secara teratur. Periode untuk masing – masing spesies berbeda, untuk P. vivax
dan P. ovale setiap 2 hari sedangkan untuk P. Malariae 3 hari NIAD, 2007. UNICEF 2000 menjelaskan bahwa berikut merupakan tanda
– tanda seseorang yang menderita Malaria:
1. Terjadi perubahan perilaku seperti kebingungan, dll. 2. Muntah, tidak dapat makan ataupun minum.
3. Diare hebat. 4. Pendarahan berat di hidung, gusi atau bagian lain.
5. Demam tinggi melebihi 39
o
C 6. Dehidrasi
7. Anemia 8. Kekuningan pada mata
Gejala penting lain menurut Tjay and Rahardja 2007 ialah membesarnya limpa dan anemia yang diakibatkan oleh hemolisa semua sel
baik yang sehat maupun terinfeksi yang menyebabkan urin warna hitam blackwater fever. Selain itu juga terjadi serangan panas
– dingin yang terdiri atas tiga fase, yaitu:
1. Fase dingin, berlangsung dari 30 sampai 60 menit karena terjadinya penyempitan pembuluh. Penderita menggigil karena merasa sangat
dingin dan suhu badan meningkat dengan cepat sampai dengan 41
o
C. 2. Fase panas, menyusul setelah fase dingin yang berlangsung selama 2
– 6 jam. Fase ini menyebabkan penderita kadang
– kadang mengigau. 3. Fase berkeringat, fase dimana penderita merasa letih dan merasa ingin
tidur.
C. Faktor Penyebab Infeksi Malaria
Penyakit menular disebabkan oleh interaksi antara faktor host pejamu, agent penyebab penyakit dan environment lingkungan Nisa,
2007.
1. Faktor Host
Host dibagi menjadi dua yakni definitive host dan intermediate host. Definitive host ialah jika siklus seksual suatu agent terjadi pada
tubuh host, jika yang terjadi pada tubuh host ialah siklus aseksual agent maka itu disebut sebagai intermediate host. definitive host penyakit
Malaria ialah nyamuk Anopheles dan intermediate host Malaria ialah manusia Chandra, 2009.
a. Definitive Host Malaria
Terdapat sekitar 3450 spesies nyamuk, 400 spesies diantaranya ialah nyamuk Anopheles dengan 70 spesies merupakan
vektor Malaria. Anopheles yang menjadi vektor Malaria di Indonesia terdiri dari 24 spesies. Spesies nyamuk Anopheles yang
menjadi vektor ini berbeda – beda menurut daerah, yaitu
Natadisastra and Agoes, 2009: a. Jawa dan Bali, terdiri dari Anopheles sundaicus, Anopheles
aconitus, Anopheles
maculatus, Anopheles
subpictus, Anopheles flavirostris, Anopheles tesselatus.
b. Sumatera, yaitu Anopheles sundaicus, Anopheles aconitus, Anopheles nigerrimus, Anopheles barbirostris, Anopheles
sinensis, Anopheles kochi, Anopheles leucosphyrus, Anopheles subpictus, Anopheles annularis, Anopheles maculatus.
c. Sulawesi, antara lain Anopheles sundaicus, Anopheles subpictus,
Anopheles flavirostris,
Anopheles minimus,
Anopheles vanus. d. Kalimantan, vektornya adalah Anopheles sundaicus, Anopheles
umbrosus, Anopheles balabacensis, Anopheles baezai. e. Irian Jaya, yaitu Anopheles farauti, Anopheles punctulatus,
Anopheles bancrofti, Anopheles koliensis. Siklus hidup dari nyamuk melalui 4 tahap yakni telur, larva,
pupa dan dewasa. Fase tersebut dapat mudah dikenali dari bentuk fisik nyamuk tersebut AMCA, 2014.
1 Telur Anopheles dan beberapa genus lain bertelur tunggal dan
tidak meletakkan telur mereka membentuk rakit seperti spesies nyamuk lain Gambar 2.1a. Anopheles meletakkan telur di
permukaan air dan kebanyakan telur menetas menjadi larva dalam waktu 48 jam.
2 Larva Larva hidup di dalam air dan muncul ke permukaan air
untuk bernafas. Larva melepaskan kulit mereka sebanyak 4 kali dan terus mengalami pertumbuhan setelah melepas kulit.
Kebanyakan larva memiliki sejenis pipa untuk bernafas dan menggantung terbalik dari permukaan air. Akan tetapi