Sedimentasi Pengelolaan Situ TINJAUAN PUSTAKA

15

2.6 Sedimentasi

Sedimentasi adalah pengendapan dari bahan organik dan anorganik yan tersuspensi di dalam air. Sedimentasi yang melalui erosi, transportasi dan pengendapan akan terjadi pada sungai, waduk, dan danau. Partikel unsur hara yang larut dalam aliran permukaan akan mengalir ke sungai, waduk, danau atau situ sehingga terjadi pendangkalan pada tempat tersebut. Faktor pengelolaan penanaman memberikan andil yang paling besar dalam mengurangi laju erosi yang dapat menyebabakan sedimentasi Kadoatie dan Sjarief 2008. Proses sedimentasi di daerah pengaliran dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti keadaan geologi dan topografi daerah. Faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan sedimen dalam air adalah kecepatan aliran, sifat aliran, distribusi ukuran, diameter sedimen dan kemampuan material untuk bergerak. Selain itu, sedimentasi juga dipengaruhi faktor-faktor erosi tanah, lereng dan vegetasi Sridaryanti 2008.

2.7 Pengelolaan Situ

Menurut Undang-undang nomor 5 tahun 1990 bahwa pengelolaan sumberdaya alam hayati pemanfaatnya harus dilakukan secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaanya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas dan keanekaragaman nilainya. Kegiatan konservasi alam dan hayati serta keseimbangan ekosistemnya bertujuan untuk terwujudnya kelestarian sumberdaya alam hayati serta keseimbangan ekosistemnya serta dapat lebih mendukung upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat dan mutu kehidupan masyarakat. Menurut Ayres 1997 in Basuki 2005 menyatakan bahwa permasalahan yang sering terjadi dalam pengelolaan kawasan perairan tergenang, termasuk situ, dan ekosistemnya antara lain : 1. Polusi air 2. Bahan-bahan pencemar yang mengancam danau dan waduk berasal dari berbagai sumber limbah domestik, industri, pertambangan dan run off dari lahan pertanian dan perkotaan. 3. Pemakaian air, konversi air, reklamasi danau dan waduk 16 Pemakaian air yang terlalu banyak dari danau atau waduk, reklamsi danau untuk pertanian dan budidaya dapat secara signifikan mengurangi volume air dan merusak habitat perairan bagi tumbuhan dan hewan. 4. Perubahan lingkungan perairan Penebangan dan konversi lahan untuk pertanian, pertambangan dan perusakan lainnya di sekitar danau akan menyebabkan pengendapan dan sedimentasi di danau atau waduk. Kondisi ini dapat mengurangi kapasitas danau untuk mengontrol banjir, memperpendek umur danau dan waduk, merusak habitat dan menurunkan produktivitas perairan. Berbagai upaya untuk memperbaiki dan mempertahankan keberadaan situ mulai dilakukan mulai dari pengerukan dasar dan peluasan badan perairan, perbaikan tali-tali air yang berhubungan aliran air masuk ke perairan situ. Dalam upaya mengelola dan mempertahankan situ atau danau-danau dangkal perlu dipahami karakteristik sistem perairan tersebut mengingat perairan situ merupakan suatu ekosistem tersendiri yang terdiri dari kompone-komponen biotik, abiotik dan saling berinteraksi serta sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor dari luar sistem perairan. Oleh karena itu dalam memperbaiki situ tidak hanya memperhatikan satu komponen saja seperti komponen fisik, tetapi juga mempertimbangkan keseimbangan ekologi Ubaidillah dan Maryanto 2003. Perlu ditetapkannya suatu kebijakan pengelolaan situ–situ di wilayah Jabodetabek yang mencangkup keterpaduan yaitu strategi pengelolaan situ secara lintas sektoral; kemitraan dengan masyarakat agar mereka dapat merasakan bahwa ekosistem situ adalah suatu proses alami yang dapat memberikan keuntungan langsung atau tidak langsung dan dapat mengakibatkan mengalami kerusakan dan mendapatkan bencana bila keadaan terganggu; keseimbangan ekologis dalam pengelolaan kawasan budidaya-non budidaya dan sosial ekonomi; kesejahteraan masyarakat sekitar situ diupayakan selaras dengan upaya konservasi situ dan keberlanjutan upaya konservasi situ yang berfungsi sebagai resapan air, tampungan air, sumber air baku, perlindungan plasma nutfah dan merupakan suatu kawasan lindung. 17 Untuk pemulihan fungsi situ, rawa dan danau sebagai pengimbuh air tanah perlu dilakukan Ubaidillah dan Maryanto 2003 : 1. Melaksanakan perundang-undangan yang berlaku. a. Sebagaimana tertulis di dalam UU No 111974 dan Peraturan Pemerintah No 321990 Ps 17 18. Situ juga termasuk kekayaan alam yang dikuasai oleh Negara. Dengan demikian Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah harus mendata seluruh situ yang berada di wilayahnya serta mengelompokannya sebagaimana mestinya. b. Melaksanakan Keputusan Mentri Lingkungan Hidup Kep- 03MENLH11998 tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi kawasan industri. c. Menyusun Peraturan Pemerintah perihal pengelolaan limbah rumah tangga. 2. Meniadakan pencemaran air terutama sumber air situ, rawa, yang berasal dari sungai dengan jalan : membuat dan menampung air limbah rumah-tangga, membersihkan secara gabungan dari bahan pencemar, setelah airnya bebas dari bahan pencemar baru dialirkan keperairan umum, situ atau rawa. Penghilangan bahan pencemar dapat dilakukan dengan mengintroduksi berbagai macam jenis bakteri pengikat bahan pencemar. 3. Merehabilitasi situ dan rawa dengan jalan : a. Membuat peta batimetri setiap situ dan rawa. b. Menangggulangi proses sedimentasi dengan mengetahui penyebabnya. c. Membuat jalan melingkari situ dan rawa di batas sempadan sehingga sebagai pembatas kawasan situ dan rawa. d. Menghijaukan sempadan situ dengan ekosistem alami sehingga sempadan situ berfungsi sebagai penahan erosi. e. Menghidupkan tali-tali air sehingga sumber air situ dan rawa lebih terjamin. f. Mengeruk lumpur dan sampah yang berada di dalam situ dan rawa beserta tali tali airnya.

3. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di perairan Situ IPB, Kampus IPB Desa Babakan, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Kegiatan ini dilakukan pada bulan April- Juni 2010. Pelaksanaan penelitian terdiri dari tiga tahap yaitu penelitian pendahuluan, pengumpulan data primer dan sekunder serta analisis data. Data yang dipergunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan sekunder. a. Data primer Data primer didapat dengan menggunakan metode survei lapangan untuk mengetahui kondisi di lapangan yang sedang terjadi. Data yang di ambil meliputi morfometri situ, kualitas air, fluktuasi tinggi muka situ, debit inflow dan outflow, laju sedimentasi, tekstur substrat tanah, permeabilitas, dan porositas. b. Data sekunder Data sekunder diperoleh dari pengumpulan data-data laporan meliputi curah hujan dan evaporasi. Gambar 2. Lokasi penelitian dan lokasi titik pengamatan