Penentuan Angka Bentuk Pohon Penentuan kusen bentuk pohon Deskripsi statistik pohon contoh Korelasi antar dimensi pohon

3.3.2 Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan pada penelitian ini ada dua macam yaitu data primer dan data sekunder. Data primer berupa data dimensi pohon meliputi : diameter pangkal, diameter setinggi dada, diameter bebas cabang, diameter per seksi, diameter tajuk, tinggi total, tinggi bebas cabang, serta tinggi tajuk setiap pohon contoh. Data sekunder yang diambil berupa keadaan umum lokasi pengambilan data yaitu di hutan pendidikan gunung walat. Pengukuran diameter perseksi batang dimulai dari pangkal batang hingga tinggi pada diameter 10 cm dengan panjang perseksi masing-masing 2 m atau jika pohon berbanir pengukuran dimulai dari atas banir. 3.4 Pengolahan Data 3.4.1 Perhitungan Volume Pohon Contoh Volume yang dihitung adalah volume batang perseksi dengan menggunakan rumus Smalian yaitu: Vi = Bp + Bu x L 2 Ket : Vi = volume batang seksi m 3 Bp = luas bidang dasar pangkal seksi m 2 Bu = luas bidang dasar ujung seksi m 2 L = panjang seksim Dengan luas bidang dasar LBDS yaitu: B = ¼ π D100 2 Ket: D = diameter seksi cm Sedangkan untuk menghitung volume pohon aktual dapat dihitung dengan rumus : Va = ∑ Vi

3.4.2 Penentuan Angka Bentuk Pohon

Angka bentuk pohon f ditentukan dengan cara membandingkan volume aktual yang diperoleh dengan menggunakan rumus Smalian dengan volume silindernya, yaitu : f = VaVs di mana : Va = Volume aktual pohon Vs = Volume silinder, Terdapat dua macam angka bentuk yang akan dicari, yaitu : a. Angka bentuk setinggi dada fbh fbh = Va 0.25 Πdbh 2 Tbc b. Angka bentuk absolut fabs fabs = Va 0.25 ΠDp 2 Tbc di mana : Va = volume pohon sebenarnya Tbc = tinggi bebas cabang Dbh = diameter setinggi dada Dp = diameter pangkal fbh = angka bentuk setinggi dada fabs = angka bentuk absolut

3.4.3. Penentuan kusen bentuk pohon

Terdapat dua macam kusen bentuk yang dicari, yaitu: a. Kusen bentuk normal = D 0.5T Dbh b Kusen bentuk absolut = D 0.5T D 10T Ket: D 0.5T = diameter pada ketinggian setengah dari tinggi pohon D10T= diameter pada ketinggian 10 dari tinggi pohon

3.4.4. Deskripsi statistik pohon contoh

Untuk menggambarkan karakteristik biometrik pohon agathis perlu diketahui deskripsi statistik dari pohon contoh yang diukur. Data statistik yang diukur seperti banyaknya contoh n, nilai minimum dan nilai maksimum data yang diukur, serta rata-rata atau nilai tengah mean. Nilai ini ditentukan dengan membandingkan antar dimensi yang satu dengan dimensi yang lain. Rasio dimensi-dimensi pohon agathis yang diukur seperti: 1. diameter pangkal Dp diameter setinggi dada Dbh 2. diameter bebas cabang Dbc diameter setinggi dada Dbh 3. diameter bebas cabang Dbc diameter pangkal Dp 4. diameter pangkal Dp diameter tajuk Dt 5. diameter setinggi dada Dbh diameter tajuk Dt 6. diameter pangkal Dp banyak cabang 7. panjang tajuk Ttajuk banyak cabang 8. panjang tajuk Ttajuk tinggi total Ttotal 9. tinggi bebas cabang Tbc tinggi total Ttotal.

3.4.5. Korelasi antar dimensi pohon

Data dimensi pohon diameter pangkal, diameter setinggi dada, diameter bebas cabang, diameter tajuk, tinggi total, tinggi bebas cabang, dan tinggi tajuk yang didapat dari hasil pengukuran akan dilakukan perhitungan secara matematis. Setelah itu akan dicari koefisien korelasinya untuk mengetahui hubungan antar peubah, apakah antar kedua peubah saling bergantung atau tidak. Koefisien ini akan membantu dalam menggambarkan karakteristik biometrik pohon agathis. Nilai koefisien korelasi r merupakan variabel yang dapat menunjukkan keeratan hubungan antar dimensi pohon. Besarnya nilai r berkisar antara -1 sampai +1. Jika nilai r = -1 maka hubungan diameter dengan tinggi merupakan korelasi negatif sempurna dan sebaliknya jika nilai r = +1 maka hubungan diameter dengan tinggi merupakan korelasi positif sempurna. Bila r mendekati -1 atau +1 maka hubungan antara peubah itu kuat dan terdapat korelasi yang tinggi antara keduanya Walpole 1997.

3.4.6. Penyusunan persamaan regresi