23
Bangunan di kawasan ini pada umumnya berlantai dua, dengan papan nama toko bertuliskan nama toko dan apa-apa saja
yang mereka perdagangkan dengan aksara Mandarin. Hal ini berlangsung hingga tahun 1960 karena munculnya larangan
menggunakan aksara Mandarin karena alasan politik negara pada saat itu.
Seluruh pasar yang ada di Medan saat itu dioperasikan oleh Tjong Bersaudara Tjong Yong Hian dan Tjong A Fie. Pada
tahun 1886, Pasar Lama didirikan di jalan Mayjend Sutoyo Siswomihardjo dulu jalan Perdana, kemudian Pasar Ikan Lama
pada tahun 1888 di jalan Kereta Api, dan Pasar Baru pada tahun 1906 di jalan Perniagaan.
II.3 Tinjauan Kelayakan
II.3.1 Tinjauan Latar Belakang
Proyek Parijs van Soematra memiliki dasar pemikiran bahwa pada kelurahan Kesawan khususnya sekitar jalan Ahmad
Yani VII dan jalan Hindu sekarang seakan-akan mati suri. Kawasan ini memang masih dilewati kendaraan yang berasal dari
jalan Raden Saleh dan seputaran Lapangan Merdeka, namun sama sekali tidak menjadi suatu titik yang disinggahi, sehingga
kawasan ini tidak memiliki aktivitas yang membuatnya menjadi tempat yang vital. Kawasan ini memiliki potensi yang sangat
besar untuk menjadi tempat kunjungan pariwisata yang diandalkan kota Medan. Potensi yang paling nyata adalah
kandungan nilai historis yang tinggi pada kawasan ini. Bangunan peninggalan era kolonial Belanda yang masih asli
membuatnya menjadi suatu bukti kawasan yang pernah disebut sebagai kota Paris-nya Sumatra. Selain itu, kawasan ini juga
berbatasan langsung dengan aliran sungai Deli yang berpotensi untuk dijadikan sebuah pemandangan menarik bagi masyarakat
yang mengunjungi kawasan ini.
Universitas Sumatera Utara
24
Dengan direalisasikannya proyek ini, akan banyak pihak yang diuntungkan. Kota Medan tentunya akan mendapatkan
keuntungan dari segi pariwisata, selain identitasnya tetap akan terjaga. Masyarakat kota juga akan merasakan keuntungan
dari direalisasikannya proyek ini karena adanya pariwisata alternatif terbaru yang sesuai dengan gaya hidup, namun tetap
mempertahankan secara utuh nilai sejarah. Wisatawan lokal dan mancanegara juga akan diuntungkan dengan adanya tujuan
pariwisata baru sehingga tidak mudah bosan saat berada di kota Medan. Pemerintah Kota Medan juga akan mendapatkan
keuntungan dari segi pariwisata kota yang dipimpinnya. Pihak swasta yang mengelola kawasan ini tentunya mendapatkan
keuntungan langsung dari dibukanya kawasan revitalisasi ini.
II.3.2 Tinjauan Lokasi
II.3.2.1 Lokasi Proyek
Lokasi proyek terletak di jalan Ahmad Yani VII dan jalan Hindu, Kelurahan Kesawan, Kecamatan Medan Barat, Medan,
Sumatera Utara. Lokasi proyek memiliki luas lahan sebesar ± 25000 m
2
± 2.5 Hektar. Di atas lahan pada lokasi proyek masih terdapat beberapa bangunan peninggalan era kolonial
Belanda yang masih utuh ataupun sudah menjadi reruntuhan. Bangunan eksisting yang terdapat di atas lahan ini antara
lain gedung bekas kantor Depnaker sekarang digunakan oleh organisasi AMPI, reruntuhan gedung bekas PT. Yuki Taxi,,
restoran Delima, Yoga Life, ruko yang digunakan oleh LBH, serta ruko-ruko bergaya khas kolonial yang sebagian besar
digunakan oleh wirausaha percetakan. Kawasan ini memiliki nilai sejarah yang sangat
kental. Pada era kolonial Belanda, kawasan ini menjadi salah satu kawasan yang sangat ramai dikunjungi. Kawasan ini
menjadi daya
tarik masyarakat
pada masa
itu untuk
Universitas Sumatera Utara
25
mengunjunginya. Kawasan ini memiliki beberapa generator aktivitas yang menarik pengunjung. Bangunan yang sekarang
digunakan oleh organisasi AMPI pada masa kolonial Belnada merupakan satu-satunya department store Medan’s Warenhuis
yang ada di kota Medan yang menyediakan kebutuhan-kebutuhan masyarakat kota pada masa itu. Selain itu, pasar Hindu
sebagai pasar pertama yang hadir di kota Medan juga menjadi generator aktivitas di kawasan ini. Kawasan ini pernah
menjadi kawasan yang sangat hidup pada masa Medan masih mendapat julukan Parijs van Soematra, berbeda dengan
sekarang. Kawasan
ini sekarang
seakan-akan terlantar.
Bangunan-bangunan peninggalan sejarah dibiarkan terlantar tanpa ada perawatan, padahal apabila ada tindakan pelestarian
yang serius, kawasan ini bisa menjadi pariwisata baru kota Medan
dan menarik
masyarakat serta
wisatawan untuk
mengununginya. Berdasarkan RUTRK Rencana Umum Tata Ruang Kotamadya
Medan, lokasi termasuk dalam WPP E Wilayah Pengembangan Pembangunan E dengan kegiatan utama yang ditujukan adalah
sebagai pertokoan-perdagangan dan daerah konservasi.
Universitas Sumatera Utara
26 Gambar 2.4 Peta lokasi proyek
Universitas Sumatera Utara
27
II.3.2.2 Kondisi di Sekitar Kawasan
Universitas Sumatera Utara
28
Universitas Sumatera Utara
29
II.4 Tinjauan Fungsi