Intersepsi Pengamatan aliran permukaan dan erosi

Banyaknya aliran permukaan yang tertampung pada setiap plot erosi dapat dihitung menggunakan persamaan matematis di bawah ini, yaitu: Untuk mendapatkan nilai aliran permukaan dalam satuan tinggi kolom air, maka volume total aliran permukaan dibagi dengan luas petak percobaan, dimana luas petak percobaanya 32 m 2 . Gambar 8 Plot percobaan erosi di lokasi penelitian menggunakan metode Santosa 1985. Penentuan berat tanah yang tererosi dapat dilakukan dengan cara mengambil contoh air dari setiap drum, yaitu drum I dan drum II sebanyak 1 liter untuk setiap plot erosi. Agar mendapat hasil yang baik, terlebih dahulu dilakukan pengadukan hingga homogen. Setelah itu sampel air tersebut disaring dengan menggunakan kertas saring, yang sudah diketahui berat keringnnya. Selanjutnya kertas saring dan endapannnya tersebut dikeringkan dalam oven pada temperatur 105 C sampai beratnya konstan, kemudian dilakukan penimbangan. Untuk menghitung berat tanah yang tererosi dapat menggunakan persamaan matematis dibawah ini, yaitu: W tc = W 1 + W 2 Santosa 1985 W 1 dan W 2 = V d V s x W ksc – W ks Vap = V 1 +5V 2 Santosa, 1985 dimana : Vap = Volume total aliran permukaan mm 3 V 1 = Volume aliran permukaan pada drum I mm 3 V2 = Volume aliran permukaan pada drum II mm 3 drum I drum II 8 m 4 m Nilai erosi = berat tanahluas petak percobaansatuan waktu grm 2 bulan Luas petak percobaan = 32 m 2 = 32000 mm 2 .

3.4 Analisis data

Untuk menginterpretasikan hubungan hasil pengukuran dari setiap variabel yang diukur, dilakukan analisis komponen utama Principal Component Analysis. Analisis komponen utama merupakan suatu teknik statistik untuk mengubah dari sebagian besar variabel asli yang digunakan yang saling berkorelasi satu dengan yang lainnya menjadi satu set variabel baru yang lebih kecil dan saling bebas tidak saling berkorelasi lagi. Jadi analisis komponen utama berguna untuk mereduksi data, sehingga data lebih mudah untuk diinterpretasikan Supranto.2004. Korelasi antar parameter dianalisis dengan menggunakan rumus koefisien Korelasi produk moment di bawah ini: Budiono Koster IW 2002 Budiono Koster IW 2002 mengemukakan interpretasi nilai koefisien korelasi dapat mengikuti aturan sebagai berikut: 1. bila 0.90 r 1.00 atau -1,00 r - 0,90; artinya hubungan yang sangat kuat. 2. bila 0.70 r 0,90 atau -0,90 r - 0,70; artinya hubungan yang kuat. 3. bila 0.50 r 0,70 atau -0,70 r - 0,50; artinya hubungan yang moderat. 4. bila 0.30 r 0,50 atau -0,50 r - 0,30; artinya hubungan yang lemah. 5. bila 0.00 r 0,30 atau -0,30 r - 0,00; artinya hubungan yang sangat lemah. Dimana W tc = Berat tanah dalam drum 1 dan drum II V s = Volume air yang tersaring mm 3 W ksc = Berat kertas saring beserta endapan g W ks = Berat kertas saring g V d = Volume air mm 3 2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N r xy BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengukuran Parameter Konservasi Air Tanah

Parameter konservasi air dan tanah yang diukur dalam penelitian ini, meliputi curah hujan, aliran batang, curahan tajuk, infiltrasi, aliran permukaan, dan erosi. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap model arsitektur pohon Rauh pada dua jenis tumbuhan yang berbeda, yaitu Altingia excelsa Noronha dan Schima wallichii DC. Korth, menunjukkan adanya perbedaan hasil pengukuran untuk setiap parameter konservasi tanah dan air. Tabel 1 berikut menyajikan ringkasan hasil pengukuran dari setiap parameter. Tabel 1 Pengukuran parameter konservasi air tanah pada tumbuhan A. excelsa dan S. wallichii di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango Jenis Tumbuhan Curah hujan mm Aliran Batang mm Curahan Tajuk mm Infiltrasi mlmm 2 det Aliran Permukaan mm Erosi Kgm 2 T M T M T M T M T M T M Altingia excelsa Rasamala 290,11 9,67 1,02 0,03 162,79 5,43 15,16 0, 51 103,63 3,45 169,91 5,66 Schima wallichii Puspa 290,11 9,67 1,26 0.04 120,60 4,02 14,81 0,49 245,25 8,18 381,27 12,71 Keterangan: T = Total; M = Rata-rata harian Pengamatan dilakukan selama 3 bulan Januari – Maret 2011, sebanyak 30 kali pengamatan pada dua tumbuhan yang berbeda, yaitu A. excelsa dan S. wallichii dengan kemiringan lahan 70. Pada masing-masing plot percobaan dilakukan pengulangan sebanyak dua kali. Hasil pengukuran seluruh parameter konservasi air dan tanah pada plot percobaan tegakan A. excels dan S. wallichii Lampiran 1 dan 2 dapat disimpulkan dalam Tabel 1.