5.2.2 Tunjangan
Responden pada desa pertanian tidak memperoleh tunjangan karena tidak terdapat responden yang bekerja sebagai buruh atau karyawan di perusahaan yang
memberikan tunjangan kepada pegawainya. Sebagian besar responden bekerja sebagai buruh lepas yang berhubungan dengan pertanian, misalnya buruh tani atau buruh
pengupas ubi. Adapun responden pada desa industri sebagian besar bekerja sebagai buruh atau karyawan pabrik karyawan kontrak dengan tunjangan yang diberikan oleh
perusahaan tempat mereka bekerja. Akan tetapi, walaupun memperoleh tunjangan, tunjangan tersebut masih tergolong rendah karena perusahaan memberikan tunjangan
yang berbeda antara karyawan kontrak dan karyawan tetap, dimana karyawan kontrak memperoleh tunjangan yang lebih terbatas daripada karyawan tetap.
Data hasil penelitian menunjukkan bahwa 100 persen responden perempuan dan laki-laki pada desa pertanian memperoleh tunjangan yang rendah karena tidak mendapat
tunjangan dari tempat kerjanya. Sementara pada desa industri, responden juga memperoleh tunjangan yang rendah dengan persentase 60 persen laki-laki dan 66.7
persen perempuan, sementara responden yang memperoleh tunjangan yang tinggi hanya sebesar 40 persen laki-laki dan 33.3 persen perempuan. Jumlah dan persentase
responden dengan tunjangan yang diperoleh dapat dilihat dalam Tabel 11 di bawah ini. Tabel 11. Jumlah dan Persentase Responden menurut Jenis Kelamin, Tunjangan, dan
Tipe Desa, 2011
Jenis Kelamin Desa Pertanian
Desa Industri Rendah
Tinggi Total Rendah
Tinggi Total
Laki-laki Jumlah
15 100.0
0.0 15
100 9
60.0 6
40.0 15
100 Persentase
Perempuan Jumlah
15 100.0
0.0 15
100 10
66.7 5
33.3 15
100 Persentase
Rendahnya tunjangan yang diperoleh responden dalam industrialisasi pedesaan ini disebabkan oleh adanya pembedaan pemberian tunjangan yang dilakukan oleh
perusahaan kepada pegawainya. Namun, pembedaan dilakukan tidak berdasarkan jenis kelamin, melainkan berdasarkan status karyawan tetap atau karyawan kontrak.
5.2.3 Curahan Waktu Kerja
Curahan waktu kerja responden perempuan pada desa pertanian tergolong kategori rendah kurang dari 35 jam per minggu karena jenis pekerjaan sebagian besar
responden adalah buruh lepas dalam bidang pertanian, dimana jenis pekerjaan ini
memiliki jam kerja yang singkat, biasanya hanya 5-6 jam per hari dengan hari kerja yang tidak ditentukan. Sementara laki-laki pada desa pertanian memiliki curahan waktu
kerja yang tinggi lebih dari atau sama dengan 35 jam per minggu karena secara umum mereka bekerja sebagai buruh di bengkel dengan waktu kerja yang ditentukan oleh
pemilik usaha bengkel tersebut, yaitu sepuluh jam per hari dengan enam hari kerja. Di samping itu, responden pada desa industri menunjukkan sebaliknya, sebagian besar
responden, baik laki-laki maupun perempuan memiliki curahan waktu yang tinggi, yaitu lebih dari 35 jam per minggu. Jumlah dan persentase responden berdasarkan jenis
kelamin dan curahan waktu kerjanya dapat dilihat dalam Tabel 12 di bawah ini. Tabel 12. Jumlah dan Persentase Responden menurut Jenis Kelamin, Curahan Waktu
Kerja dan Tipe Desa, 2011
Data di atas menunjukkan peningkatan curahan waktu kerja dalam industrialisasi yang dialami oleh responden laki-laki dan perempuan. Hal ini disebabkan oleh jenis
pekerjaan responden desa industri adalah buruh atau karyawan pabrik yang memiliki jam kerja yang telah ditetapkan perusahaan. Responden yang bekerja sebagai karyawan
pabrik ini memiliki jam kerja delapan jam per hari, dan bekerja dari hari senin hingga sabtu. Dengan demikian, curahan waktu kerja seseorang tidak dipengaruhi oleh jenis
kelamin, melainkan oleh status dan jenis pekerjaannya.
5.2.4 Pendapatan Total Individu dalam Sebulan
Pendapatan total individu pada desa pertanian menunjukkan adanya ketimpangan antara pendapatan perempuan dan laki-laki, dimana pendapatan laki-laki
lebih besar dari pendapatan perempuan. Hal ini terlihat dari persentase laki-laki yang memiliki pendapatan total yang tinggi sebesar 60 persen, sementara persentase
perempuan yang memiliki pendapatan total yang tinggi hanya 13.3 persen. Akan tetapi, ketimpangan pendapatan ini tidak terjadi pada desa industri, dimana laki-laki dan
Jenis Kelamin Desa Pertanian
Desa Industri Rendah
Tinggi Total
Rendah Tinggi
Total
Laki-laki Jumlah
6 40.0
9 60.0
15 100.0
3 20.0
12 80.0
15 100.0
Persentase Perempuan
Jumlah 12
80.0 3
20.0 15
100.0 6
40.0 11
73.3 15
100.0 Persentase
perempuan masuk ke dalam kategori pendapatan yang rendah, yaitu 60 persen laki-laki
dan 80 persen perempuan. Data lebih lengkap dapat dilihat dalam Tabel 13 di bawah ini.
Tabel 13. Jumlah dan Persentase Responden menurut Jenis Kelamin, Pendapatan Individu, dan Tipe Desa, 2011
Jenis Kelamin Desa Pertanian
Desa Industri Rendah
Tinggi Total Rendah
Tinggi Total
Laki-laki Jumlah
6 40.0
9 60.0
15 100.0
9 60.0
6 40.0
15 100.0
Persentase Perempuan
Jumlah 13
86.7 2
13.3 15
100.0 12
80.0 3
20.0 15
100.0 Persentase
Dari tabel di atas dapat dilihat terjadinya peningkatan jumlah dan atau persentase responden laki-laki yang memiliki kategori pendapatan rendah. Akan tetapi,
responden perempuan mengalami penurunan jumlah dan persentase pada kategori pendapatan rendah, sedangkan responden laki-laki yang memperoleh pendapatan tinggi
di desa pertanian, masuk ke dalam kategori pendapatan rendah di desa industri. Maka dapat dikatakan bahwa meskipun tetap terjadi ketimpangan pendapatan antara laki-laki
dan perempuan, namun responden perempuan memiliki pendapatan individu yang lebih baik dalam industrialisasi pedesaan.
Rendahnya pendapatan total individu dalam industrialisasi pedesaan ditunjukkan oleh lapisan sosial responden yang sebagian besar responden berasal dari
lapisan bawah, yaitu 11 orang pada desa pertanian dan 23 orang pada desa industri Tabel 14.
Tabel 14. Jumlah dan Persentase Responden menurut Lapisan Sosial, Jenis
Kelamin, dan Tipe Desa, 2011
Lapisan Sosial Desa Pertanian
Desa Industri L
P Total
L P
Total
Bawah Jumlah
6 54.5
5 45.5
11 100.0
11 47.8
12 52.2
23 100.0
Persentase Menengah Jumlah
4 36.4
7 63.6
11 100.0
2 50.0
2 50.0
4 100.0
Persentase Atas
Jumlah 5
62.5 3
37.5 8
100.0 2
66.7 1
33.3 3
100.0 Perentase
Keterangan : L : laki-laki P : Perempuan
5.3 Feminisasi Sektor Produktif dan Segregasi Berdasarkan Jenis Kelamin