53
5.2.3. Produksi Unit Penangkapan Ikan
Produksi ikan yang didaratkan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Pelabuhanratu selama tahun 2010 berfluktuasi. Jumlah produksi ikan paling banyak
pada bulan Juli, yaitu sekitar 831.688 Kilogram. Hal ini dikarenakan pada bulan Juli adalah musim timur atau selatan yang lebih sering disebut musim banyak ikan. Hasil
tangkapan ikan paling banyak diberikan oleh alat tangkap Long Line, Pancing Tonda, dan Jaring Rampus, yaitu 5.069.784 Kilogram, 888.403 Kilogram, dan 84.907
Kilogram. Produksi ikan tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel 15.
Tabel 15. Produksi Ikan Berdasarkan Jenis Alat Tangkap di PPNP tahun 2010
Bulan Produksi Berdasarkan Alat Tangkap Kg
Long Line
Gill Net
Ra- wai
P. Tonda
P. Ulur
Angk. Bagan
Payang Ram -pus
Purse Seine
Tr. Net
Januari 275.266
2.623 - 50.440
3.704 - 145.596 6.254 - 187
Februari 217.110
1.401 151 78.556 2.710 2.387 68.465 7.714 - 426
Maret 414.549
529 271
130.043 5.652 4.062 28.907 7.954 - 461
April 283.370
1.238 5 91.524
5.348 2.026 31.502 8.803 - 27
Mei 370.558
2.495 49 140.061
5.383 1.756 7.124 9.827
16.432 - Juni
564.095 877 -
118.820 3.199 1.005 9.082
6.908 - 81
Juli 632.813
150 556 118.851
814 12.967
43.217 7.155 15.165
-
Agustus 435.320
922 - 28.553
1.533 29.195 59.004 7.367 - - September 225.280
370 - 17.323
557 16.228 30.498 7.294 12.729 -
Oktober 540.988
2.336 313 46.999 1.792 6.739 37.989 5.937 3.781 -
November 572.348
1.036 - 25.273
8.812 - 50.462 5.414 - -
Desember 538.087
- - 41.960 1.352 -
3.161 4.280
4.358 -
Sumber: PPNP, 2011 Diolah
VI. KELEMBAGAAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA PERIKANAN DI PELABUHANRATU
Pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya perikanan di perairan Pelabuhanratu selama ini mengacu kepada peraturan formal yang ditetapkan dan
disahkan oleh pemerintah, baik pemerintah pusat Kementerian Kelautan dan Perikanan maupun pemerintah daerah Dinas Kelautan dan Perikanan. Selain itu ada
juga peraturan berupa kesepakatan bersama sesama masyarakat dan nelayan dalam mengelola dan memanfaatkan sumberdaya perikanan.
Mekanisme pasar bukanlah satu-satunya hukum atau aturan dalam sistem ekonomi, tetapi diperlukan juga hukum, aturan, atau kelembagaan lain yang bekerja
dalam sistem ekonomi tersebut. Kelembagaan dapat berbentuk sebuah relasi sosial yang melembaga non formal institution, atau dapat berupa lembaga dengan struktur
dan badan hukum formal institution. Pengelolaan sumberdaya ikan di Pelabuhanratu mengacu pada kedua bentuk kelembagaan tersebut.
6.1. Indentifikasi Kelembagaan Formaldan Informal yang Berlaku di Pelabuhanratu
Kelembagaan formal yang selama ini dijadikan acuan dalam pengelolaan sumberdaya perikanan di Perairan Teluk Pelabuhanratu adalah peraturan perundang-
undangan, antara lain sebagai berikut: 1
Undang-undang, antara lain UU No. 31 Tahun 2004 yang kemudian direvisi menjadi UU No. 45 Tahun 2009 tentang Perikanan. Akan tetapi isi undang-
undang terkait dari kedua undang-undang tetap diangkat sebagai acuan;