43
2. Perbedaan Sistem Hukum Nasional dan Jual Beli Internasional
Sistem hukum nasional terdiri dari 2 istilah yaitu sistem dan hukum nasional. Sistem merupakan pengorganisasian dari bagian-bagian yang saling berhubungan dan
saling menggantungkan diri satu dari yang lain dan membentuk satu kesatuan. Suatu sistem adalah suatu perangkat komponen yang berkaitan secara terpadu dan
dikoordinasikan sedemikian rupa untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
69
Adapun ciri-ciri dari sistem yaitu terikat pada waktu dan tempat, berlanjut, berkesinambungan, dan otonom, terdapat pembagian di dalamnya, tidak menghendaki
adanya konflik antara unsur-unsur atau bagian-bagian, sebagai pelengkap, dan memiliki konsep yang fundamental. Dengan demikian dapat dirumuskan bahwa
sistem hukum adalah suatu keseluruhan yang terdiri atas bagian-bagian atau unsur- unsur yang saling menentukan, saling pengaruh mempengaruhi dan tidak boleh saling
bertentangan harus konsisten, untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Secara sederhana, sistem hukum adalah susunan hukum yang teratur. Sistem hukum terdiri
dari suatu keseluruhan kompleks unsur-unsur yaitu peraturan, putusan, pengadilan, lembaga
atau organisasi, dan nilai-nilai.
Sistem hukum bersifat berlanjut,
berkesinambungan dan otonom. Sistem hukum berfungsi untuk menjaga atau mengusahakan keseimbangan tatanan dalam masyarakat restitutio in integrum.
70
Sistem Hukum bukan sekedar kumpulan peraturan-peraturan saja namun peraturan-peraturan itu dapat diterima sebagai peratutan yang sah apabila dikeluarkan
69
Sudikno Mertokusumo, Penemuan Hukum, Yogyakarta: UAJY, 2012, Hal. 24
70
Sudikno Mertokusumo, Ibid, Hal. 31
Universitas Sumatera Utara
44
dari sumber-sumber yang sama, seperti peraturan hukum, yurisprudensi, dan kebiasaan. Dimana suatu sistem hukum terdiri dari struktur atau kelembagaan sebagai
kerangka dasar dari sistem hukum itu sendiri, substansi hukum yang terdiri dari aturan-aturan yang bersifat materiil maupun formil, dan budaya hukum yakni nilai-
nilai atau pandangan masyarakat termasuk perilaku aparat dalam sistem hukum itu sendiri. Hukum Nasional adalah hukum atau peraturan perundang-undangan yang
didasarkan kepada landasan ideologi dan konstitusional suatu negara. Hukum nasional tidak lain adalah sistem hukum yang bersumber dari nilai-nilai budaya
bangsa yang sudah lama ada dan berkembang sekarang. Sistem hukum nasional berarti sistem hukum yang diberlakukan oleh negara state law. Jual beli
internasional pada dasarnya adalah transaksi yang berkaitan dengan kegiatan komersial yang melintasi batas negara dan dilakukan oleh individu atau perusahaan
atau korporasi yang mana berasal dari dua atau lebih sistem hukum yang berbeda. Adanya perbedaan sistem hukum tersebut dapat terjadi karena adanya perbedaan
kewarganegaraan individu atau juga perbedaan kebangsaan perusahaan atau badan hukum atau korporasi yang melakukan transaksi tersebut.
71
Keharusan bahwa kontrak tidak boleh bertentangan dengan hukum,
kesusilaan, dan ketertiban umum, juga merupakan prinsip berlaku dalam ketentuan hukum kontrak di hampir semua negara. Suatu kontrak yang disepakati haruslah tidak
boleh bertentangan atau melanggar ketentuan hukum yang diberlakukan oleh suatu
71
Sudikno Mertokusumo, Ibid, Hal. 32
Universitas Sumatera Utara
45
negara, menjadi sangat penting untuk dipahami oleh pelaku usaha, khususnya dalam melakukan aktivitas perdagangan yang bersifat internasional. Karena dalam kontrak
dagang internasional secara mutlak akan melibatkan lebih dari satu sistem hukum nasional hukum perdata negara, baik akibat dari perbedaan kewarganegaraan dari
masing-masing pelaku usaha tersebut ataupun akibat dari kesepakatan untuk sama- sama tunduk kepada ketentuan hukum nasional negara lain di luar dari hukum
nasional masing-masing pelaku usaha tersebut sebagai hukum yang mengatur governing law suatu kontrak dagang yang disepakati. Artinya, sifat internasional
dari suatu kontrak dagang, terjadi karena kontrak tersebut melibatkan karena lebih dari satu ketentuan hukum yang menjadi dasar ketundukkan dari masing-masing
pelaku bisnis yang berbeda kewarganegaraannya, ataupun pelaksanaan aktivitas perdagangan tersebut yang bersifat lintas negara, sehingga ketentuan-ketentuan
hukum negara yang menjadi dasar pemilihan hukum yang mengatur governing law kontrak tersebut menjadi sangat penting untuk dipahami, dan untuk dapat
menyelaraskannya dengan kewenangan pibadi yang tetap menjadi dasar kebebasan pembentukan kesepakatan dalam jual beli internasional.
72
Transaksi jual beli internasional melibatkan kegiatan pertukaran dan lalu lintas barang, jasa dan uang yang berlangsung secara internasional serta melibatkan
pihak-pihak yang tunduk pada sistem hukum yang berbeda-beda. Transaksi tersebut yang menerbitkan hak dan kewajiban pihak-pihak yang harus dilaksanakan diwilayah
72
Ricardo Simanjuntak, Op.cit, Hal. 15
Universitas Sumatera Utara
46
negara yang berbeda. Aturan-aturan hukum nasional dalam perdagangan internasional dapat menjadi sumber hukum yang cukup penting dalam jual beli internasional.
Tetapi dengan adanya berbagai aturan hukum nasional ini sedikit banyak kemungkinan memiliki perbedaan antara satu sama lainnya. Perbedaan ini kemudian
dikhawatirkan dapat mempengaruhi kelancaran transaksi perdagangan itu sendiri. Hal-hal yang dikhawatirkan dapat mempengaruhi kelancaran transaksi perdagangan
tersebut adalah:
73
a. Terlibatnya lebih dari satu sistem hukum nasional dari negara-negara yang
berbeda atau bahkan terlibatnya kaidah-kaidah hukum internasional atau kebiasaan-kebiasaan dalam transaksi dagang tertentu.
b. Pihak-pihak dalam transaksi perlu menentukan sistem hukum apa yang akan
dipilih untuk mengatur transaksi dan kontrak. Dalam hal ini yang lebih diperhatikan adalah pilihan hukum ke arah sistem hukum yang dianggap paling
menguntungkan para pihak tanpa harus mengorbankan keabsahan kontrak secara yuridis.
c. Para pihak perlu menetapkan pilihan forum kearah badan peradilan atau badan
penyelesaian sengketa yang berada di suatu negara negara asing sehingga perselisihan yang mungkin timbul dari kontrak harus diselesaikan di depan forum
yang telah dipilih tersebut. Dalam hal ini perlu disadari bahwa pilihan forum yang dilakukan dalam kontrak tidak otomatis berarti pilihan hukum kearah
sistem hukum dari forum tersebut untuk diberlakukan terhadap kontrak.
Apabila dalam kontrak tidak dijumpai klausul pilihan hukum yang tegas, maka barulah klausul pilihan forum dapat dianggap sebagai salah satu indikator kuat
untuk berlakunya hukum forum lex fori sebagai hukum materiil untuk menyelesaikan perkara.
73
Ricardo Simanjuntak, Op.cit, Hal. 15
Universitas Sumatera Utara
47
3. Upaya Kodifikasi Hukum Jual Beli Internasional