Gudang 20 display NDA - 10.8 Kasir 2m 2 org NDA 4 8 Total 4 retail + sirkulasi 20: 424.32 m 2 Anak  DKNY Kids  Oshkosh  Timberland Shirt Area display 1.8m 2 org NDA 30 54 Etalase 20 display NDA - 10.8 Fitting room 1.2m 2 org NDA 4 4.8 Gudang 20 display NDA - 10.8 Kasir 2m 2 org NDA 4 8 Total 3 retail + sirkulasi 20: 318.24 m 2 Asesoris Area display 1.8m 2 org NDA 30 54 Universitas Sumatera Utara 59  Optik Melawai  Swiss Army  Alexander Christie  Toko Perhiasan Etalase 20 display NDA - 10.8 Fitting room 1.2m 2 org NDA 4 4.8 Gudang 20 display NDA - 10.8 Kasir 2m 2 org NDA 4 8 Total 4 retail + sirkulasi 20: 424.32 m 2 Perawatan tubuh  The Body Cares  Johnny Andrean Salon Area display 1.8m 2 org NDA 30 54 Etalase 20 display NDA - 10.8 Fitting room 1.2m 2 org NDA 4 4.8 Gudang 20 display NDA - 10.8 Kasir 2m 2 org NDA 4 8 Total 4 retail + sirkulasi 20: 212.16 m 2 Elektronik  Apple  Samsung  Sony  Acer  ASUS  Blackberry  Cellular One Area display 1.8m 2 org NDA 30 54 Etalase 20 display NDA - 10.8 Fitting room 1.2m 2 org NDA 4 4.8 Gudang 20 display NDA - 10.8 Kasir 2m 2 org NDA 4 8 Total 7 retail + sirkulasi 20: 742.56 m 2 Khusus Medan  TauKo Medan  Punya Area display 1.8m 2 org NDA 30 54 Etalase 20 display NDA - 10.8 Fitting room 1.2m 2 org NDA 4 4.8 Gudang 20 NDA - 10.8 Universitas Sumatera Utara 60 Medan  Medan in Design  Kaos Medan Bah  I Love Medan  Souvenir Pariwisata Medan  Souvenir Ulos display Kasir 2m 2 org NDA 4 8 Total 7 retail + sirkulasi 20: 742.56 m 2 Heritage Medan  Medan’s Heritage Stuffs Area display 1.8m 2 org NDA 30 54 Etalase 20 display NDA - 10.8 Fitting room 1.2m 2 org NDA 4 4.8 Gudang 20 display NDA - 10.8 Kasir 2m 2 org NDA 4 8 Total 4 retail + sirkulasi 20: 212.16 m 2 Toko buku Area display 1.8m 2 org NDA 10 18 Gudang 20 display NDA - 3.6 Kasir 2m 2 org NDA 2 4 Total 5 retail + sirkulasi 20: 30.78 m 2 Jumlah Total: 4380.06 m 2 3. Fasilitas wisata kuliner Jenis Retail Kebutuhan Ruang Standar Sumber Kapasitas orang Luas Ruang m 2 Western Ruang makan 1.5m 2 org NDA 60 90 Dapur 20 ruang NDA - 18 Universitas Sumatera Utara 61  Bakerzin  Royal Holland  Buffalo Wings  Dome  Pizza Hut makan Gudang 30 dapur NDA - 5.4 Kasir 2m 2 org NDA 4 8 Toilet pria:  Bilik KM  Urinoir  Wastafel  1.5m 2 org  0.24m 2 org  0.3m 2 org NDA NDA NDA 3 4 3 4.5 0.96 0.9 Toilet wanita:  Bilik KM  Wastafel  1.5m 2 org  0.3m 2 org NDA NDA 4 4 6 1.2 Total 5 restoran + sirkulasi 20: 809.76 m 2 Eastern Indonesia  Grand Duck King  Cahaya Baru Indian  Soto Sinar Pagi  Mie Aceh Titi Bobrok  Martabak Gapa  Restoran Sipirok  Miramar  Mie Ayam Kumango Ruang makan 1.5m 2 org NDA 60 90 Dapur 20 ruang makan NDA - 18 Gudang 30 dapur NDA - 5.4 Kasir 2m 2 org NDA 4 8 Toilet pria:  Bilik KM  Urinoir  Wastafel  1.5m 2 org  0.24m 2 org  0.3m 2 org NDA NDA NDA 3 4 3 4.5 0.96 0.9 Toilet wanita:  Bilik KM  Wastafel  1.5m 2 org  0.3m 2 org NDA NDA 4 4 6 1.2 Universitas Sumatera Utara 62  Tenda Biru Total 9 restoran + sirkulasi 20: 1457.568 m 2 Café Coffee shop  Starbucks  Excelso  Killiney  Kopi Kok Tong  Kopi Tiam Ong  Repvblik Kopi  Opal Coffee  Coffee Box  Es Krim Ria Ruang makan 1.5m 2 org NDA 30 45 Dapur 20 ruang makan NDA - 9 Gudang 30 dapur NDA - 2.7 Kasir 2m 2 org NDA 4 8 Toilet pria:  Bilik KM  Urinoir  Wastafel  1.5m 2 org  0.24m 2 org  0.3m 2 org NDA NDA NDA 2 3 2 3 0.72 0.6 Toilet wanita:  Bilik KM  Wastafel  1.5m 2 org  0.3m 2 org NDA NDA 3 3 4.5 0.9 Total 9 café dan coffee shop + sirkulasi 20: 803.736 m 2 Toko roti  Bolu Meranti  Bika Ambon ATI  Bika Ambon Zulaikha  Clover  Swans Ruang display 1.8m 2 org NDA 20 36 Dapur 20 ruang Display Asumsi - 7.2 Gudang 30 dapur Asumsi - 2.16 Kasir 2m 2 org NDA 3 6 Total 5 toko roti + sirkulasi 20: 308.16 m 2 Makanan ringan Ruang display 1.8m 2 org NDA 20 36 Gudang 20 ruang Asumsi - 7.2 Universitas Sumatera Utara 63  Paten  Wajik Peceren  Maicih display Kasir 2m 2 org NDA 3 6 Total 3 toko makanan ringan + sirkulasi 20: 177.12 m 2 Jumlah Total: 3556.784 m 2 4. Fasilitas penginapan Kelompok Kegiatan Kebutuhan Ruang Standar Sumber Kapasitas orang Luas Ruang m 2 Memesan kamar, beristirahat di lounge, menikmati galeri Lobby utama lounge 0.9m 2 org NDA 200 180 Resepsionis 0.9m 2 org NDA 5 4.5 Galeri lounge 0.9m 2 org NDA 500 450 Total +sirkulasi 20: 761.4 m 2 Makan di restoran tamu hotel, duduk di cafe lounge tamu hotel Ruang makan 1.5m 2 org NDA 200 300 Dapur 20 ruang makan NDA - 60 Kasir 2m 2 org NDA 4 8 Cafe lounge 0.9m 2 org NDA 100 90 Bar 0.3m 2 org NDA 5 1.5 Total +sirkulasi 20: 551.4 m 2 Menginap di kamar hotel Standard room 24m 2 Asumsi 179 kamar 4296 Suite room 48m 2 Asumsi 18 kamar 864 Total +sirkulasi 20: 6192 m 2 Menggunakan fasilitas convention center dan Lobby lounge convention 0.9m 2 org NDA 200 180 Convention hall 0.9m 2 org NDA 400 360 Universitas Sumatera Utara 64 ballroom Ruang persiapan convention 0.9m 2 org NDA 20 18 Lobby lounge ballroom 0.9m 2 org NDA 200 180 Ballroom 0.9m 2 org NDA 400 360 Ruang persiapan ballroom 0.9m 2 org NDA 20 18 Total +sirkulasi 20: 1339.2 m 2 Menggunakan fasilitas kolam renang Lobby fasilitas kolam renang 0.9m 2 org NDA 30 27 Kolam renang 4m 2 org Asumsi 60 240 Area duduk 0.9m 2 org NDA 100 90 Ruang ganti pria 1.5m 2 org NDA 20 30 Toilet pria:  Bilik KM  Urinoir  Wastafel  1.5m 2 org  0.24m 2 org  0.3m 2 org NDA NDA NDA 5 3 3 7.5 0.72 0.9 Ruang ganti wanita 1.5m 2 org NDA 20 30 Toilet wanita:  Bilik KM  Wastafel  1.5m 2 org  0.3m 2 org NDA NDA 5 3 7.5 0.9 Total +sirkulasi 20: 521.424 m 2 Universitas Sumatera Utara 65 Jumlah Total: 9365.424 m 2 5. Fasilitas ruang terbuka publik Kelompok Kegiatan Kebutuhan Ruang Standar Sumber Kapasitas orang Luas Ruang m 2 Pertunjukan dan acara Amphiteatre 0.9m 2 org Asumsi 400 360 Ruang persiapan 1.5m 2 org NDA 20 30 Ruang ganti pria 1.5m 2 org NDA 10 15 Ruang ganti wanita 1.5m 2 org NDA 10 15 Jumlah Total: 456 m 2 6. Fasilitas pelayanan servis Kelompok Kegiatan Kebutuhan Ruang Standar Sumber Kapasitas orang Luas Ruang m 2 Mencari informasi Pusat informasi kawasan 0.9m 2 org NDA 500 450 Beribadah Musholla 1.25m 2 org NDA 100 125 Tempat wudhu pria 0.9m 2 org Asumsi 10 9 Tempat wudhu wanita 0.9m 2 org Asumsi 10 9 Tempat penitipan sepatusandal - Asumsi - 12 Buang air 2 Toilet pria: per lantai  Bilik KM  1.5m 2 org PP PP 8 8 24 3.84 Universitas Sumatera Utara 66  Urinoir  Wastafel  0.24m 2 org  0.3m 2 org PP 8 4.8 2 Toilet wanita: per lantai  Bilik KM  Wastafel  1.5m 2 org  0.3m 2 org PP PP 8 8 24 4.8 Maintenance kebutuhan mekanikal elektrikal di kawasan Ruang kontrol - Asumsi - 20 Ruang genset trafo - Asumsi - 80 Ruang tanki BBM - Asumsi - 20 Ruang panel - Asumsi - 20 Ruang chiller - Asumsi - 40 Ruang AHU - Asumsi - 40 Ruang ground water tank - Asumsi - 40 Ruang pompa - Asumsi - 40 Ruang PABX - Asumsi - 20 Ruang septictank - Asumsi - 20 Menjaga keamanan Area jaga keamanan 0.9m 2 org NDA 2 1.8 Ruang satpam 1.5m 2 org NDA 2 3 Menjaga kebersihan kawasan, membersihkan kawasan Loker cleaning service 1.5m 2 org NDA 20 30 Toilet cleaning service 1.5m 2 org NDA 5 7.5 Ruang 6m 2 Asumsi - 6 Universitas Sumatera Utara 67 peralatan cleaning service Mengambil uang di ATM ATM Center 2m 2 Asumsi 6 18 Jumlah Total: 1239.288 m 2 Tabel 4.3 Tabel program ruang Jadi, total luas seluruh kebutuhan ruang adalah sebesar 19201.676 m 2 . Keterangan sumber:  NAD : Neufert Data Arsitek jilid 1 dan 2  Asumsi : Asumsi dan pengamatan studi  AH : The Architect’s Handbook  PP : Peraturan Presiden nomor 73 tahun 2011 tentang jumlah kebutuhan fasilitas toilet 7. Fasilitas parkir  Parkir pengunjung Jumlah pengunjung yang mengunjungi Parijs van Soematra setiap harinya berdasarkan perhitungan diatas, adalah sebesar 1246 orang. Dengan asumsi pembagian presentase pengendara kendaraan, maka:  Mengendarai mobil : 60 747.6 orang  Mengendarai sepeda motor : 20 249.2 orang  Mengendarai bus : 10 124.6 orang  Berjalan kaki kendaraan umum : 10 124.6 orang Dengan asumsi 1 mobil dapat memuat 4 orang, 1 sepeda motor dapat memuat 2 orang, dan 1 bus dapat memuat 60 orang, maka diperoleh:  Jumlah mobil yang parkir : 186.9 mobil Universitas Sumatera Utara 68  Jumlah sepeda motor yang parkir : 124.6 sepeda motor  Jumlah bus yang parkir : 2.07 bus Berdasarkan standar yang diperoleh dari Neufert Data Arsitek NDA, maka diperoleh luasan parkir kendaraan pengunjung sebagai berikut:  Luas parkir mobil : 187.9 mobil x 12.5 m 2 = 2348.75 m 2  Luas parkir sepeda motor : 124.6 motor x 2 m 2 = 249.2 m 2  Luas parkir bus : 2.07 bus x 40 m 2 = 82.8 m 2 Jadi, luas total lahan parkir untuk pengunjung yang dibutuhkan adalah sebesar 2680.75 m 2 .  Parkir pengelola Jumlah seluruh pengelola Parijs van Soematra adalah 74 orang. Dengan asumsi pembagian presentase pengendara kendaraan, maka:  Pengelola dengan mobil : 14 orang  Pengelola dengan sepeda motor : 60 orang Dengan asumsi 1 mobil digunakan oleh 1 orang dan 1 sepeda motor digunakan oleh 1 orang, maka diperoleh:  Jumlah parkir mobil pengelola : 14 parkir  Jumlah parkir sepeda motor pengelola : 60 parkir Berdasarkan standar yang diperoleh dari Neufert Data Arsitek NDA, maka diperoleh luasan parkir kendaraan pengelola sebagai berikut:  Luas parkir mobil : 14 parkir x 12.5 m 2 = 175 m 2  Luas parkir sepeda motor : 60 parkir x 2 m 2 = 120 m 2 Jadi, luas total lahan parkir untuk pengelola yang dibutuhkan adalah sebesar 295 m 2 . Universitas Sumatera Utara 69

IV.2 Analisa Lingkungan

IV.2.1 Tata Guna Lahan

Tanggapan : Parijs van Soematra terletak di kawasan yang didominasi oleh fungsi lahan perdagangan, komersil, serta di sekitar kawasan bersejarah, sehingga sasaran yang ingin dicapai melalui fungsi Parijs van Soematra ini dapat tercapai, yaitu pusat perbelanjaan dan pusat kuliner, penginapan, disertai fungsi seperti galeri, area promenade, serta amphiteatre dapat tercapai. Universitas Sumatera Utara 70

IV.2.2 Generator Aktivitas

Tanggapan : Generator aktivitas paling ramai di sekitar kawasan Parijs van Soematra antara lain Merdeka Walk, pusat otomotif jalan Mesjid, Pasar Hindu, serta lapangan Benteng saat diselenggarakan acara. Dengan kehadiran Parijs van Soematra, generator aktivitas baru akan muncul di kawasan Kesawan sehingga kawasan ini khususnya sekitar jalan Ahmad Yani VII dan jalan Hindu menjadi ramai dan hidup kembali. Universitas Sumatera Utara 71

IV.2.3 Pola Arsitektur

Tanggapan : Kawasan Parijs van Soematra masih didominasi oleh bangunan dengan gaya arsitektur kolonial, China, serta Melayu. Keberadaannya memiliki potensi untuk menjadi view yang menarik di kawasan bersejarah, sehingga desain baru pada Parijs van Java harus dapat mendukung potensi ini. Universitas Sumatera Utara 72

IV.2.4 Sirkulasi dan Pencapaian

Tanggapan : Sirkulasi kendaraan di sekitar kawasan Parijs van Soematra padat dilewati kendaraan karena pada titik persimpangan jalan Mayjend Sutoyo dan jalan Imam Bonjol merupakan titik kemacetan. Pencapaian menuju kawasan Parijs van Soematra yang ramai adalah jalan Raden Saleh, jalan Balai Kota, jalan Ahmad Yani, serta jalan Diponegoro. Namun, untuk mencapai kawasan Parijs van Soematra, jalan yang paling mudah diakses dan tidak terlalu jauh adalah jalan Raden Saleh dan jalan Ahmad Yani. Jika melalui jalan Raden Saleh menuju kawasan, tidak melewati titik kemacetan, sedangkan jika dari jalan Ahmad Yani, akan melewati satu titik kemacetan. Universitas Sumatera Utara 73

IV.3 Analisa Tapak

IV.3.1 Pergerakan Matahari

1. Potensi : Sisi pendek site menghadap kea arah timur dan barat. Pencahayaan alami dapat masuk saat siang hari, Universitas Sumatera Utara 74 sedangkan pada pagi dan sore hari, cahaya matahari masuk dari celah-celah bangunan. 2. Masalah : Radiasi matahari tinggi di sekitar site, namun tidak ada buffer yang cukup berupa vegetasi, hanya bangunan-bangunan eksisting. 3. Solusi : Orientasi bangunan retail memanjang dari sisi timur-barat, menambahkan vegetasi di antara retail-retail sebagai buffer cahaya matahari serta sebagai peneduh kawasan. Universitas Sumatera Utara 75

IV.3.2 Vegetasi

1. Potensi : Pepohonan rindang terdapat di beberapa sisi sepanjang sungai Deli. Universitas Sumatera Utara 76 2. Masalah : Minimnya vegetasi pada bagian pedestrian jalan membuat cahaya matahari jatuh langsung, sehingga meningkatkan suhu di sekitar kawasan. 3. Solusi : Menambahkan vegetasi peneduh di pedestrian sekitar kawasan, menambahkan vegetasi di tengah kawasan sebagai elemen peneduh dan penyejuk sehingga cahaya matahari pada siang hari dapat tersaring. Universitas Sumatera Utara 77

IV.3.3 Kebisingan

1. Potensi : Area sepanjang tepi sungai di sekitar site memiliki tingkat kebisingan yang rendah. 2. Masalah : Tidak ada buffer terhadap kebisingan di sisi jalan Ahmad Yani VII, jalan Hindu, dan jalan Mayjend Sutoyo. 3. Solusi : Memanfaatkan potensi sungai Deli dan tingkat kebisingannya yang rendah sebagai area promenade, area terbuka publik diletakkan pada bagian paling sentral di kawasan agar kebisingan dapat tersaring melalui bangunan eksisting dan bangunan baru. Universitas Sumatera Utara 78

IV.3.4 Sirkulasi Pedestrian

1. Potensi : Area jalan Hindu dan jalan Mayjend Sutoyo memiliki tingkat kepadatan pejalan kaki yang tinggi. 2. Masalah : Sisi jalan Ahmad Yani VII sebagai salah satu jalan utama di sekitar site sepi dari pejalan kaki. 3. Solusi : Merencanakan pedestrian yang dilengkapi arcade dan furnitur jalan agar pejalan kaki merasa nyaman saat berjalan di sekitar kawasan. Universitas Sumatera Utara 79

IV.3.5 Sirkulasi Kendaraan

1. Potensi : Site terletak di kawasan yang ramai dilalui kendaraan karena merupakan akses menuju jalan Imam Bonjol dari arah jalan Raden Saleh, jalan Ahmad Yani, serta dari kawasan lapangan Merdeka. Universitas Sumatera Utara 80 2. Masalah : Pada sisi jalan Hindu dan jalan Mayjend Sutoyo yang merupakan jalur satu arah, banyak kendaraan yang parkir di sepanjang sisi jalan sehingga ketika lalu lintas sedang padat sering terjadi kemacetan. 3. Solusi : Sisi jalan Ahmad Yani VII, jalan Hindu, dan jalan Mayjend Sutoyo yang berbatasan langsung dengan site, yang pada awalnya sering dijadikan parkir kendaraan, dialokasikan ke dalam basement yang disediakan di dalam site, sehingga dapat mengurangi tingkat kemacetan di sekitar kawasan ini. Universitas Sumatera Utara 81

IV.3.6 Keistimewaan Alami Tapak

1. Potensi : Sisi barat site dilintasi oleh aliran sungai Deli. Kontur di sepanjang sisi sungai Deli menurun, sehingga view kea rah sungai dapat lebih maksimal. 2. Masalah : Kondisi tanah di sepanjang sisi sungai Deli yang menurun mudah longsor, kebersihan sungai Deli yang kurang terjaga. 3. Solusi : Pada bagian kontur yang menurun dibuat dinding penahan tanah agar tidak longsor dan dapat mengurangi kekotoran sungai Deli. Universitas Sumatera Utara 82

IV.3.7 Utilitas

1. Potensi : - 2. Masalah : Pemasangan kabel utilitas kurang teratur. 3. Solusi : Membenahi penyusunan system utilitas agar lebih rapi. Universitas Sumatera Utara 83

IV.3.8 View ke Dalam

1. Potensi : Sisi-sisi site berbatasan langsung dengan jalan sehingga memungkinkan dilihat dari berbagai arah oleh pengguna jalan. 2. Masalah : Beberapa bangunan ruko pada sisi-sisi di dalam site menutupi view ke arah tengah site, sehingga bangunan baru yang akan dibangun kurang terlihat dari arah jalan. 3. Solusi : Membuat penanda kawasan Parijs van Soematra, menjadikan bangunan baru sebagai penanda kawasan. Universitas Sumatera Utara 84

IV.3.9 View ke Luar

1. Potensi : View ke luar site adalah bangunan peninggalan sejarah, gedung DPRD baru yang lebih modern, dan aliran sungai Deli. 2. Masalah : Bangunan ruko eksisting di dalam site menghalangi view dari tengah ke arah luar site. 3. Solusi : Merencanakan bangunan baru agar bangunan bersejarah di sekitar kawasan dan suasana jalan dapat terlihat dengan maksimal. Universitas Sumatera Utara 85

IV.3.10 Skyline

1. Potensi : - 2. Masalah : Belum adanya pembentuk skyline yang kontras dan belum terdapatnya penanda kawasan yang dapat membentuk skyline. 3. Solusi : Merencanakan bangunan baru yang mampu menciptakan skyline yang kontras sebagai penanda kawasan skala makro. Universitas Sumatera Utara 86 BAB V Konsep Perancangan Parijs van Soematra merupakan sebuah kawasan konservasi yang direvitalisasi dengan fungsi baru yaitu, pusat perbelanjaan, pusat kuliner, penginapan, galeri, amphiteatre, dan fungsi pendukung lainnya. Konsep penataan kawasan sebagai generator aktivitas baru di sekitarnya mengacu pada studi banding Revitaliasi Kota Tua Jakarta. Konsep penataan arcade-arcade pedestrian serta perletakkan vegetasi pada pedestrian mengacu pada proyek Kreta Ayer Road, Singapura, yang merupakan sebuah program konservasi kawasan bersejarah.

V.1 Konsep Sirkulasi Kendaraan

Gambar 5.1 Konsep masuk dan keluar kendaraan Konsep perletakkan masuk dan keluar untuk kendaraan ke dan dari basement muncul sebagai respon dari hasil analisa pencapaian ke arah site. Universitas Sumatera Utara 87

V.2 Konsep Sirkulasi Pejalan Kaki