Faktor Lingkungan Faktor Penyebab Infeksi Malaria
pada spesies lain termasuk Plasmodium yang dalam hal ini ialah agent Malaria.
Berikut merupakan
faktor lingkungan
fisik yang
mempengaruhi kejadian Malaria Arsin, 2012: 1 Suhu
Suhu yang lebih panas di wilayah pegunungan daerah selatan Republik Rakyat China dari daerah utara menyebabkan
daerah tersebut sesuai untuk perkembangbiakan nyamuk Anopheles dan penyebaran Malaria Zhou et al., 2014. Selain
itu, perkembangan terbaik untuk siklus seksual dari parasit Malaria ialah pada suhu antara 20
o
C hingga 30
o
C Sinha, 2005. 2 Kelembaban
Kelembaban udara faktor penyebab yang besar terhadap penyebaran Malaria. Kelembaban berpengaruh langsung terhadap
kelangsungan hidup nyamuk meskipun tak berpengaruh terhadap parasit Malaria. Nyamuk dapat hidup dalam kelembaban 60,
jika terlalu tinggi maka nyamuk akan hiperaktif dan menghisap darah sebaliknya jika terlalu rendah maka nyamuk akan lamban
dan waktu hidupnya lebih singkat. Maka, kelembaban yang tinggi dapat dikatakan sebagai faktor penyebaran Malaria Sinha, 2005.
3 Hujan Beberapa
penelitian menyebutkan
bahwa hujan
merupakan faktor yang mempengaruhi kejadian Malaria, di Afrika hujan berhubungan dengan kepadatan Anopheles gambiae
sensus lato vektor P. falciparum di Afrika. Hal ini dikarenakan
tanpa adanya permukaan air Anopheles betina tidak dapat bertelur Jamison et al., 2006.
4 Angin Kecepatan dan arah angin dapat mempengaruhi jarak terbang
nyamuk dan turut serta menentukan jumlah kontak antara nyamuk dan manusia Arsin, 2012.
5 Arus Air Sungai merupakan faktor penting terhadap banyaknya vektor
Malaria di Sri Lanka, penelitian menyebutkan terdapat hubungan antara arus air sungai dengan tempat perindukan nyamuk yang
diketahui di awal abad 20 ini Boelee et al., 2002. 6 TopografiKetinggian
Ketinggian yang memungkinkan parasit Malaria hidup adalah 400 m di bawah permukaan laut Laut Mati dan 2.600
meter di atas permukaan laut Bolivia. Di Indonesia, Malaria dapat ditemukan di daerah dengan ketinggian hingga 1.800 di atas
permukaan laut Prabowo, 2004. 7 Sinar Matahari
Masing – masing nyamuk Malaria memiliki karakteristik
yang berbeda, salah satunya tempat untuk pertumbuhan larvanya. An. sundaicus lebih suka di tempat yang teduh, An. hircanus dan
An. pinctulatus lebih suka di tempat yang terbuka yang terkena sinar matahari sedangkan An. barbirotris dapat hidup dimana saja
Arsin, 2012.
b. Lingkungan Biologi Lingkungan biologi dapat mempengaruhi kejadian Malaria melalui
perkembangan nyamuk, baik saat menjadi larva, nimfa maupun setelah nyamuk itu sudah dewasa.
1 Tempat Perindukan Nyamuk Adanya danau air payau, genangan air, pesawahan,
tambak ikan dan pertambangan di suatu daerah akan menimbulkan penyakit Malaria karena tempat tersebut merupakan
tempat perindukan nyamuk Malaria Prabowo, 2004. Jane et al. 2015
mengatakan bahwa
tempat perindukan
nyamuk berhubungan dengan kejadian Malaria di Puskesmas Manganitu
Kabupaten Kepulauan Sangihe. Menurut Hakim 2010 dan Prabowo 2004 beberapa
tempat potensial yang dapat menjadi tempat perindukan nyamuk ialah:
a Sungai yang jernih dengan aliran air perlahan b Kolam dengan air jenih
c Mata air yang jernih d Lagun
e Genangan atau cekungan air f Sawah
g Saluran irigasi dengan aliran lambat h Danau
i Tambak ikan, tambak udang
j Pertambangan k Hutan bakau
2 Tempat Peristirahatan Nyamuk Tempat
peristirahatan nyamuk
telah dibuktikan
berhubungan dengan kejadian Malaria, tempat tersebut antara lain ialah semak
– semak, kebun, rumpun bambu, rembulung. Kodongan et al. 2015 menyebutkan bahwa kejadian Malaria di
desa Ranoketang Tua berhubungan dengan adanya semak –
semak di sekitar rumah warga. Warga yang tinggal di sekitar semak
– semak memiliki risiko 3,188 kali menderita penyakit Malaria dibandingkan
dengan warga yang tidak tinggal di sekitar semak – semak.
Kejadian Malaria di wilayah kerja Puskesmas Mayong I Jepara disebabkan antara lain karena adanya semak
– semak dengan risiko 4,632 kali lebih besar terkena Malaria untuk warga yang di
sekitar tempat tinggalnya terdapat semak – semak Nurbayani,
2013. 3 Keberadaan Ternak
Adanya ternak seperti kerbau, sapi dan babi juga dapat mengurangi jumlah gigitan nyamuk pada manusia apabila
kandang ternak tersebut diletakkan tidak jauh dari tempat perindukan nyamuk Arsin, 2012. Kandang ternak harus
diletakkan kurang dari 50 meter dari tempat perindukan nyamuk agar nyamuk tetap dapat mencium darah binatang dalam kandang
karena menurut Syamsir 2015 nyamuk memiliki kemampuan mencium bau makanan mereka hingga jarak 50 meter.
4 Keberadaan Ikan Pemakan Larva Kegiatan penebaran ikan kepala timah, ikan guppy di
genangan – genangan air akan mempengaruhi populasi nyamuk di
suatu wilayah Arsin, 2012. Kandang ternak harus diletakkan kurang dari 50 meter dari tempat perindukan nyamuk agar
nyamuk tetap dapat mencium darah binatang dalam kandang karena menurut Syamsir 2015 nyamuk memiliki kemampuan
mencium bau makanan mereka hingga jarak 50 meter. 5 Keberadaan Tumbuhan yang Mempengaruhi Pertumbuhan Larva
Tumbuhan bakau, lumut dan berbagai tumbuhan lain dapat mempengaruhi pertumbuhan larva karena ia dapat menghalangi
sinar matahari atau melindungi diri dari serangan makhluk hidup lain Arsin, 2012.
c. Lingkungan Sosial Berbagai kegiatan seperti pembuatan bendungan, pembuatan
jalan, pertambangan dan pembangunan pemukiman baru akibat perpindahan penduduk juga sering mengakibatkan perubahan
lingkungan sehingga penularan Malaria dapat terjadi Muslim, dkk, 2011. Pada tahun 2011 terjadi peningkatan kasus Malaria di
Kecamatan Sebuku Kabupaten Nunukan, setelah dilakukan penelitian oleh Indriyati and Waris 2012 dapat disimpulkan bahwa penularan
Malaria di daerah tersebut disebabkan oleh pembukaan lahan hutan menjadi pemukiman baru oleh masyarakat setempat.