Kerangka Konsep KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

Variabel independen dalam penelitian ini ialah karakteristik demografi individu, perilaku masyarakat dan faktor lingkungan. Karakteristik demografi individu dari responden yang diteliti adalah usia, jenis kelamin dan pekerjaan. Faktor perilaku yang diteliti ialah keluar pada malam hari, penggunaan kelambu, pemasangan kasa anti nyamuk dan penggunaan obat anti nyamuk. Untuk faktor lingkungan ialah tempat perindukan nyamuk, jarak rumah dengan tempat perindukan nyamuk, ternak, serta jarak rumah dengan ternak. Kejadian Malaria pada tahun 2014 di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten Purbalingga merupakan variabel dependen yang akan diteliti. 1. Usia Usia merupakan salah satu karakteristik utama manusia. Adanya golongan usia ini dapat membedakan tingkat kerentanan manusia terhadap infeksi suatu penyakit termasuk Malaria. Usia yang diteliti dalam penelitian ini ialah usia remaja hingga lanjut usia yakni responden dengan usia 12 tahun. Usia bayi, balita maupun anak – anak dengan usia dibawah 12 tahun tidak diikutsertakan dalam penelitian ini karena sesuai penelitian – penelitian sebelumnya sudah diketahui bahwa anak – anak memang rentan terhadap infeksi Malaria. Untuk mengantisipasi data yang homogen pada usia tersebut, peneliti tidak mengikutsertakan responden dengan usia dibawah 12 tahun. Usia ini dikategorikan menjadi usia remaja 12 – 25 tahun, dewasa 26 – 45 tahun dan lansia 46 tahun. Usia ini diteliti karena terdapat perbedaan karakteristik pada masing – masing kategori usia tersebut. Perbedaan tersebut terjadi antara lain karena perbedaan daya tahan tubuh, aktivitas, pergaulan, tanggungjawab dan peran serta dalam masyarakat. Hal itu menjadikan masing – masing kategori usia memiliki risiko yang berbeda terhadap penyakit Malaria. 2. Jenis kelamin Jenis kelamin merupakan variabel yang membedakan angka kasus pada laki – laki dan perempuan. Perbedaan jenis kelamin ini berpengaruh terhadap tingkat risiko terkena Malaria. Namun, dalam penelitian ini perempuan dengan kondisi hamil tidak diikutsertakan karena sudah diketahui berisiko terkena Malaria. 3. Pekerjaan Pekerjaan responden diteliti untuk mengetahui kegiatan sehari – hari dari responden sehingga dapat disimpulkan apakah responden memiliki risiko untuk tergigit oleh nyamuk atau tidak. Pekerjaan yang diteliti terbagi menjadi dua yaitu pekerjaan berisiko dan pekerjaan tidak berisiko. Perbedaan kategori pekerjaan ini dikarenakan terdapat pekerjaan yang memiliki risiko lebih tinggi untuk tergigit nyamuk yang dapat menyebabkan Malaria dan pekerjaan yang memiliki risiko lebih rendah untuk digigit nyamuk dan tidak menyebabkan Malaria. Pekerjaan berisiko ialah pekerjaan yang dilakukan dengan berhubungan langsung dengan vektor penyakit. Pekerjaan tersebut antara lain penebang kayu, petani, peternak, berkebun, penyadap nira pohon kelapa. Sedangkan pekerjaan yang tidak berisiko ialah pekerjaan yang dilakukan dengan kemungkinan berinteraksi dengan vektor sedikit. Pekerjaan tersebut antara lain pegawai negeri, pegawai swasta, TNIPOLRI, pedagang. 4. Keluar Rumah pada Malam Hari Perilaku keluar rumah pada malam hari diteliti karena berperan langsung dalam penularan Malaria. Responden yang keluar rumah pada malam hari akan berinteraksi dengan nyamuk Anopheles, sp. Hal tersebut menjadikan responden yang keluar rumah pada malam hari lebih rentan terkena malaria dibandingkan responden yang tidak keluar rumah pada malam hari. 5. Penggunaan Kelambu Penggunaan kelambu merupakan salah satu perilaku untuk mecegah gigitan nyamuk. Responden yang menggunakan kelambu akan lebih terlindung dari gigitan nyamuk dibandingkan dengan responden yang tidak menggunakan kelambu. 6. Pemasangan Kasa Nyamuk Pemasangan kasa anti nyamuk diteliti karena berpengaruh terhadap akses nyamuk dalam mencari darah. Nyamuk mencari darah dengan masuk kedalam rumah melalui pintu, jendela dan ventilasi rumah. Ventilasi rumah yang dipasang kasa anti nyamuk akan meminimalisir nyamuk yang masuk ke dalam rumah sehingga penularan Malaria melalui gigitan nyamuk dapat dicegah. 7. Penggunaan Obat Anti Nyamuk Penggunaan obat anti nyamuk diteliti karena diketahui merupakan salah satu cara efektif untuk menghindari gigitan nyamuk. Responden yang tidak menggunakan obat nyamuk memiliki risiko lebih tinggi digigit oleh nyamuk dibandingkan dengan responden yang menggunakan obat nyamuk. 8. Keberadaan Tempat Perindukan Nyamuk Keberadaan tempat perindukan nyamuk di sekitar rumah akan memungkinkan responden untuk selalu terpapar nyamuk. Hal tersebut berpengaruh terhadap perilaku pencegahan penyakit Malaria yang dilakukan responden. Artinya, meskipun telah dilakukan perilaku pencegahan, nyamuk akan tetap ada karena sumbernya berada di sekitar rumah. Berbeda dengan hal tersebut, kemungkinan keberhasilan perilaku pencegahan Malaria akan lebih besar terealisasi pada responden yang tidak terdapat tempat perindukan nyamuk di sekitar rumahnya karena tidak ditemukan sumber nyamuk di sekitar rumah. 9. Jarak Rumah dengan Tempat Perindukan Nyamuk Jarak rumah dengan tempat perindukan nyamuk menentukan responden dapat tergigit oleh nyamuk atau tidak. Jika terdapat tempat perindukan nyamuk dengan jarak yang jauh dari rumah maka intensitas nyamuk menggigit kemungkinan lebih sedikit dibandingkan dengan jarak yang dekat. Hal tersebut berhubungan dengan jarak terbang nyamuk dalam mencari makan. 10. Keberadaan Kandang Ternak Keberadaan kandang ternak yang dimaksud ialah kandang ternak sapi, kerbau ataupun kambing. Keberadaan kandang ternak ini diketahui dapat dijadikan tempat peristirahatn bagi nyamuk Anopheles, sp. Selain itu, sifat dasar Anopheles, sp ialah suka terhadap darah binatang. Untuk itu, akan ditemukan banyak nyamuk di sekitar kandang sapi, kerbau, atau kambing. Keadaan ini menjadikan adanya ternak di sekitar rumah responden menjadi ancaman penularan Malaria melalui gigitan nyamuk Anopheles, sp yang berasal dari kandang. 11. Jarak Rumah dengan Kandang Ternak Jarak rumah dengan ternak memiliki risiko yang berbeda pada setiap kategori. Penelitian ini membedakan jarak ternak dalam dua kategori yakni dekat 10 meter dan jauh 10 meter. Adanya ternak dengan jarak yang dekat dengan rumah akan menjadi ancaman untuk penghuni rumah karena nyamuk yang mencari makan dapat berpindah kedalam rumah. Sebaliknya, jika jarak ternak jauh dari rumah maka dapat dijadikan pelindung bagi rumah karena nyamuk akan mengigit binatang dan tidak berpindah ke rumah untuk menggigit manusia karena jaraknya yang jauh. 40

B. Definisi Operasional

Adapun definisi operasional dari variabel independen dan dependen yang diteliti ialah sebagai berikut: Tabel 3.1. Definisi Operasional No Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur 1. Kejadian Malaria Pengakuan responden terkait penyakit Malaria yang pernah diderita dan dicocokkan dengan data Laporan Bulanan Puskesmas Kaligondang. Kuesioner dan telaah dokumen Lembar kuesioner dan Laporan Puskesmas Kaligondang 0. Tidak, jika responden mengaku tidak menderita malaria. 1. Ya, jika responden mengaku menderita malaria dan cocok dengan Laporan Bulanan Puskesmas. Ordinal 2. Usia Umur dari responden yang terhitung dari hari lahir sampai dengan dilakukannya penelitian dengan usia lebih dari 12 tahun yang diketahui Kuesioner Lembar kuesioner 0. Dewasa 26 – 45 tahun 1. Lansia 46 tahun 2. Remaja 12 – 25 Ordinal No Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur berdasarkan pengakuan responden. tahun Depkes, 2009 3. Jenis Kelamin Sifat jasmani atau rohani yang membedakan dua makhluk sebagai laki – laki dan perempuan. Kuesioner Lembar kuesioner 0. Laki – laki 1. Perempuan Ordinal 4. Pekerjaan Kegiatan sehari – hari atau kegiatan rutin yang dilakukan oleh responden untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari – hari yang diketahui berdasarkan pengakuan responden. Kuesioner Lembar kuesioner 0. Berisiko penebang kayu, petani, peternak, berkebun, penyadap nira pohon kelapa 1. Tidak Berisiko pegawai negeri, pegawai swasta, TNIPOLRI, pedagang Winardi, 2004 Ordinal

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Kejadian Malaria di Desa Rantau Panjang Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013

11 97 123

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Luar Biasa (KLB) Malaria Di Desa Mandeh Kecamatan Koto XI Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 1999

0 32 92

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE DI DESA REMBANG KECAMATAN REMBANG KABUPATEN PASURUAN TAHUN 2014

2 7 113

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DBD DI DESA GONILAN KECAMATAN KARTASURA KABUPATEN Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian DBD Di Desa Gonilan Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo.

0 0 17

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DBD DI DESA GONILAN KECAMATAN KARTASURA KABUPATEN Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian DBD Di Desa Gonilan Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo.

0 0 14

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN MALARIA DI DESA TAILELEU WILAYAH KERJA PUSKESMAS MUARA SIBERUT KECAMATAN SIBERUT BARAT DAYA KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI TAHUN 2012.

0 0 9

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN MALARIA DI WILAYAH TAMBANG EMAS KECAMATAN IV NAGARI KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN 2011.

2 3 14

LAMPIRAN KUESIONER PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN MALARIA DI DESA RANTAU PANJANG KECAMATAN PANTAI LABU KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2013

0 1 26

BIOGRAFI KUSNO: SENIMAN DARI DESA SELAKAMBANG KECAMATAN KALIGONDANG KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 1983-2015

0 0 10

FAKTOR – FAKTOR PEMICU (TRIGGER) TERJADINYA SERANGAN ASMA BRONKIAL DI DESA KALIKAJAR KECAMATAN KALIGONDANG KABUPATEN PURBALINGGA

0 0 15