Tinggi pohon adalah jarak antara titik yang diukur tingginya pada pohon dengan proyeksinya pada bidang horizontal. Untuk menentukan volume kayu tebal
digunakan tinggi pohon yang diukur sampai pada bagian batang berdiameter 7 cm dengan kulit Suhendang 1990.
Untuk jenis kayu konifer yang digunakan untuk pulp, tinggi batang yang mempunyai nilai jual merchantable diukur dari permukaan tanah hingga ketinggian
pada`diameter batang 10 cm Husch et al. 2003.
2.3 Bentuk Batang
Angka Bentuk Batang f didefinisikan sebagai perbandingan atau rasio antara volume batang yang sebenarnya dengan volume silinder yang memiliki tinggi atau
panjang sama. Berdasarkan diameter yang digunakan untuk menghitung volume silindernya, angka bentuk dibedakan atas : 1 angka bentuk mutlak ; 2 angka
bentuk buatan ; 3 angka bentuk normal. Angka bentuk mutlak absolute form factor
adalah angka bentuk di mana volume silindernya menggunakan lbds berdasarkan diameter pada pangkal batang. Angka bentuk buatan artificial form
factor adalah angka bentuk di mana volume silindernya menggunakan lbds
berdasarkan dbh. Sedangkan angka bentuk normal true form factor adalah angka bentuk di mana volume silindernya menggunakan lbds berdasarkan diameter pada
ketinggian 110 tinggi pohon. Oleh karena dbh biasa digunakan sebagai ciri diameter pohon, maka angka bentuk yang sering digunakanpun adalah angka bentuk buatan.
Kusen bentuk adalah nilai dari perbandingan antara diameter atas dan diameter bawah batang pohon, dikarenakan setiap batang pohon tidak berbentuk
silindris sehingga ada faktor keruncingan. Macam kusen bentuk ada dua, yaitu kusen bentuk normal dan kusen bentuk absolute. Dimana kusen bentuk normal merupakan
perbandingan antara diameter pada ketinggian setengah dari tinggi pohon dengan diameter setinggi dada dan kusen bentuk absolut merupakan perbandingan antara
diameter pada ketinggian setengah dari tinggi pohon dengan diameter pada ketinggian 10 dari tinggi pohon, dihitung dari pangkal pohon Belyea 1950.
Banyak peneliti telah mencoba menjelaskan bentuk batang berbagai macam jenis pohon. Tetapi teori yang telah dikembangkan tidak ada yang dapat menjelaskan
semua variasi bentuk
batang pohon.
Oleh karena itu, persamaan taper sangat
diperlukan untuk memprediksi volume pohon berdiri dan memberikan informasi tentang ketinggian dan diameter pohon Filho 1999.
Menurut Husch et al. 2003, taper diartikan sebagai suatu bentuk yang meruncing. Sedangkan definisi taper pohon adalah pengurangan atau semakin
mengecilnya diameter batang atau seksi batang pohon dari pangkal hingga ujungnya. Taper pohon ini secara umum disebut pula bentuk batang atau lengkung bentuk.
Menurut Husch 1963 bentuk batang dibagi menjadi dua tipe, yaitu : 1. Excurrent, yaitu bentuk batang yang teratur dan lurus memanjang yang biasanya
terdapat pada jenis-jenis conifer atau daun jarum. 2. Deliquescient, yaitu pohon yang berbentuk tidak teratur, dimana pada ketinggian
tertentu bercabang-cabang besar yang banyak dijumpai pada jenis-jenis kayu berdaun lebar.
Menurut Husch et al. 2003, bentuk-bentuk batang yang menyusun suatu pohon ada 4 macam, yaitu silinder, paraboloid, kerucut, dan neiloid. Keempat macam
bentuk batang tersebut tidak selalu ada pada pohon, namun yang sering dijumpai adalah bentuk neiloid, kerucut, dan paraboloid.
2.4 Korelasi Linier Antar Peubah