Secara kuantitatif intersepsi adalah perbedaan curah hujan dengan jumlah curahan tajuk dan aliran batang.
Menurut  Zinke  1967  faktor-faktor  yang  mempengaruhi  intersepsi diantaranya  adalah  kapasitas  tajuk  S,  porositas  tajuk  P  dan  tahanan
aerodinamika  ra.  Kapasitas  tajuk  merupakan  tebalnya  air  pada  luasan  penutup vegetasi yang dapat disimpan atau ditahan oleh tajuk vegetasi pada saat  kejadian
hujan.  Kapasitas  hujan  dapat  menggambarkan  jumlah  air  yang  tertinggal  pada tajuk  ketika  hujan  berlangsung  dan  sampai  curahan  tajuk  berhenti,  sedangkan
porositas  hujan  menggambarkan  bagian  dari  air  hujan  yang  jatuh  ke  permukaan tanah  tanpa  melalui  tajuk  Gash  dan  Morto  1978.  Tahanan  aerodinamika
merupakan  hambatan  melintang  dari  pertukaran  uap  air,  panas,  dan  momentum antar  tajuk  vegetasi  dengan  udara  di  atasnya  jika  mempunyai  nilai  gradien  yang
tetap Monteith, 1976. Faktor  iklim  yang  mempengaruhi  intersepsi  adalah  keadaan  musim  dan
intesitas  hujan,  bila  curah  hujan  sangat  kecil  atau  intensitas  curah  hujan  rendah, umumnya sebagian besar air hujan yang tertahan oleh tajuk vegetasi dan langsung
diluapkan,  akan  tetapi  apabila  curah  hujan  besar  dengan  intensitas  tinggi  maka kan  lebih  banyak  air  hujan  yang  jatuh  ke  permukaan  tanahlantai  hutan.  Dengan
demikian  persentase  intersepsi  menjadi  rendah  Wiersum  et  al  1979.  Menurut Manokaran  1979  faktor  suhu,  kelembaban  udara,  dan  kecepatan  angin
mempengaruhi  air  yang  akan  terintersepsikan  untuk  berevaporasi  selama  dan setelah hujan.
2.3.4 Infiltrasi
Infiltrasi merupakan peristiwa masuknya air ke dalam tanah yang umumnya melalui  permukaan  dan  secara  vertikal.  Jika  cukup  air  maka  infiltrasi  akan
bergerak  terus  ke  bawah  yaitu  ke  dalam  profil  tanah.  Laju  infiltrasi  adalah banyaknya air per satuan waktu yang masuk melalui permukaan tanah, dinyatakan
dalam mmjam atau cmjam Arsyad 2006.
2.3.5 Aliran permukaan
Aliran  permukaan  merupakan  bagian  dari  air  hujan  yang  jatuh  di  atas permukaan tanah karena tidak dapat  diabsorbsi oleh tanah dan tidak mengumpul
di  permukaan  kemudian  mengalir  ke  bawah  melalui  lereng  dan  akhirnya mengumpul  di  saluran  atau  sungai  Arsyad  2006.  Aliran  permukaan  sangat
dipengaruhi  oleh  beberapa  faktor,  diantaranya  curah  hujan,  jenis  tanah,  luas daerah  aliran,  jenis  tanaman  serta  jenis  pengolahan  tanah  Arsyad  2006.
Kecepatan aliran permukaan akan dipengaruhi oleh kecepatan jatuhnya butir-butir hujan,  besarnya  intersepsi  oleh  tanaman,  infiltrasi,  defresi,  dan  evaporasi.
Sedangkan  banyaknya  air  yang  terkumpul  untuk  membentuk  aliran  permukaan ditentukan oleh luas daerah, tofografi, dan bentuk daerah Hudson 1979. Menurut
Arsyad 2006 jumlah aliran permukaan menyatakan jumlah air yang mengalir di permukaan  tanah  untuk  suatu  masa  hujan  atau  masa  tertentu  dinyatakan  dalam
tinggi kolom air mm atau cm atau dalam  volume air m
3
.
2.4   Erosi
Erosi adalah lepasnya material padat sedimen, tanah, batuan, partikel lain dari  batuan  induknya  oleh  air,  angin,  es,  gaya  gravitasi,  atau  organisme.  Erosi
pada  dasarnya  merupakan  proses  perataan  kulit  bumi.  Proses  ini  terjadi  dengan penghancuran, pengakutan, dan pengendapan. Di alam ada dua komponen utama
yang  aktif  dalam  proses  ini  yakni  angin  dan  air.  Akan  tetapi  dengan  adanya aktifitas  manusia  di  alam,  maka  manusia  menjadi  faktor  yang  sangat  penting
dalam  mempengaruhi  erosi    Kartasapoetra  et  al  2005.  Menurut  Arsyad  2006 erosi merupakan peristiwa pindahnya atau terangkutnya tanah atau bagian-bagian
tanah  dari  suatu  tempat  ke  tempat  lain  oleh  media  alami,  yaitu  air  dan  angin. Dalam  buku  kamus  konservasi  tanah  dan  air,  erosi  dibedakan  menjadi  3,  yaitu
erosi  geologi,  erosi  normal,  dan  erosi  dipercepat.  Menurut  bentuknya  erosi dibedakan  menjadi  6,  yaitu  erosi  lembar,  erosi  alur,  erosi  parit,  erosi  tebing
sungai, longsor, dan erosi internal Arsyad 2006. Erosi  yang  terjadi  saat  ini  umumnya  bukan  hanya  disebabkan  oleh  faktor
alami  tetapi  sering  kali  disebabkan  oleh  aktivitas  manusia  yang  tidak  ramah lingkungan,  diantaranya  adalah  teknik  pembukaan  lahan  yang  salah,  alih  fungsi