Analisis Konflik Metode Pengolahan dan Analisis Data

42 Analisis stakeholder ini dilakukan untuk mengidentifikasi peran setiap aktor yang bermain dalam alokasi sumberdaya perikanan di perairan Pelabuhanratu yang dapat juga dilakukan dengan melihat secara detail konten undang-undang yang ada terkait pengendalian demand dan alokasi supply. Terlebih dahulu akan diindetifikasi undang-undang terkait yang mungkin saja undang-undang yang mengatur sudah dikeluarkan akan tetapi belum diterapkan atau bahkan tidak ada sama sekali peraturan yang mengatur terkait pengendalian supply dan demand perikanan baik lokal maupun nasional. Analisis ini juga untuk melihat peran aktor dalam kelembagaan dalam hal ini kelembagaan sebagai aturan main perikanan yang ada baik kelembagaan perikanan formal maupun non-formal yang ada di Pelabuhanratu. Analisis ini juga dilakukan untuk mengidentifikasi stakeholder beserta pengaruh dan kepentingannya dalam pengelolaan sumberdaya ikan di Perairan Pelabuhanratu. Stakeholder dalam penelitian ini kan dibagi berdasarkan pengaruh dan kepentingan serta perannya secara langsung atau tidak dalam pengelolaan sumberdaya ikan.

4.4.3. Analisis Konflik

Untuk menganalisis berbagai konflik antar pemangku kepentingan stakeholder dalam pemanfaatan sumberdaya ikan di perairan Pelabuhanratu digunakan pendekatan yang dilakukan oleh Fisher et al 2000 dalam Suhana 2008. Dalam metode analisis ini, sebelumnya harus dipahami terlebih dahulu mengapa konflik itu terjadi: 1 agar dipahami latar belakang dan sejarah suatu situasi dan kejadian-kejadian saat ini; 2 identifikasi kelompok yang terlibat, dan tidak hanya kelompok yang menonjol saja; 3 agar memahami pandangan semua kelompok dan 43 lebih mendalami bagaimana hubungan mereka satu sama lain; 4 identifikasi faktor- faktor dan kecenderungan-kecenderungan yang mendasari konflik; dan 5 agar belajar dari kegagalan dan juga kesuksesan. Analisis konflik ini guna mengetahui akar dari konflik yang selama ini terjadi antara nelayan kecil dan nelayan besar dalam pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya perikanan di perairan Pelabuhanratu dan berbagai konflik lainnya terkait pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya perikanan di tempat penelitian. Analisis ini diarahkan untuk mengkaji peran dan fungsi kelembagaan dan pemerintahan terkait dalam menyelesaikan konflik tersebut. Melalui analisis ini dapat diketahui sejauh mana kelembagaan telah melakukan perannya terkait pelayanan jasa kepada masyarakat. Menurut Suhana 2008, terdapat tiga sumber yang menjadi penyebab terjadinya konflik sumberdaya ikan di perairan Pelabuhanratu, yaitu produksi penangkapan nelayan payang terus menurun, meningkatnya jumlah bagan apung di perairan Pelabuhanratu, dan pelanggaran jalur penangkapan ikan. Hal ini yang kemudian akan memperparah kondisi supply dimana yang dioptimalkan hanyalah supply jangka pendek tanpa memikirkan persediaan stok ikan di masa mendatang. Konflik dalam hal ini terjadi karena keterbatasan resource system dalam menyediakan resource unit dalam hal ini sumberdaya perikanan. Salah satu peran kelembagaan dalam pengelolaan sumberdaya ikan mengatasi konflik yang terjadi. Analisis konflik ini menggunakan beberapa parameter, secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 8. 44 Tabel 8. Paremeter dalam Analisis Konflik Parameter Analisis Tujuan Analisis 1. Konflik Pemanfaatan assignment problem a. Jalur penangkapan Untuk melihat sejauh mana rebutan ruang pemanfaatan sumberdaya ikan menimbulan konflik diantara nelayan b. Penggunaan rumpon 2. Penggunaan alat tangkap a. Meningkatnya jaring angkat yang beroperasi di Pelabuhanratu Untuk melihat konflik akibat penggunaan alat tangkap dan sejauh mana kelembagaan berperan dalam mengatasi konflik tersebut 3. Right to access Property Right Melihat sejauh mana ketidakberadaan pembatasan akses nelayan non-lokal dapat menimbulkan konflik

V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

5.1. Keadaan Daerah Penelitian

5.1.1. Letak Geografis

Teluk Pelabuhanratu Kabupaten Sukabumi, merupakan salah satu daerah perikanan potensial di perairan selatan Jawa Barat. Pelabuhanratu merupakan Kecamatan dengan luas 10.287.985 ha yang terdiri dari delapan kelurahandesa, yaitu: Pelabuhanratu, Citepus, Citarik, Buniwangi, Cibodas, Cikadu, Tonjong, dan Pasirsuren . Kota Pelabuhanratu juga merupakan Ibukota Kabupaten Sukabumi. Batas wilayah Kecamatan Pelabuhanratu adalah sebagai berikut:  Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Cikidang  Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Simpenan  Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Bantar Gadung  Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Cikakak  Sebelah Barat Daya berbatasan dengan Samudra Indonesia

5.1.2. Keadaan Topografi

Secara tofografi, daerah Pelabuhanratu merupakan wilayah bertekstur kasar, dimana sebagian besar wilayahnya merupakan dataran bergelombang, terdiri dari daerah perbukitan, daerah aliran sungai serta pantai. Posisi geografis Kecamatan Pelabuhanratu terletak pada 06 75’ - 07 07’ LS dan 106 22’ – 106 33’ BT serta mempunyai panjang garis pantai sekitar 105 Km.