Debit air Fluktuasi tinggi muka air Situ IPB

43 Gambar 10. Curah hujan dan penguapan bulanan 2010 Terjadi peningkatkan curah hujan dari Januari sampai Februari dengan curah hujan tertinggi sebesar 460,7 mm. Curah hujan mengalami penurunan dengan puncak terendah pada bulan April sebesar 42,9 mm diikuti dengan tingginya penguapan sebesar 4,9 mm Gambar 10. Hal tersebut membuktikan bahwa terdapat bulan kering yang terjadi pada bulan April. Hal ini diduga dapat menyebabkan penyusutan volume air Situ IPB khususnya Situ Perikanan.

4.4.2 Debit air

Kesediaan air Situ IPB sangat tergantung dari curah hujan dan debit masukan air. Curah hujan yang tinggi akan menghasilkan aliran masuk yang tinggi. Hubungan curan hujan dengan debit rata-rata dua minggu, menunjukan bahwa peningkatan curah hujan berhubungan dengan pola debit air. Selama penelitian curah hujan tertinggi pada bulan Juni sebesar 206,9 mm dengan debit air rata-rata selama dua minggu sebesar 18,87 ldet, sedangkan jumlah curah terendah terjadi pada bulan April dengan jumlah curah hujan sebesar 42,9 mm dan debit air rata-rata sebesar 15,90 ldet. Debit rata-rata masukan air ke Situ Leutik selama pengamatan sebesar 17,33 ldet, dengan bertambahnya debit masukan pada Situ Leutik akan berpengaruh positif terhadap Situ Perikanan Gambar 11. 44 Gambar 11. Debit Inflow Situ LSI Curah hujan berhubungan dengan debit masukan yang terjadi di Situ Perikanan. Debit rata-rata masukan selama penelitian sebesar 22,81 ldet dengan debit keluaran lebih besar yaitu 28,81 ldet Gambar 12. Curah hujan memberikan pengaruh terhadap besarnya masuknya air ke dalam Situ IPB khususnya Situ Perikanan. Besarnya debit keluaran diduga juga menyebabkan penyusutan volume air Situ Perikanan. Besarnya debit keluaran dikarenakan pengaturan debit yang kurang baik sehingga air terbuang sia-sia. Gambar 12. Debit Inflow dan Outflow Situ IPB 45

4.4.3 Fluktuasi tinggi muka air Situ IPB

Fluktuasi tinggi air situ mempunyai pola yang sejalan dengan curah hujan. Tinggi air Situ Leutik dan Situ Perikanan memiliki karakteristik yang berbeda. Jumlah hujan yang jatuh di daerah tangkapan Situ IPB mengalami proses hidrologis dan akan diubah menjadi aliran yang kemudian akan masuk ke dalam Situ IPB. Curah hujan yang tinggi akan menghasilkan aliran yang tinggi pula, sehingga masuknya aliran air yang masuk ke dalam Situ IPB sangat dipengaruhi oleh kondisi iklim. Sehingga input air yang masuk akan berpengaruh tehadap fluktuasi tinggi muka air Situ IPB. Situ Leutik memiliki tinggi muka air yang cenderung stabil yaitu ± 350 cm. Diduga bahwa debit air yang masuk ke dalam Situ Leutik sama dengan debit keluar yang melewati dam yang berada di bawah jembatan LSI. Tinggi muka air Situ Perikanan mengalami fluktuasi antara 153-321 cm. Hal ini diduga karena perubahan curah hujan dan debit air yang keluar lebih besar daripada debit masukan. Tinggi muka air Situ Perikanan terendah terjadi pada bulan April sebesar 153,3 cm dan tinggi muka air tertinggi terjadi pada bulan Juni dengan curah hujan 330,9 mm dengan tinggi air maksimum 321 cm Gambar 13. Hal ini dibuktikan dari data Stasiun Klimatologi Darmaga Bogor, menunjukan bahwa curah hujan pada bulan April sebesar 42,9 mm yang menyebabkan penyusutan air Situ Perikanan. Gambar 13. Tinggi muka air Situ IPB Garis merah = Situ Leutik, garis biru=Situ Perikanan dan garis hijau = curah hujan 46 Fluktuasi air yang terjadi dapat berpengaruh terhadapat kualiatas air, dengan berkurang volume air Situ Perikanan bisa menyebabkan perubahan kualitas air juga semakin cepat. Keadaan ini dapat mengganggu organisme yang terdapat didalamnya. Bahkan menurut Basuki 2005 jika terjadi kemarau yang panjang maka air Situ Perikanan dapat dikatakan tidak berair.

4.5 Laju sedimentasi