Intersepsi Pembahasan dari Hasil Pengukuran Parameter Konservasi Air dan

A. excelsa memiliki tajuk yang lebih lebar daripada S. wallichii A. excelsa rata- rata 4,22 meter dan S. wallichii 3,67 meter. Sedangkan tajuk S. wallichii rata- rata 5,97 meter lebih tebal dibandingkan dengan tajuk A. excelsa rata-rata 4,77 meter, selain daripada itu, susunan daun A. excelsa kurang rapat dibandingkan dengan susunan daun S. wallichii. Tata letak daun pada tumbuhan A. excelsa dan S. wallichii berbentuk spiral, walaupun keduanya memiliki tata letak daun yang spiral, tetapi memiliki deret fibonasi yang berbeda. Tumbuhan A. excelsa memiliki deret fibonasi 13, sedangkan S. wallichii 25. Besar sudut divergensi untuk tumbuhan A. excelsa adalah 120 dan tumbuhan S. wallichii 90 . Semakin rapat tatak letak daun dari suatu tumbuhan maka semakin kecil nilai deret fibonasinya. Terdapat hubungan yang positif anatara tata letak daun dengan besarnya curahan tajuk dari suatu tumbuhan. Ditinjau dari tata letak daun dan sudut divergensinya, tumbuhan S. wallichii memiliki tata letak daun yang lebih rapat daripada A. excelsa. Dengan demikian tumbuhan S. wallichii memiliki curahan tajuk yang lebih kecil daripada tumbuhan A. excelsa. Curahan tajuk tidak hanya sekedar peristiwa turunnya air hujan melalui tajuk semata, tetapi air yang mengalir tersebut akan mencuci unsur hara yang ada di permukaan daun, sehingga peristiwa curahan tajuk ini berperan dalam peredaran unsur hara. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Fermanto 2000 di DAS Cipeureu Hutan Pendidikan Gunung Walat Sukabumi terhadap tumbuhan S. Wallichii menunjukkan peristiwa curahan tajuk menyumbangkan unsur hara cukup tinggi, yaitu berkisar antara 0 - 7,728 kghatahun, dengan urutan terbesar hingga terkecil yaitu, N, K, P, Ca, dan Mg.

4.2.4 Intersepsi

Berdasarkan hasil pengukuran intersepsi menunjukkan bahwa intersepsi curah hujan dari tumbuhan A. excelsa dan S. wallichii cukup besar yaitu 30,38 dan 57,95 Tabel 2. Perbedaan besaran intersepsi pada kedua tumbuhan tersebut di pengaruhi oleh indeks luas daun LAI, leaf area index. Indeks luas daun pada tumbuhan S. wallichii jauh lebih lebar daripada daun A.excelsa, dengan demikian pada tumbuhan S. wallichii akan memiliki intersepsi lebih besar daripada A. excelsa. Tabel 2 Jumlah air hujan, aliran batang, curahan tajuk dam intersepsi pada tumbuhan A. excelsa dan S. wallichi di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Jenis Tumbuhan Curah hujan Rainfall Aliran batang Stemflow Curahan tajuk Throughfall Intersepsi Interception mm mm mm mm Altingia excelsa Rasamala 290,11 1,02 0,35 200,95 69,27 88.14 30,38 Schima wallichii Puspa 290,11 1,26 0,43 120,72 60,33 168,13 57,95 . 4.2.5 Infiltrasi Pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa nilai infiltrasi harian untuk tanah di bawah tegakan A. excelsa selama 30 kali pengukuran yaitu rata-rata 0,51 mlmm 2 detik, dengan nilai total sebesar 15,16 mlmm 2 detik, sedangkan pada tanah di bawah tegakan S. wallichii yaitu rata-rata 0,49 mlmm 2 detik dengan total selama 30 kali pengamatan 14,81 mlmm 2 detik. Infiltrasi dipengaruhi oleh sifat tanah, diantaranya struktur tanah, tekstur tanah, serta kandungan air tanah pada saat infiltrasi terjadi Arsyad 2006. Berdasarkan hasil analisis contoh tanah yang dilakukan di Laboratorium Balai Penelitian Tanah, diketahui bahwa tekstur tanah pada area penelitian ini 49 bersifat liat, 39 debu, dan 12 pasir. Data ini menunjukkan bahwa kemampuan tanah untuk menyerap air sangat rendah, karena tanah yang mengandung liat dalam jumlah yang tinggi dapat tersuspensi oleh tumbukan butir-butir hujan yang menimpanya tersuspensi tersebut, air akan lebih banyak mengalir pada permukaan, daripada meresap ke dalam tanah. sehingga menyebabkan terjadinya aliran permukaan dan erosi yang tinggi.

4.2.6 Aliran Permukaan dan Erosi