Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian
perempuan di kebanyakan negara-negara berkembang termasuk Indonesia
mendapatkan bayaran yang lebih rendah dari laki-laki untuk jenis pekerjaan yang sama de Vries 2006.
Kusdiansyah 2008 menyatakan bahwa terdapat pembagian kerja menurut gender yang juga berperan dalam marginalisasi perempuan. Kerja-kerja yang dianggap
bersifat perempuan seperti mengetik sekretaris, menjahit, pembantu rumahtangga dan sebagainya dianggap lebih rendah derajatnya daripada pekerjaan laki-laki. Selain itu,
perempuan yang bekerja tersebut mendapat perlakuan serta imbalan yang berbeda, sedangkan pekerjaan seperti mandor, manajer, direktur dan sebagainya dianggap
sebagai pekerjaan laki-laki, sehingga perempuan tidak memiliki akses untuk menempati posisi-posisi pekerjaan tersebut.
Selain adanya pembedaan yang dilakukan terhadap laki-laki dan perempuan, pembedaan sosial pun seringkali dialami oleh lapisan masyarakat tertentu. Lapisan
masyarakat menurut Soekanto 1990 merupakan pembedaan posisi seseorang atau suatu kelompok dalam kedudukan yang berbeda-beda secara vertikal dan dasar dari
pelapisan masyarakat adalah tidak adanya keseimbangan dalam pembagian hak dan kewajiban, kewajiban dan tanggung jawab sosial dan pengaruhnya di antara anggota
masyarakat. Selanjutnya Soekanto menyebutkan dasar pelapisan tersebut adalah ukuran kekayaan, kekuasaan, kehormatan, serta ilmu pengetahuan. Perempuan kaya memiliki
modal untuk diinvestasikan dalam kios yang baik di pasar tetapi mereka lebih memilih mempunyai sebuah warung yang terletak di rumahnya sendiri daripada berjualan di
tempat umum seperti pasar Nieuwhof 1988 dalam Grijns dkk 1992. Dengan adanya fakta-fakta yang telah dijelaskan di atas, perlu dikaji apakah
selalu terjadi marginalisasi perempuan dalam industrialisasi pedesaan dan bagaimana terjadinya marginalisasi perempuan pada setiap lapisan sosial.