ternak p.value = 0,035. Sedangkan faktor lingkungan yang tidak berhubungan dengan kejadian Malaria ialah keberadaan tempat
perindukan nyamuk p.value = 0,263, jarak rumah dengan tempat perindukan nyamuk p.value = 1,000 dan jarak rumah dengan kandang
ternak p.value = 1,000.
68
BAB VI PEMBAHASAN
A. Keterbatasan Penelitian
Penelitian mengenai faktor – faktor yang berhubungan dengan
kejadian Malaria ini dilakukan pada bulan Juli – Agustus Tahun 2015.
Selama proses penelitian terdapat berbagai kelemahan. Kelemahan tersebut ialah:
1. Penderita Malaria tidak diketahui berdasarkan pemeriksaan laboratorium dan hanya berdasarkan pengakuan responden. Untuk itu peneliti
mencocokkan data pengakuan responden dengan data Puskesmas Kaligondang untuk memastikan kebenaran pengakuan responden.
Namun, peniliti tidak memastikan kebenaran responden yang mengaku tidak menderita malaria di data Puskesmas Kaligondang.
2. Terdapat responden berumur lanjut usia yang tidak dapat menulis dan sulit untuk diwawancarai sehingga banyak jawaban yang tidak diisi. Hal
tersebut di atasi dengan mewawancarai orang terdekat dengan responden. 3. Saat ditempat penelitian tidak semua tempat perindukan nyamuk dapat
diobservasi keberadaannya karena medan di tempat penelitian yang sulit diakses. Tempat perindukan nyamuk tersebut ialah sungai dan mata air.
Hal tersebut di atasi dengan mencari informasi dari responden lain serta tokoh masyarakat setempat mengenai keberadaan tempat perindukan
nyamuk tersebut.
B. Kejadian Malaria di Desa Selakambang Kecamatan Bukateja
Kabupaten Purbalingga
Kejadian Malaria di Desa Selakambang diketahui meningkat sejak tiga tahun terakhir. Peningkatan tajam terjadi pada tahun 2014 dengan
penderita mencapai 91 kasus. Peningkatan tersebut sesuai dengan peningkatan kasus di Kecamatan Kaligondang dari tahun 2012 hingga tahun
2014. Berdasarkan data Puskesmas Kaligondang, jumlah kasus pada tahun 2012 ialah 23 kasus, meningkat menjadi 35 kasus pada tahun 2013 dan
mencapai 113 kasus pada tahun 2014. Kasus Malaria di Kabupaten Purbalingga secara keseluruhan selama
tahun 2012 hingga tahun 2014 ialah 168, 187 dan 158 kasus. Dinas Kesehatan Kabupaten Purbalingga menyebutkan bahwa selama tiga tahun berturut
– turut wilayah yang masih terjangkit kasus Malaria ialah Kecamatan
Kaligondang, Pengadegan, Karanganyar, Karangmoncol dan Rembang. Peningkatan kasus Malaria secara signifikan hanya terjadi di Kecamatan
Kaligondang sedangkan wilayah lain yang termasuk daerah Malaria telah mengalami penurunan kasus.
Kecamatan Kaligondang merupakan Kecamatan yang memiliki presentase terbesar kasus Malaria di Kabupaten Purbalingga yakni mencapai
71,5. Sedangkan dari 71,5 kasus di Kecamatan Kaligondang sebesar 80,5 kasus terdapat di Desa Selakambang. Sebanyak 19,5 kasus di
Kaligondang terjadi di Desa Sidareja dan Desa Sidanegara. Peningkatan kasus tersebut disebabkan oleh masyarakat yang bekerja
ditempat endemis Malaria. Pekerja yang bekerja diluar daerah pulang dengan membawa Plasmodium, sp didalam tubuhnya dan menyebarkan penyakit