Tinggi pohon mencapai 40 m, dengan panjang batang bebas cabang sampai 25 m, diameter batang 150 cm, tidak berbanir, kulit luar berwarna merah muda,
merah tua sampai hitam, beralur dangkal dan mengelupas, kulit hidup tebalnya sampai 15 mm, berwarna merah dan di dalamnya terdapat miang yang gatal.
Daunnya tunggal, tebal, permukaan hijau kebiru-biruan, berbentuk jorong, tajuknya bulat sampai lonjong Martawijaya et al. 1989.
Di Jawa Barat Puspa merupakan tumbuhan asli, sering terdapat pada ketinggian 100-1500 m dpl. Pohon ini juga memiliki daya hidup kesintasan yang
cukup tinggi dengan kulit kayu yang tebal sehingga tahan api. Pada saat roboh anakan akan cepat tumbuh terutama pada saat hujan turun membasahi lantai
hutan. Tegakan Puspa dari kejauhan daun berwarna hujau tua ini sangat kontras dengan daunnya yang muda berwarna kemerahan saat musim hujan. Bunganya
yang berwarna putih berjatuhan di atas serasah dengan benang sari kuning sehingga menarik satwa untuk menikmati. Kera ekor panjang Macaca
fascicularis merupakan jenis mamalia yang hidup di pohon pucuk daun puspa merupakan santapan lezat bagi jenis primata ini.
b. Altingia excelsa Noronha Rasamala
Nama latin dari tumbuhan Rasamala adalah Altingia excelsa Noronha, anggota famili Hammalidaceae. Tumbuhan ini menyebar mulai dari Himalaya
menuju wilayah lembab di Myanmar hingga kawasan Semananjung Malaysia, Sumatera, dan pulau Jawa. Di Pulau Jawa, jenis tumbuhan ini hanya tumbuh di
wilayah barat yang memiliki ketinggian 500-1500 m dpl atau di hutan bukit atau pegunungan yang lembab. A. excelsa di wilayah Sumatera tersebar di daerah
Bukit Barisan. A. excelsa akan tumbuh subur pada daerah yang memiliki curah hujan 100 mm perbulan dan jenis tanahnya vulkanik. Tinggi tanaman ini dapat
mencapai 40-60 m dengan tinggi bebas cabang 20-35 m dan diameter 80 cm Martawijaya et al. 1989.
Kulit luar Rasamala berwarna coklat muda atau kelabu. Kulit kayunya halus, abu-abu, dan warna kayu merah. Pada pohon yang masih muda memiliki
tajuk yang rapat dan berbentuk piramid. Dengan bertambahnya usia tanam, maka pada pohon yang tua berangsur-angsur menjadi bulat. Letak daun bergiliran,
bentuknya lonjong, memiliki panjang 6-12 cm, lebarnya 2,5-5,5 cm, tepi daun bergerigi halus. Bunga berkelamin satu, bunga jantan, dan betina terpisah pada
pohon yang sama. Malai betina terdiri dar 14-18 bunga, berkumpul membentuk menyerupai kepala Martawijaya et al. 1989. Kayunya sangat awet walaupun
diletakkan langsung bersentuhan dengan tanah. Karena batang bebas cabangnya tinggi, maka kayunya cocok untuk kerangka jembatan, tiang, konstruksi, tiang
listrik dan telepon, serta penyangga rel kereta api. Selain itu, kayunya dimanfaatkan untuk konstruksi berat, rangka kendaraan, perahu dan kapal, lantai,
rakit, finir, dan plywood. Daun yang masih muda berwarna merah sering untuk sayur atau lalap. Di Jawa, daun yang telah ditumbuk halus digunakan sebagai
obat batuk. Getahnya berbau aromatik sebagai pengharum ruangan Agus et al. 2002
2.3 Konservasi Air dan Tanah