sonokeling Dalbergia latifolia, akasia Acacia auriculiformis, Acacia mangium, jati Tectona grandis, rasamala Altingia excelsa dan Shorea sp. Di HPGW paling
sedikit ada 44 jenis tumbuhan, termasuk 2 jenis rotan dan 13 jenis bambu. Selain itu terdapat tumbuhan obat sebanyak 68 jenis.
Potensi tegakan hutan ± 10.855 m
3
kayu damar, 9741 m3 kayu pinus, 464 m3 puspa, 132 m3 sengon, dan 88 m3 kayu mahoni. Pohon damar dan pinus juga
menghasilkan getah kopal dan getah pinus. Di HPGW juga ditemukan lebih dari 100 pohon plus damar, pinus, kayu afrika sebagai sumber benih dan bibit unggul Badan
Eksekutif Hutan Pendidikan Gunung Walat 2009. 4.5 Satwa
Di area HPGW terdapat beranekaragam jenis satwa liar yang meliputi jenis- jenis mamalia, reptillia, burung, dan ikan. Dari kelompok jenis mamalia terdapat babi
hutan Sus scrofa, monyet ekor panjang Macaca fascicularis, kelinci liar Nesolagus sp, meong congko Felis bengalensis, tupai Calociurus sp.j,
trenggiling Manis javanica¸musang Paradoxurus hermaphroditic. Dari kelompok jenis burung Aves terdapat sekitar 20 jenis burung, antara lain Elang Jawa, Emprit,
Kutilang, dll. Jenis-jenis reptilia antara lain, biawak, ular, dan bunglon. Terdapat berbagai jenis ikan sungai seperti ikan lubang dan jenis ikan lainnya. Selain itu
terdapat pula lebah hutan Badan Eksekutif Hutan Pendidikan Gunung Walat 2009.
4.6 Panorama Alam dan Fasilitas
Panorama alam dan iklim mikro yang sejuk merupakan objek rekreasi yang dominan di HPGW, terutama karena bentang alam perbukitan yang memanjang dari
ujung barat ke timur. Fasilitas dan kapasitas untuk pendidikan dan latihan yang telah dibangun
adalah gedung serba gunaaula 280-300 orang, asrama 190-220 orang, ruang kuliah 120-160 orang, wisma tamu 40 orang, mushola 250 orang, ruang kerja,
kantor, ruang informasi, tempat parkir, ruang makan dan MCK, sedangkan fasilitas rekreasi yang telah ada adalah jalan setapak, gardu pandang, gardu istirahat, areal
perkemahan, dan papan-papan petunjuk Badan Eksekutif Hutan Pendidikan Gunung Walat 2009.
4.7 Penduduk Sekitar
Penduduk di sekitar HPGW umumnya memiliki mata pencaharian sebagai petani, peternak, tukang ojek, pedagang hasil pertanian, dan buruh pabrik. Pertanian
dilakukan berupa sawah lahan basah dan lahan kering. Hasil pertanian dari lahan agroforestry seperti singkong, kapulaga, pisang, cabe, padi gogo, kopi, sereh dll
Badan Eksekutif Hutan Pendidikan Gunung Walat 2009.
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Sebaran Pohon Contoh
Pohon contoh sebanyak 120 pohon dipilih secara purposive, yaitu pohon yang tumbuh normal dan sehat, sehingga dapat memenuhi keterwakilan keadaan pohon
secara umum dalam populasi serta memenuhi keterwakilan kelas ukuran dimensi pohon. Pengukuran pohon contoh dilakukan pada 120 pohon yang dikelompokkan
menjadi 14 kelas diameter setinggi dada. Pembagian kelas diameter setinggi dada dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Kelas diameter setinggi dada pohon contoh agathis. No
Kelas Dbh cm Jumlah
1 20-24.9 2
2 25-29.9 2
3 30-34.9 2
4 35-39.9 13
5 6
7 8
9 10
11 12
13 14
40-44.9 45-49.9
50-54.9 55-59.9
60-64.9 65-69.9
70-74.9 75-79.9
80-84.9 85-89.9
10 11
15 15
15 15
10 4
2 3
Data yang diukur meliputi diameter pangkal Dp, diameter setinggi dada Dbh, diameter bebas cabang Dbc, diameter per seksi, diameter tajuk Dt, panjang
seksi batang, tinggi total T total, tinggi bebas cabang Tbc, tinggi tajuk T tajuk dari setiap pohon contoh. Data yang diambil tersebut merupakan informasi awal
dalam mengenali karakteristik biometrik agathis yang selanjutnya dilakukan perhitungan matematis sehingga didapat karakteristik yang lebih detail.
Tabel 2 Deskripsi statistik dimensi pohon contoh. Dimensi
Nilai minimum Nilai maksimum
Rata-rata Diameter setinggi dada cm
Diameter pangkal cm Diameter bebas cabang cm
Diameter tajuk m Tinggi total m
Tinggi bebas cabang m Tinggi tajuk m
20.5 21
10.3 1.96
16.1 10.8
2.4 89.2
107.7 61.6
9.70 45.8
27.3 24.9
56.162 63.979
32.128 5.05
34.835 20.288
14.548
Deskripsi statistik dimensi pada Tabel 2 merupakan rekapitulasi data hasil pengukuran dimensi pohon pada berbagai kelas diameter yang diperoleh dari
pengukuran langsung di lapangan. Dari Tabel 2 diketahui bahwa tinggi total maksimum pohon Agathis loranthifolia di HPGW adalah 45.8m, di mana hal ini tidak
melewati batasan karakteristik biometrik Agathis loranthifolia yaitu bahwa tinggi total Agathis loranthifolia maksimum mencapai 55m Martawijaya et al. 1981.
5.2. Rasio Antar Dimensi Pohon Rasio antar dimensi pohon yang diukur meliputi diameter pangkal
Dpdiameter setinggi dada Dbh, diameter bebas cabang Dbc diameter setinggi dada Dbh, diameter bebas cabang Dbc diameter pangkal Dp, diameter pangkal
Dp diameter tajuk Dt, diameter setinggi dada Dbhdiameter tajuk Dt, tinggi tajuk T tajuk tinggi total T total dan tinggi bebas cabang Tbc tinggi total T
total. Rasio antar dimensi pohon dimaksudkan untuk mendapatkan besarnya nilai salah satu dimensi jika dimensi yang lainnya diketahui.
Tabel 3 Deskripsi statistik rasio antar dimensi pohon agathis. Rasio antar dimensi
Minimal Maksimal
Rata-rata Dpdbh
Dbcdbh Dbcdp
Dpdtajuk Dbhdtajuk
Ttajukttot Tbcttot
0.917 0.274
0.246 0.055
0.044 0.119
0.332 1.469
0.806 0.754
0.337 0.301
0.668 0.881
1.143 0.566
0.497 0.135
0.118 0.411
0.589
5.3. Korelasi antar dimensi pohon