Analisis StakeholderAktor Metode Pengolahan dan Analisis Data

39 Tabel 6. Parameter dalam Analisis Konten Undang-Undang Parameter Analisis Tujuan Analisis

1. Demand

a. Pembatasan alat penangkapan Melihat konten undang-undang yang mengatur pembatasan alat tangkap di Perairan Pelabuhanratu b. Pembatasan jumlah nelayan Melihat undang-undang yang mengatur pembatasan jumlah nelayan yang boleh beroperasi di Perairan Pelabuhanratu c. Pembatasan jumlah kapal Melihat konten undang-undang yang mengatur jumlah kapalperahu yang boleh beroperasi di Perairan Pelabuhanratu d. Pembatasan akses Melihat konten undang-undang yang membatasi akses pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya ikan di Perairan Pelabuhanratu

2. Supply

a. Konservasi, pencemaran, dan penggunaan alat tangkap yang merusak laut Melihat konten undang-undang yang menyarankan untuk melakukan konservasi laut, larangan pencemaran laut, dan penggunaan alat tangkap yang merusak laut b. Daerah dan jalur penangkapan Melihat konten undang-undang yang mengatur daerah dan jalur penangkapan ikan c. Waktu dan musim penangkapan Melihat konten undang-undang yang mengatur waktu dan musim penangkapan ikan d. Ukuran dan berat minimum ikan yang boleh ditangkap Melihat konten undang-undang yang mengatur ukuran dan berat minimum ikan yang boleh ditangkap

4.4.3. Analisis StakeholderAktor

Salah satu pemicu gagalnya pengelolaan sumberdaya ikan di perairan Pelabuhanratu bisa disebabkan oleh ketidakjelasan peran setiap stakeholder yang seharusnya terlibat. Analisis stakeholder dilakukan terkait dengan pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya perikanan di perairan Pelabuhanratu, Kabupaten Sukabumi. Stakeholder atau aktor adalah oranglembagaorganisasi yang berperan di dalam pengelolaan sumberdaya ikan. Analisis ini dilakuan untuk mengetahui siapa saja, apa peran, dan bagaimana pelaksanaan tugas dari setiap stakeholder yang terkait dengan pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya perikanan. Analisis stakeholder ini juga 40 dilakukan guna menentukan dan menetapkan stakeholder yang diikutsertakan dalam strategi penguatan kelembagaan pemanfataan dan pengelolaan sumberdaya perikanan. Semua pihak atau stakeholder dianggap berperan penting dalam merumuskan suatu kebijakan, namun masing-masing stakeholder memiliki tingkat kepentingan dan pengaruh yang berbeda. Maka dari itu, analisis stakeholder dalam penelitian ini sangat perlu dilakukan. Ramirez 1999 menjelaskan bahwa analisis stakeholder mengacu pada seperangkat alat untuk mengidentifiikasi dan mendiskripsikan stakeholder atas dasar atributnya, hubungan timbal baliknya dan kepentingannya dalam kaitannya dengan isu atau sumberdaya yang ada. Tahapan analisis stakeholder dalam penelitian ini adalah: 1. Membuat tabel stakeholder, yang berisi informasi mengenai: a. Daftar stakeholder b. Kepentingan stakeholder, yaitu motif dan perhatiannnya pada kebijakan. Untuk melihat tingkat kepentingan aktor digunakan skala likert, yaitu antara 1 sampai 5, dimana; 5 = sangat tinggi; 4 = tinggi; 3 = cukup tinggi; 2 = kurang tinggi; 1 = rendah. Indikator tinggi dilihat dari seberapa penting pengeloaan sumberdaya ikan terhadap masing-masing stakeholder c. Pengaruh dari masing-masing stakeholder mengacu pada tingkat pengaruhnya dalam proses penyusunan kebijakan. Untuk penilaian tingkat pengaruh akan menggunakan skala likert yaitu antara 1 sampai 5, dimana; 5 = sangat kuat; 4 = kuat; 3 = rata-rata; 2 = lemah; 1 = sangat lemah. Indikator kuat atau lemahnya pengaruh dari setiap stakeholder adalah dilihat 41 dari tingkat kewenangannya dalam penyusunan kebijakan pengelolaan sumberdaya dalam hal ini sumberdaya perikanan di Pelabuhanratu termasuk dalam pembentukan kelembagaan. Tabel 7. Analisis Stakeholder pengelolaan sumberdaya perikanan di Pelabuhanratu Stakeholder Kriteria Evaluasi Keputusan Keterlibatan Kepentingan Pengaruh 2. Dari informasi pada Tabel 7, maka selanjutnya disusunlah diagram seperti Gambar 2. untuk menggambarkan tingkat kepentingan dan pengaruh masing- masing stakeholder dan posisi stakeholder apakah masuk kategori subjek, pemein, penonton, atau aktor. Informasi pada kuadran tersebut sekaligus akan menjadi dasar penentuan jumlah stakeholder yang perlu dilibatkan dan diikutsertakan dalam merumuskan strategi penguatan kelembagaan pengelolaan sumberdaya perikanan di Perairan Pelabuhanratu. Tinggi Kepentingan Rendah Tinggi Rendah Tinggi Pengaruh Gambar 2. Tingkat Kepentingan dan Pengaruh Stakeholder dalam Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Pelabuhanratu A Subjek C Penonton B Pemain D Aktor 42 Analisis stakeholder ini dilakukan untuk mengidentifikasi peran setiap aktor yang bermain dalam alokasi sumberdaya perikanan di perairan Pelabuhanratu yang dapat juga dilakukan dengan melihat secara detail konten undang-undang yang ada terkait pengendalian demand dan alokasi supply. Terlebih dahulu akan diindetifikasi undang-undang terkait yang mungkin saja undang-undang yang mengatur sudah dikeluarkan akan tetapi belum diterapkan atau bahkan tidak ada sama sekali peraturan yang mengatur terkait pengendalian supply dan demand perikanan baik lokal maupun nasional. Analisis ini juga untuk melihat peran aktor dalam kelembagaan dalam hal ini kelembagaan sebagai aturan main perikanan yang ada baik kelembagaan perikanan formal maupun non-formal yang ada di Pelabuhanratu. Analisis ini juga dilakukan untuk mengidentifikasi stakeholder beserta pengaruh dan kepentingannya dalam pengelolaan sumberdaya ikan di Perairan Pelabuhanratu. Stakeholder dalam penelitian ini kan dibagi berdasarkan pengaruh dan kepentingan serta perannya secara langsung atau tidak dalam pengelolaan sumberdaya ikan.

4.4.3. Analisis Konflik