Tabel 3 Deskripsi statistik rasio antar dimensi pohon agathis. Rasio antar dimensi
Minimal Maksimal
Rata-rata Dpdbh
Dbcdbh Dbcdp
Dpdtajuk Dbhdtajuk
Ttajukttot Tbcttot
0.917 0.274
0.246 0.055
0.044 0.119
0.332 1.469
0.806 0.754
0.337 0.301
0.668 0.881
1.143 0.566
0.497 0.135
0.118 0.411
0.589
5.3. Korelasi antar dimensi pohon
Kekuatan hubungan linear antar dimensi pohon dapat diukur dari besarnya nilai koefisien korelasi r. Nilai koefisien korelasi ini menyatakan apakah antara dua
peubah saling berubah bersamaan dan tidak menggambarkan hubungan sebab akibat antara dua peubah tersebut.
Sel pada baris pertama dalam Tabel 4 menunjukkan besarnya persen korelasi antar dimensi. Sedangkan baris kedua menunjukkan besarnya nilai-p, dimana antar
kedua dimensi akan memiliki korelasi yang sangat nyata bila nilai-p 0.01, nyata pada nilai-p antara 0.01 – 0.05 dan korelasi tidak nyata pada saat nilai-p
≥ 0.05. Diameter pangkal memiliki hubungan paling erat dengan diameter setinggi
dada yang berkorelasi sangat nyata. Begitu pula sebaliknya, diameter setinggi dada memiliki hubungan paling erat dengan diameter pangkal. Keseluruhan dari koefisien
korelasinya bernilai positif, berarti bahwa setiap peningkatan diameter pangkal akan diikuti oleh peningkatan dimensi yang lainnya.
Diameter bebas cabang berkorelasi tidak nyata dengan tinggi bebas cabang. Hal ini dapat dilihat dari nilai-p nya yang melebihi tingkat nyata 0.05. Nilai koefisien
korelasinya bernilai negatif, yang berarti setiap peningkatan diameter bebas cabang diikuti dengan penurunan tinggi bebas cabang. Begitu pula dengan diameter tajuk dan
tinggi tajuk.
Tinggi total memiliki korelasi sangat nyata terbesar dengan tinggi tajuk, sementara tinggi bebas cabang memiliki korelasi sangat nyata terbesar dengan tinggi
total. Matrik hasil korelasi antar dimensi pohon agathis dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4 Korelasi antar dimensi pohon Agathis. Dimensi Dp
Dbh Dbc
Dtajuk Ttot
Tbc Ttajuk
Dp 0.962
a
0.000
b
0.791
a
0.000
b
0.355
a
0.000
b
0.590
a
0.000
b
0.235
a
0.010
b
0.492
a
0.000
b
Dbh 0.962
a
0.000
b
0.821
a
0.000
b
0.333
a
0.000
b
0.611
a
0.000
b
0.226
a
0.013
b
0.523
a
0.000
b
Dbc 0.791
a
0.000
b
0.821
a
0.000
b
0.238
a
0.001
b
0.566
a
0.000
b
-0.049
a
0.593
b
0.685
a
0.000
b
Dtajuk 0.355
a
0.000
b
0.333
a
0.000
b
0.238
a
0.001
b
0.067
a
0.674
b
0.129
a
0.362
b
-0.024
a
0.821
b
Ttot 0.590
a
0.000
b
0.611
a
0.000
b
0.566
a
0.000
b
0.067
a
0.674
b
0.512
a
0.000
b
0.746
a
0.000
b
Tbc 0.235
a
0.010
b
0.226
a
0.013
b
-0.049
a
0.593
b
0.129
a
0.362
b
0.512
a
0.000
b
-0.191
a
0.037
b
Ttajuk 0.492
a
0.000
b
0.523
a
0.000
b
0.685
a
0.000
b
-0.024
a
0.821
b
0.746
a
0.000
b
-0.191
a
0.037
b
Ket:
a
Nilai Korelasi Pearson
b
Nilai-p
Secara keseluruhan hubungan tererat adalah hubungan antara diameter pangkal dengan diameter setinggi dada, dilihat dari nilai koefisien korelasi sebesar
0,962. Sebagian besar dari koefisien korelasi bernilai positif, menyatakan setiap peningkatan satu dimensi akan diikuti dengan peningkatan dimensi lainnya yang
berhubungan.
5.4. Persamaan Regresi Antar Dimensi