82
akibat dari sesuatu perbuatannya yang telah dilakukan olehnya, semua persetujuan yang bertentangan dengan ini adalah batal.
b. Penjual dalam hal adanya janji yang sama, jika terjadi suatu penghukuman terhadap si pembeli untuk menyerahkan barangnya kepada orang lain,
diwajibkan mengembalikan harga pembelian, kecuali apabila si pembeli pada waktu pembelian dilakukan, mengetahui tentang adanya putusan hakim untuk
menyerahkan barang yang dibelinya itu atau jika ia telah membeli barang itu dengan pernyataan tegas akan memikul sendiri untung ruginya.
Apabila si penjual mengetahui adanya cacad tersembunyi yang tidak ia beritahukan kepada pembeli, maka berdasarkan Pasal 1508 KUHPerdata, ia wajib
untuk: 1 Mengembalikan uang harga pembelian.
2 Mengembalikan hasil-hasil, jika ia diwajibkan menyerahkan hasil-hasil itu kepada si pemilik sejati yang melakukan penuntutan penyerahan.
3 Mengganti segala biaya kerugian dan bunganya kepada pembeli.
3. Hak dan Kewajiban Pembeli
A Hak Pembeli
Jika tidak terlaksananya Pasal 1495 KUHPerdata, dimana hal tersebut tidak ada diperjanjikan, si pembeli berhak untuk menuntut kembali dari si penjual:
1. Pengembalian uang harga pembelian, 2. Pengembalian hasil-hasil jika ia diwajibkan menyerahkan hasil-hasil itu
kepada si pemilik sejati yang melakukan tuntutan penyerahan, 3. Biaya yang dikeluarkan berhubung dengan gugatan si pembeli untuk
ditanggung begitu pula biaya yang telah dikeluarkan oleh penggugat asal.
Universitas Sumatera Utara
83
4. Penggantian kerugian beserta biaya perkara mengenai pembelian dan penyerahannya, sekedar itu telah dibayar oleh si pembeli.
5. Barang yang harus diserahkan kepada pembeli adalah dalam keadaan utuh seperti pada saat penjualan atau saat perjanjian diadakan dan sejak penyerahan
barang, segala yang dihasilkan dari barang tersebut menjadi hak pembeli Pasal 1481 dan Pasal 1483 KUHPerdata.
6. Pembeli berhak mendapatkan jaminan untuk dapat memiliki barang itu dengan aman dan tentram. Serta jaminan terhadap cacat yang tersembunyi dan
sebagainya, yang dapat dijadikan alasan untuk pembatalan pembelian Pasal 1491 , 1504, 1506, 1509, 1510 KUHPerdata.
7. Pembeli berhak menuntut pembatalan pembelian, jika penyerahan barang tidak dapat dilaksanakan karena akibat kelalaian penjual Pasal 1480
KUHPerdata. Menurut Pasal 1514 KUHPerdata menyebutkan bahwa jika pada waktu
membuat perjanjian tidak ditetapkan tentang itu, maka si pembeli harus membayar di tempat dan pada waktu dimana penyerahan harus dilakukan. Jadi, hak-hak dari si
pembeli adalah : a. Untuk menerima barang yang dibelinya dari penjual,
b. Untuk mendapat jaminan dari penjual mengenai kenikmatan dan tidak adanya kerusakan tersembunyi.
Universitas Sumatera Utara
84
B Kewajiban Pembeli
Kewajiban utama si pembeli adalah membayar harga pembelian pada waktu
dan ditempat sebagaimana ditetapkan menurut perjanjian.
114
Adapun kewajiban-kewajiban dari pembeli yaitu:
115
1. Membayar harga barang yang dibelinya pada waktu dan ditempat menurut perjanjian jual beli Pasal 1513 KUHPerdata, bila mana hal itu tidak
ditetapkan dalam perjanjian, maka menurut Pasal 1514 KUHPerdata pembayaran dilakukan ditempat dan pada saat penyerahan barang.
2. Membayar bunga dari harga pembelian bilamana barang yang dibelinya dan sudah diserahkan kepadanya, akan tetapi belum dibayar olehnya, memberi
hasil atau pendapatan lainnya, walaupun tidak ada ketentuan mengenai hal itu dalam perjanjian jual beli Pasal 1515 KUHPerdata.
3. Baik penjual maupun pembeli berhak membuat persetujuan yang isinya memperluas atau mengurangi kewajiban yang telah ditentukan dalam
KUHPerdata tersebut, bahkan untuk membebaskan penjual dari tanggungan apapun Pasal 1493 KUHPerdata.
E. Analisis Perbandingan
1. Persamaan yang terdapat dalam UPICCs, CISG, dan KUHPerdata adalah:
a. Sama-sama mengatur tentang Hak dan Kewajiban bagi para pihak yang
terikat perjanjian dan yang mau tunduk pada pilihan hukum yang dipilih tersebut.
b. Hak dan kewajiban para pihak yang terikat dalam perjanjian atas isi dari
perjanjian melekat bagi para pihak dan menjadi UU bagi mereka yang
114
Pasal 1513 Kitab Undang-undang Hukum Perdata
115
Subekti, Aneka Perjanjian, Op.cit, Hal. 21
Universitas Sumatera Utara
85
membuatnya manakala para pihak telah memilih UPICCs atau CISG atau KUHPerdata sebagai piihan hukumnya.
c. UPICCs dan CISG tidak mempunyai kekuatan mengikat apapun dan hanya
memiliki pengaruh saja, namun dapat digunakan oleh para pihak yang sepakat untuk tunduk pada ketentuan-ketentuannya tanpa perlu adanya
ratifikasi serta dapat digunakan bagi para pihak suatu hukum manapun sebagai pengatur kontraknya
2. Perbedaan yang terdapat dalam UPICCs, CISG, dan KUHPerdata adalah:
a. Ketentuan pengaturan Hak dan Kewajiban para pihak dalam UPICCs dan
CISG diatur secara Internasional, sedangkan dalam KUHPerdata masih dalam ruang lingkup nasional.
b. Pengaturan hak dan kewajiban dalam UPICCs difokuskan kepada para pihak
termasuk kepada agen dan pihak ketiga yang terkait dengan perjanjian yang dibuat oleh para pihak yang berbeda dengan pengaturan didalam CISG dan
KUHPerdata yang lebih mengatur dengan jelas hak dan kewajiban penjual dan pembeli.
c. Ketentuan UPICCs dan CISG tidak memiliki kekuatan mengikat sehingga
para pihak dapat menyampingkan sebagian atau seluruh ketentuan yang terdapat didalamnya, sedangkan ketentuan jual beli dalam KUHPerdata
menjadi kekuatan mengikat.
Universitas Sumatera Utara
86
Tabel 1 Perbandingan antara UPICCs, CISG dan KUHPerdata
No UPICCs
CISG KUHPer
1 Memiliki Sifat
Internasional Memiliki Sifat
Internasional Tidak Memiliki Sifat
Internasional
2 Tidak diperlukan
Perjanjian secara Tertulis untuk
Pembuatan Kontrak Tidak diperlukan
Perjanjian secara Tertulis untuk
Pembuatan Kontrak Diperlukan
Perjanjian secara Tertulis untuk
Pembuatan Kontrak
3 Mengatur Hak dan
Kewajiban Para pihak, Agen dan
Pihak ketiga secara Internasional
Mengatur secara khusus Hak dan
Kewajiban Penjual dan Pembeli secara
Internasional Mengatur secara
khusus Hak dan Kewajiban Penjual
dan Pembeli secara Domestik
4 Mengatur Prinsip
Contra Proferentem dalam Penafsiran
Kontrak Baku Tidak Mengatur
Prinsip Contra Proferentem dalam
Penafsiran Kontrak Baku
Tidak Mengatur Prinsip Contra
Proferentem dalam Penafsiran Kontrak
Baku
Universitas Sumatera Utara
87
BAB III BERLAKUNYA PERJANJIAN JUAL BELI INTERNASIONAL BAGI PARA
PIHAK SESUAI KETENTUAN UPICCs, KONVENSI CISG DAN KUHPERDATA
A. Berlakunya Perjanjian Jual Beli Internasional Berdasarkan UPICCs 1.
Subjek Perjanjian Jual Beli Internasional
Edward G. Hinkelman, setiap transaksi dagang pada dasarnya adalah pembeli dan penjual, atau importir dan eksportir dalam perdagangan internasional, dimana
kedua belah pihak menginginkan satu hal yang sama yaitu mendapatkan keuntungan dan menanggung resiko sekecil mungkin dari transaksi tersebut.
116
Sedangkan Menurut Huala Adolf, dalam aktivitas perdagangan internasional terdapat beberapa subyek hukum yang berperan penting di dalam perkembangan
hukum perdagangan internasional. Maksud subyek hukum di sini adalah:
117
a. Para pelaku stake holders dalam perdagangan internasional yang mampu
mempertahankan hak dan kewajibannya di hadapan badan peradilan; dan b.
Para pelaku stake holders dalam perdagangan internasional yang mampu dan berwenang
untuk merumuskan
aturan-aturan hukum
di bidang
hukum perdagangan internasional.
Dari batasan tersebut sebagai tolok ukur, maka subyek hukum yang dapat tergolong ke dalam lingkup hukum perdagangan internasional adalah:
1 Negara.
118
116
Edward G. Hinkelman, Op.cit, Hal. 6
117
Huala Adolf, Op.cit, Hal. 54
118
Huala Adolf, Op.cit, Hal. 55-56
87
Universitas Sumatera Utara
88
Negara merupakan subyek hukum terpenting di dalam hukum perdagangan internasional. Sudah dikenal umum bahwa negara adalah subyek hukum yang
paling sempurna. Pertama, ia satu-satunya subyek hukum yang memiliki kedaulatan. Berdasarkan kedaulatan ini, negara memiliki wewenang untuk
menentukan dan mengatur segala sesuatu yang masuk dan keluar dari wilayahnya.
Menurut Hercules Booysen
dalam Bukunya Huala
Adolf, menggambarkan kedaulatan negara ini sebagai berikut:
“... a state can absolutely determine whether anything from outside the state. The state would also have the power to determine the conditions on
which the goods may be imported into the state or exported to another country. ...Every state would have the power to regulate arbitrarily the
conditions of trade”.
Dengan atribut kedaulatannya ini, negara antara lain berwenang membuat hukum regulator yang mengikat segala subyek hukum lainnya yaitu individu,
perusahaan, mengikat benda dan peristiwa hukum yang terjadi di dalam wilayahnya, termasuk perdagangan, di wilayahnya. Negara berperan juga sebagai
subyek hukum dalam posisinya sebagai pedagang. Dalam posisinya ini, negara adalah salah satu pelaku utama dalam perdagangan internasional. negara dengan
perusahaan negaranya mengadakan transaksi dagang dengan negara lainnya. Negara memiliki sumber daya alam, perkebunan, pertambangan, dan lain-lain.
Bahan-bahan alam ini disamping dikelola untuk kebutuhan di dalam negeri juga diperdagangkan dijual ke subyek hukum lainnya yang memerlukannya.
Universitas Sumatera Utara
89
Dalam melaksanakan fungsinya ini, tidak jarang negara membuat badan-badan hukum milik negara. Di tanah air Indonesia misalnya, untuk mengeksplorasi,
mengeksploitasi dan
memasarkan hasil
pertambangan minyak,
negara mendirikan Pertamina. Untuk mengelola sumber daya air untuk kepentingan
rakyat negara mendirikan perusahaan air minum, dan seterusnya. Sebagai suatu institusi yang besar, negara membutuhkan teknologi, infrastruktur,
kendaraan, pesawat kenegaraan, sumbersumber kebutuhan yang dibutuhkan rakyatnya pengadaan barang dan jasa atau procurement. Untuk memenuhi
semua ini, negara membelinya dari para pihak yang menyediakannya penjual atau supplier. Dengan demikian, negara dapat bertindak sebagai pelaku dalam
transaksi perdagangan. Semua transaksi perdagangan tersebut tunduk pada aturanaturan hukum yang bentuk dan muatan pengaturannya bergantung pada
jenis transaksi. Manakala negara bertransaksi dagang dengan negara lain, kemungkinan hukum yang akan mengaturnya adalah hukum internasional.
Manakala negara bertransaksi dengan subyek hukum lainnya, maka hukum yang mengaturnya adalah hukum nasional dari salah satu pihak.
2 Organisasi internasional.
119
a Organisasi Internsional Antar Pemerintah Publik Organisasi internasional yang bergerak di bidang perdagangan internasional
memainkan peran yang signifikan. Organisasi internasional dibentuk oleh dua
119
Huala Adolf, Ibid, Hal. 61
Universitas Sumatera Utara
90
atau lebih negara guna mencapai tujuan bersama. Untuk mendirikan suatu organisasi internasional perlu dibentuk suatu dasar hukum yang biasanya
adalah perjanjian internasional. Dalam perjanjian inilah termuat tujuan, fungsi, dan struktur organisasi perdagangan internasional yang bersangkutan.
Biasanya peran organisasi internasional dalam perdagangan internasional kurang
begitu signifikan.
Memang organisasi
internasional membeli
kebutuhan-kebutuhannya dari penjual procurement. Misalnya komputer, peralatan kantoradministrasi, telekomunikasi, transportasi, dan lain-lain.
Namun procurement organisasi internasional tidak terlalu besar kuantitasnya. Dari segi hukum perdagangan internasional pun organisasi seperti ini lebih
banyak bergerak sebagai regulator. Dalam kapasitasnya ini organisasi internasional lebih banyak mengeluarkan peraturan-peraturan yang bersifat
rekomendasi dan guidelines. Biasanya aturan-aturan seperti rekomendasi atau guidelines
tersebut lebih
banyak ditujukan
kepada negara.
Jarang dimaksudkan untuk mengatur individu.
b Organisasi Internasional Non-Pemerintah Terdapat subyek hukum lainnya yang juga cukup penting yaitu NGO Non-
Governmental Organization swasta non-pemerintah atau yang kerap kali
disebut pula dengan LSM internasional. NGO Internasional dibentuk oleh pihak swasta pengusaha atau asosiasi dagang. Peran penting NGO dalam
mengembangkan aturan-aturan hukum perdagangan internasional tidak dapat dipandang dengan sebelah mata.
Universitas Sumatera Utara
91
3 Individu.
120
Individu atau perusahaan adalah pelaku utama dalam perdagangan internasional. Adalah individu yang pada akhirnya akan terikat oleh aturan-aturan hukum
perdagangan internasional. Selain itu, aturan-aturan hukum yang dibentuk oleh negara memiliki tujuan untuk memfasilitasi perdagangan internasional yang
dilakukan individu. Dibanding dengan negara atau organisasi internasional, status individu dalam hukum perdagangan internasional tidaklah terlalu penting.
Biasanya individu dipandang sebagai subyek hukum dengan sifat hukum perdata legal persons of a private law nature.
Individu itu sendiri hanya akan terikat oleh ketentuanketentuan hukum nasional yang negaranya buat. Karena itu individu tunduk pada hukum nasionalnya tidak
pada aturan hukum
perdagangan internasional. Dia pun hanya dapat
mempertahankan hak dan kewajibannya yang berasal dari hukum nasionalnya tersebut di hadapan badan-badan peradilan nasional. Status individu sebagai
subyek hukum perdagangan internasional tetaplah tidak boleh dipandang kecil. Aturan-aturan di bidang perdagangan yang mereka buat sendiri kadang-kadang
memiliki kekuatan mengikat seperti halnya hukum nasional. Disebutkan di atas bahwa individu adalah subyek hukum dengan sifat hukum
perdata legal persons of a private law nature. Subyek hukum lainnya yang termasuk ke dalam kategori ini adalah:
121
120
Huala Adolf, Ibid, Hal. 65
121
Huala Adolf, Ibid, Hal. 67-68
Universitas Sumatera Utara
92
a Perusahaan multinasional. Perusahaan multinasional MNCs atau Multinational Corporations telah
lama diakui sebagai subyek hukum yang berperan penting dalam perdagangan internasional. Peran ini sangat mungkin karena kekuatan finansial yang
dimilikinya. Dengan
kemampuan finansialnya,
hukum perdagangan
internasional berupaya mengaturnya. Sebagaimana halnya
dengan perusahaan
umumnya, MNCs
bertujuan mencapai target utama perusahaan, yaitu mendapatkan keuntungan sebesar-
besarnya.Karena itu agar kedua kepentingan ini pada titik tertentu dapat bertemu, maka perlu aturan-aturan hukum untuk menjembataninya.
b Bank. Bank dapat digolongkan sebagai subyek hukum perdagangan internasional
dalam arti yang terbatas. Bank pun tunduk pada hukum nasional di mana bank tersebut didirikan.
Bank hanyalah suatu lembaga keuangan. Ia bukan pelaku utama perdagangan internasional. Fungsinya menjembatani dan memfasilitasi pembayaran antara
penjual dan pembeli. Namun demikian bank telah menciptakan suatu praktek kebiasaan di bidang perdagangan yang mengikat stake holders lainnya yang
berhubungan dengannya. Yang membuat subyek hukum ini penting adalah: i. peran bank dalam perdagangan internasional dapat dikatakan sebagai
pemain kunci. Tanpa bank, perdagangan internasional mungkin tidak dapat berjalan.
Universitas Sumatera Utara
93
ii. Bank menjembatani antara penjual dan pembeli yang satu sama lain mungkin saja tidak mengenal karena mereka berada di negara yang
berbeda. Perannya di sini adalah peran bank dalam memfasilitasi pembayaran antara penjual dan pembeli.
iii. Bank berperan penting dalam menciptakan aturan-aturan hukum dalam perdagangan internasional khususnya dalam mengembangkan hukum
perbankan internasional. Salah satu instrumen hukum yang bank telah kembangkan adalah sistem pembayaran dalam transaksi perdagangan
internasional. Misalnya adalah terbentuknya “kredit berdokumen” yang disebut “documentary credit”.
Subyek-subyek hukum tersebut di atas menunjukkan terbatasnya subyek hukum dalam hukum perdagangan internasional.
2. Objek Perjanjian Jual Beli Internasional