Malaria di sekitar tempat tinggalnya. Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Purbalingga mencatat bahwa kasus Malaria di Kecamatan Kaligondang
berawal dari kasus impor dan berkembang menjadi kasus indiginous dengan mengalami peningkatan di setiap tahunnya. Berdasarkan informasi
responden, sebagian besar masyarakat Desa Selakambang yang menjadi buruh diluar daerah merantau ke Batam yang masuk dalam daerah endemis
Malaria.
C. Hubungan antara Faktor Demografi Penduduk dengan Kejadian
Malaria di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten Purbalingga Tahun 2014
1. Usia Pada dasarnya, malaria dapat menyerang semua kelompok
manusia dan tidak mengenal usia, jenis kelamin maupun ras. Namun, perbedaan usia merupakan salah satu yang menyebabkan perbedaan
kekebalan tubuh terhadap gigitan nyamuk Arsin, 2012. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang menyebutkan bahwa usia merupakan
salah satu faktor yang berhubungan dengan kejadian Malaria Saikhu 2011 dan Kusdaryanto et al. 2005.
Sebagian besar 58,3 penderita Malaria di Desa Selakambang diketahui berusia antara 26
– 45 tahun. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Arsin et al. 2013, Sagay et al. 2015 dan Sibala et al. 2013
yang menjelaskan bahwa sebagian besar responden yang menderita Malaria berusia dewasa yakni 25
– 44 tahun. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa usia tidak berhubungan
dengan kejadian Malaria di Desa Selakambang Tahun 2014. Hal ini
didukung oleh penelitian Ernawati et al. 2011 yang menunjukkan bahwa usia juga tidak berhubungan dengan kejadian Malaria di Punduh
Pedada Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung Tahun 2010 p.value = 0,252.
Hasil penelitian tersebut antara lain dapat disebabkan karena perilaku berisiko Malaria sebagian besar dilakukan oleh responden
dengan rentang usia dewasa. Data menunjukkan bahwa sebanyak 51,7 responden yang keluar rumah pada malam hari dan 50,5 reponden yang
tidak memakai kelambu pada saat tidur dimalam hari diketahui berusia dewasa. Selain itu, sebagian besar masyarakat 57 yang tidak
menggunakan obat nyamuk saat tidur dimalam hari juga diketahui merupakan responden usia dewasa.
Beberapa perilaku berisiko tersebut dilakukan oleh responden karena beberapa hal antara lain karena ingin berpartisipasi di kelompok
masyarakat. Suroso et al. 2014 mengatakan bahwa faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat antara lain ialah faktor usia,
pekerjaan dan pendidikan. Masyarakat dengan umur 41 – 50 tahun
cenderung lebih aktif mengikuti musyawarah daripada usia yang lebih muda atau lebih tua. Hal ini dapat dikarenakan kelompok dengan usia
lebih muda merasa sungkan terhadap masyarakat yang lebih tua karena dianggap lebih senior dan lebih banyak memberikan masukan sehingga
mereka memilih untuk tidak berpartisipasi. Musyawarah yang sering dilakukan di daerah penelitian antara
lain ialah rapat pengurus RT, rapat tersebut dilaksanakan dimalam hari