Curahan Tajuk Pembahasan dari Hasil Pengukuran Parameter Konservasi Air dan

condong ke atas daripada A. excelsa. Menurut Penman 1963, aliran batang akan lebih besar pada tumbuhan yang memiliki percabangan tegak dan batang berkulit licin. Percabangan tumbuhan S. wallichii lebih tegak dan lebih tinggi daripada tumbuhan A. excelsa, selain itu diameter batang tumbuhan S. wallichii berukuran 1,5 m, lebih besar daripada tumbuhan A. excelsa yang hanya 0,8 m. Menurut Dabral dan Rao 1968 dalam Aththorick semakin besar diameter pohon yang diteliti, semakin besar aliran batang yang terjadi. Tekstur batang A. excelsa kulit batang beralur ke samping, sedangkan pada batang S. wallichii kulit batang beralur lurus ke bawah membentuk kanal. Dengan demikian, air yang mengalir pada batang S. wallichii akan lebih besar dan cepat jatuh ke tanah. sehingga sesuai dengan hasil pengamatan bahwa aliran batang tumbuhan S.wallichii lebih besar dari pada tumbuhan A. excelsa. Selain daripada itu, diameter batang tumbuhan S.wallichii lebih besar daripada tumbuhan A. excelsa, serta morfologi kulit batang S.wallichii berbeda dengan A. excelsa. Pada kulit batang S.wallichii terbentuk kanal-kanal kecil, morfologi seperti ini akan mempermudah air turun ke permukaan tanah melalui batang, dengan demikian aliran batang pada S.wallichii lebih besar daripada A. excelsa. Peristiwa hujan merupakan salah satu rangkaian yang berperan dalam peredaran unsur hara. Unsur hara yang ada di daun akan tercuci oleh air hujan. Peredaran unsur hara dari atmosfer akan terbawa oleh air hujan melalui aliran batang dan curahan tajuk. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Indra Fermanto di DAS Cipeureu Hutan Gunung Walat Sukabumi tumbuhan S.wallichii menyumbangkan 0,014-1,327 kghath, dengan urutan terbesar hingga terkecil yaitu unsur nitrogen, kalium, pospor, kalsium, dan magnesium.

4.2.3 Curahan Tajuk

Berdasarkan hasil pengukuran selama 30 kali pengamatan diketahui bahwa rata-rata curahan tajuk untuk tumbuhan A. excelsa yaitu 5,43 mm dengan total 162,79 mm, sedangkan rata-rata curahan tajuk pada tumbuhan S. wallichii yaitu 4,02 mm, dengan total 120,60 mm Tabel 1. Tingginya curahan tajuk pada tumbuhan berhubungan erat dengan tebal tipisnya lapisan tajuk strata yang membentuk tegakan, suhu, dan kecepatan angin Zinke, 1967. Tumbuhan A. excelsa memiliki tajuk yang lebih lebar daripada S. wallichii A. excelsa rata- rata 4,22 meter dan S. wallichii 3,67 meter. Sedangkan tajuk S. wallichii rata- rata 5,97 meter lebih tebal dibandingkan dengan tajuk A. excelsa rata-rata 4,77 meter, selain daripada itu, susunan daun A. excelsa kurang rapat dibandingkan dengan susunan daun S. wallichii. Tata letak daun pada tumbuhan A. excelsa dan S. wallichii berbentuk spiral, walaupun keduanya memiliki tata letak daun yang spiral, tetapi memiliki deret fibonasi yang berbeda. Tumbuhan A. excelsa memiliki deret fibonasi 13, sedangkan S. wallichii 25. Besar sudut divergensi untuk tumbuhan A. excelsa adalah 120 dan tumbuhan S. wallichii 90 . Semakin rapat tatak letak daun dari suatu tumbuhan maka semakin kecil nilai deret fibonasinya. Terdapat hubungan yang positif anatara tata letak daun dengan besarnya curahan tajuk dari suatu tumbuhan. Ditinjau dari tata letak daun dan sudut divergensinya, tumbuhan S. wallichii memiliki tata letak daun yang lebih rapat daripada A. excelsa. Dengan demikian tumbuhan S. wallichii memiliki curahan tajuk yang lebih kecil daripada tumbuhan A. excelsa. Curahan tajuk tidak hanya sekedar peristiwa turunnya air hujan melalui tajuk semata, tetapi air yang mengalir tersebut akan mencuci unsur hara yang ada di permukaan daun, sehingga peristiwa curahan tajuk ini berperan dalam peredaran unsur hara. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Fermanto 2000 di DAS Cipeureu Hutan Pendidikan Gunung Walat Sukabumi terhadap tumbuhan S. Wallichii menunjukkan peristiwa curahan tajuk menyumbangkan unsur hara cukup tinggi, yaitu berkisar antara 0 - 7,728 kghatahun, dengan urutan terbesar hingga terkecil yaitu, N, K, P, Ca, dan Mg.

4.2.4 Intersepsi