Biaya Ganti Rugi Perjanjian Jual Beli Barang Secara Internasional Menurut UPICCs Dan CISG Serta KUH Perdata

123 Akibat hukum bila terjadi kesulitan hardshipdiatur dalam Pasal 6.2.3 UPICCs yang menentukan bahwa: 1. Pihak yang dirugikan berhak meminta renegosiasi kontrak kepada pihak lain yang harus diajukan dengan menunjukan dasar-dasarnya, 2. Permintaan renegosiasi tidak dengan sendirinya memberikan hak kepada pihak yang dirugikan untuk menghentikan pelaksanaan kontrak, 3. Apabila para pihak gagal mencapai kesepakatan dalam jangka waktu yang wajar, masing-masing pihak dapat mengajukannya tuntutan ke pengadilan, 4. Apabila pengadilan membuktikan adanya kesulitan hardship, maka pengadilan dapat memutuskan untuk: a. Mengakhiri kontrak pada tanggal dan jangka waktu yang pasti, b. Mengubah kontrak untuk mengembalikan keseimbangannya.

3. Biaya Ganti Rugi

Suatu hak untuk menuntut ganti rugi sebagai akibat dari pelanggaran kontrak sebagai pilihan yang paling penting yang tersedia bagi pihak yang dirugikan. Ketika salah satu pihak sebuah pelanggaran kontrak dengan tidak melakukan tugas kontraknya, hukum memberikan “obat” untuk pihak yang dirugikan. Tujuan utama dari pengobatan adalah untuk memberikan kompensasi kepada pihak yang dirugikan untuk kerugian sebagai akibat dari pelanggaran. 155 155 Len Young Smith, Richard A. Man and Barry S. Roberts, Business Law and the Regulation of Business Second Edition , United States of America: West Publishing Co, 1987, page 347 Universitas Sumatera Utara 124 Ketentuan-ketentuan Pasal 7.4.1 dan 7.4.2 UPICCs dapat membantu dalam menafsirkan ganti rugi sebagai akibat dari pelanggaran kontrak. Premis dasar yang mendasari ketentuan Pasal 7.4.1 dan 7.4.2 UPICCs adalah bahwa pihak yang melanggar dapat dikenakan untuk mengkompensasi pihak yang dirugikan secara penuh untuk semua kerugian berkaitan dengan uang yang diderita oleh pihak yang dirugikan, termasuk kehilangan keuntungan. Premis kedua dalam Prinsip-prinsip UNIDROIT adalah bahwa tuntutan atas kerugian tersedia atas setiap pihak yang dirugikan. Premis ketiga adalah bahwa pihak melanggar hanya bertanggung jawab atas kerugian baik sebenarnya diramalkan atau diduga oleh pihak melanggar pada saat berakhirnya kontrak. 156 Pasal 7.4.2 UPICCs, penekanannya pada kompensasi penuh atas kerugian yang diderita sebagai akibat dari pelanggaran. Dalam Pasal ini juga mensyaratkan bahwa keuntungan yang diterima oleh pihak yang dirugikan harus dipertimbangkan ketika menghitung kerugian.

B. Biaya Ganti Rugi akibat Wanprestasi Berdasarkan CISG 1.

Wanprestasi dalam Jual Beli Internasional Wanprestasi atau pelanggaran kontrak merupakan istilah yang digunakan dalam CISG. Konvensi ini menggunakan konsep dasar dan kesatuan pelanggaran kontrak, yang sekarang dapat dianggap secara luas, meski belum berlaku umum. Di bawah konvensi gagasan pelanggaran kontrak mencakup semua kegagalan para pihak 156 Sieg Eiselen, “Remarks on the Manner in which the UNIDROIT Principles of International Commercial Contracts May Be Used to Interpret or Supplement Article 74 of the CISG”, http:www.cisg.law.pace.educisgprinciplesuni74.html, diakses Tanggal 14 Mei 2012. Universitas Sumatera Utara 125 untuk melakukan salah satu kewajibannya. Tidak ada perbedaan antara kewajiban utama dan kewajiban tambahan. Dan tidak peduli apakah kewajiban memiliki asal- usulnya dalam kontrak, dalam penggunaan atau dalam Konvensi itu sendiri. Dalam Pasal 25 CISG dikatakan: “A breach of contract committed by one of the parties is fundamental if it results in such detriment to the other party as substantially to deprive him of what he is entitled to expect under the contract, unless the party in breach did not foresee and a reasonable person of the same kind in the same circumstances would not have foreseen such a result”. Dijelaskan bahwa suatu pelanggaran yang dilakukan oleh salah satu pihak adalah mendasar jika membawa akibat kerugianmerampas keuntungan yang akan diterimanya dikemudian hari, kecuali pihak yang merugikan tidak dapat memperkirakannya. Pasal 25 CISG tidak memberikan pedoman untuk membedakan antara pelanggaran mendasar dan pelanggaran tidak mendasar. Secara sederhana menyatakan bahwa pelanggaran kontrak yang dilakukan oleh salah satu pihak adalah fundamental jika mengakibatkan kerugian kepada pihak lain sebagai substansial untuk mencabut apa yang menjadi hakkeuntungan yang di harapkan berdasarkan kontrak, kecuali pihak yang melanggar tidak melihat dan orang yang wajar dari jenis yang sama dalam situasi yang sama akan tidak meramalkan hasil tersebut. Konvensi CISG memberikan pilihan timbal balik dalam bentuk 3 tiga kategori dasar dalam hal pelanggaran kontrak kepada pembeli dan penjual dan menetapkan bahwa pilihan utama yang tersedia kepada pihak dirugikan adalah menetapkan bahwa pihak yang dirugikan harus memiliki hak untuk mendapatkan Universitas Sumatera Utara 126 bantuan penggantian. Dimana pihak yang melanggar harus membayar sejumlah uang untuk mengkompensasi kerugian yang diderita oleh pihak lain. Akhirnya, pihak yang dirugikan harus memiliki hak untuk menghindari mengakhiri kontrak dan dengan demikian mengakhiri hubungan kontraktual. CISG juga memberikan tiga solusi dasar, yaitu melakukan prestasi, membayar kerugian atau menghindari pengakhiran kontrak. Upaya yang tersedia untuk pelanggaran kontrak dirangkum dalam Pasal 45 CISG dan Pasal 61 CISG. Pasal 45 ayat 1 CISG memberikan gambaran tentang upaya yang tersedia bagi pembeli jika terjadi pelanggaran kontrak oleh penjual, sedangkan upaya bagi penjual apabila pembeli gagal melaksanakan kontrak yang disepakai tertuang dalam Pasal 61 ayat 1 CISG. Dalam Pasal 46 CISG, kinerja spesifik dari penjual dalam melanggar mungkin timbul dalam bentuk hak penjual untuk pengiriman, pengganti dan perbaikan. Sementara di bawah Pasal 62 CISG dikatakan bahwa penjual mungkin meminta pembeli membayar harga, menerima pengiriman atau melakukan kewajiban yang lain, kecuali penjual telah mencari “pilihan” yang tidak konsisten dengan persyaratan konvensi ini. Konvensi CISG menekankan solusi yang berusaha untuk melestarikan kontrak meskipun dalam hal pelanggaran. Pasal 47 dan Pasal 63 CISG, di mana yang dirugikan memiliki pilihan untuk memperbaiki periode tambahan waktu bagi para pihak yang melanggar untuk melakukan kewajibannya, Kecuali apabila penjual telah menerima pemberitahuan dari pembeli bahwa ia tidak akan melaksanakannya dalam jangka waktu yang telah ditetapkan, penjual tidak dapat, selama jangka waktu Universitas Sumatera Utara 127 tersebut, melaksanakan setiap upaya hukum atas pelanggaran kontrak. Akan tetapi, penjual tidak serta merta kehilangan hak yang mungkin dimilikinya untuk mengklaim kerugian karena keterlambatan. Konvensi CISG juga berisi pilihanupaya tambahan selain yang disebutkan di atas, yaitu: 157 Pertama, seperti untuk pelanggaran antisipatif, selain hak untuk menghindari kontrak sebagaimana tercantum dalam Pasal 49 dan Pasal 64 ISG dan ketika sebuah pelanggaran mendasar antisipatif ada Pasal 72, CISG menyediakan sebuah kemungkinan untuk menangguhkan kinerja dalam situasi tertentu sebagaimana diatur dalam Pasal 71 CISG. Berdasarkan Pasal ini pihak dapat menangguhkan pelaksanaan kewajibannya jika, setelah penandatanganan kontrak, menjadi jelas bahwa pihak lain tidak akan melakukan bagian substantional kewajibannya. Kedua, bukti-bukti CISG sebuah perhatian bagi kepentingan penjual dalam “menyembuhkan” cacat pelaksanaan kontrak. Di mana pelanggaran telah terjadi, CISG mendorong Penjual untuk menepati janji kontrak dengan menawarkan kepadanya hak tegas untuk memperbaiki kesalahan sendiri Pasal 48. Ketiga, Apabila barang tidak sesuai dengan kontrak dan baik harganya telah dibayar maupun belum, maka pembeli dapat mengurangi harganya dalam proporsi yang sama dengan nilai barang yang secara nyata dikirim apabila pada saat pengiriman barang tersebut bernilai sama dengan nilai barang yang sesuai pada saat itu. Meskipun demikian, apabila penjual melakukan upaya hukum atas setiap kelalaian dalam melaksanakan kewajibannya berdasarkan pasal 37 atau pasal 48 CISG atau apabila pembeli menolak untuk menerima pelaksanaan kewajiban yang dilakukan oleh penjual berdasarkan pasal-pasal tersebut, maka pembeli tidak diperkenankan untuk menurunkan harga tersebut. 158 Namun, pembeli memiliki hak untuk pengurangan harga dalam kasus ketidaksesuaian barang. Hak untuk penurunan harga berfungsi sebagai alternatif untuk kerugian yang menjadi semacam ukuran restitutionary legal moneter, tersedia bahkan di mana pembeli tidak berhak untuk menghindar. 157 Sieg Eiselen, “Remarks on the Manner in which the UNIDROIT Principles of International Commercial Contracts May Be Used to Interpret or Supplement Article 74 of the CISG”, http:www.cisg.law.pace.educisgprinciplesuni74.html, diakses Tanggal 14 Mei 2012. 158 Pasal 50 CISG Universitas Sumatera Utara 128 Keempat, jika berdasarkan kontrak pembeli untuk menentukan bentuk, pengukuran atau fitur lain dari barang dan ia gagal untuk membuat spesifikasi tersebut baik pada tanggal yang disepakati atau dalam waktu yang wajar setelah menerima permintaan dari penjual, Penjual mungkin, tanpa mengurangi hak-hak lain ia miliki, membuat spesifikasi sendiri sesuai dengan persyaratan pembeli yang mungkin diketahuinya. 159 Pasal 79 sampai dengan Pasal 80 mengatur tentang penghilangan tanggung jawab exemption. Dimana salah satu pihak tidak bertanggung jawa atas kegagalan pelaksanaan kewajibannya jika ia dapat membuktikan bahwa kegagalan itu disebabkan oleh peristiwa yang berada diluar pengawasannya, dan tidak mungkin dapat mengatasi hambatan atau menanggulangi akibatnya. Dan jika terbukti bahwa kegagalan tersebut disebabkan oleh pihak ketiga, maka pihak yang gagal melaksanakan kontrak dibebaskan dari tanggung jawab.

2. Force Majeure dan Hardship