4.2 Pembahasan dari Hasil Pengukuran Parameter Konservasi Air dan
Tanah. 4.2.1
Curah Hujan
Pengamatan Curah hujan dilakukan sebanyak 30 kali kejadian hujan, yaitu dimulai dari tanggal 6 bulan Januari 2011 hingga 5 Maret 2011. Pengamatan ini di
lakukan tiga kali pengulangan pada tempat terbuka, yang berdekatan dengan plot sampel penelitian. Hasil pengukuran di lapangan dapat dilihat pada Tabel 1. Curah
hujan memiliki nilai yang bervariasi, dengan rata-rata curah hujan harian sebesar 9,67 mm dengan nilai tertinggi yaitu 41.4 mm dan terendah 4.3 mm. Total nilai
curah hujan selama 30 kali pengamatan yaitu 290.11 mm.
4.2.2 Aliran Batang
Tabel 1 menunjukkan bahwa hasil pengukuran aliran batang pada dua sampel tumbuhan, yaitu A. excelsa dan S. wallichii, terdapat perbedaan. Nilai
rata-rata aliran batang pada tumbuhan A. excelsa jauh lebih rendah dibandingkan tumbuhan S. wallichii. Nilai rata-rata aliran batang pada A. excelsa yaitu 0.03 mm,
untuk 30 pengamatan dengan total 1.02 mm, sedangkan nilai rata-rata aliran batang pada tumbuhan S. wallichii yaitu 0.04, dengan total 1.26 mm. Tingginya
aliran batang pada arsitektur pohon model Rauh berhubungan dengan pola percabangannya. Percabangan pada arsitektur pohon model Rauh berbentuk
orthotropik, dan bentuk ini akan meningkatkan aliran batang, karena cabang- cabang yang tumbuh vertikal berfungsi sebagai penampungan air hujan, yang
selanjutnya dialirkan ke batang. Berdasarkan hasil pengukuran terdapat perbedaan yang singnifikan terhadap besarnya aliran batang A. excelsa dengan S.wallichii.
Kedua tumbuhan ini memiliki pola percabangan batang yang sedikit berbeda, walaupun bentuk percabangan pada kedua tumbuhan ini orthotropik, tetapi arah
percabangan pohon A. excelsa lebih sedikit datar daripada pohon S.wallichii, sehingga hal mempengaruhi kemampuan penyerapan air pada batang. Air hujan
yang jatuh pada percabangan pohon A. excelsa akan lebih cepat jatuh ke permukaan tanah tanpa melalui batang dibandingkan dengan air hujan yang jatuh
pada percabangan pohon S.wallichii, karena arah percabangan S.wallichii lebih
condong ke atas daripada A. excelsa. Menurut Penman 1963, aliran batang akan lebih besar pada tumbuhan yang memiliki percabangan tegak dan batang berkulit
licin. Percabangan tumbuhan S. wallichii lebih tegak dan lebih tinggi daripada tumbuhan A. excelsa, selain itu diameter batang tumbuhan S. wallichii berukuran
1,5 m, lebih besar daripada tumbuhan A. excelsa yang hanya 0,8 m. Menurut Dabral dan Rao 1968 dalam Aththorick semakin besar diameter pohon yang
diteliti, semakin besar aliran batang yang terjadi. Tekstur batang A. excelsa kulit batang beralur ke samping, sedangkan pada batang S. wallichii kulit batang
beralur lurus ke bawah membentuk kanal. Dengan demikian, air yang mengalir pada batang S. wallichii akan lebih besar dan cepat jatuh ke tanah. sehingga
sesuai dengan hasil pengamatan bahwa aliran batang tumbuhan S.wallichii lebih besar dari pada tumbuhan A. excelsa. Selain daripada itu, diameter batang
tumbuhan S.wallichii lebih besar daripada tumbuhan A. excelsa, serta morfologi kulit batang S.wallichii berbeda dengan A. excelsa. Pada kulit batang S.wallichii
terbentuk kanal-kanal kecil, morfologi seperti ini akan mempermudah air turun ke permukaan tanah melalui batang, dengan demikian aliran batang pada S.wallichii
lebih besar daripada A. excelsa. Peristiwa hujan merupakan salah satu rangkaian yang berperan dalam
peredaran unsur hara. Unsur hara yang ada di daun akan tercuci oleh air hujan. Peredaran unsur hara dari atmosfer akan terbawa oleh air hujan melalui aliran
batang dan curahan tajuk. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Indra Fermanto di DAS Cipeureu Hutan Gunung Walat Sukabumi tumbuhan S.wallichii
menyumbangkan 0,014-1,327 kghath, dengan urutan terbesar hingga terkecil yaitu unsur nitrogen, kalium, pospor, kalsium, dan magnesium.
4.2.3 Curahan Tajuk