Konsep Gender dan Penelitian yang Berorientasi Gender

BAB II PENDEKATAN TEORITIS

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Konsep Gender dan Penelitian yang Berorientasi Gender

Grijns dkk 1994 mengatakan bahwa gender didefinisikan sebagai perbedaan sosial atas dasar jenis kelamin, berbeda dengan istilah seks yang merupakan perbedaan secara biologis. Fakih 1996 mengungkapkan bahwa konsep gender menunjuk pada suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki maupun perempuan yang dikonstruksi secara sosial maupun kultural, seperti perempuan dianggap lemah lembut, cantik, emosional, dan keibuan, sedangkan laki-laki dianggap kuat, rasional, jantan, dan perkasa. Seks adalah perbedaan jenis kelamin berdasarkan alat dan fungsi biologis yang tidak dapat dipertukarkan, seperti laki-laki tidak dapat menstruasi dan tidak dapat hamil, sedangkan perempuan tidak bersuara berat dan tidak berkumis, karena keduanya memiliki hormon yang berbeda. Sifat ini selanjutnya akan menentukan perbedaan status, peran, dan tata hubungan antar jenis kelamin yang berbeda dan mengatur berbagai bidang kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa konsep gender adalah pembedaan peran laki-laki dan perempuan yang dibentuk oleh masyarakat. Saptari dan Holzner 1997 mengkategorikan beberapa penelitian yang termasuk kajian gender. Penelitian yang mengikutsertakan perempuan sebagai informan dan hubungan gender dianalisis secara implisit, maka penelitian tersebut tergolong kategori penelitian sadar-gender gender-aware research. Apabila dalam sebuah penelitian telah memasukkan pengalaman perempuan secara eksplisit dan hubungan gender sebagai isu pokok, maka penelitian tersebut tergolong kategori fokus gender gender focused research. Adapun penelitian yang menggunakan pengalaman perempuan secara implisit maupun eksplisit dengan hubungan gender sebagai isu pokok, maka penelitian semacam itu tergolong kategori penelitian berorientasi gender gender-oriented research. Dengan mengacu pada ketiga kategori penelitian yang dijelaskan oleh Saptari dan Holzner 1997 tersebut, maka penelitian ini dapat dikatakan sebagai penelitian berorientasi gender gender-oriented research.

2.1.2 Marginalisasi