Analisis Deskriptif Interaksi Spasial

3.4.6 Analysis Hierarchy Process AHP

Untuk mengetahui arahan kebijakan pembangunan di Kota Sabang, dilakukan analisis dengan menggunakan metode Analysis Hierarchy Process AHP. Untuk mendapatkan skoring yang diperlukan, dilakukan penyebaran kuesioner dan wawancara dengan berbagai unsur yakni Pemda, DPRD, BPKS, swasta, akademisi dan LSM. Tujuan utama yang ingin diperoleh dari metode AHP ini adalah ingin menjaring persepsi awal tentang prioritas utama yang perlu dilakukan dalam kebijakan pembangunan di Kota Sabang. Metode sampling yang digunakan adalah purposive sampling , dengan kriteria responden adalah pihak- pihak yang terlibat langsung atau minimal pernah terlibat dalam perumusan kebijakan pembangunan di Kota Sabang. Kriteria responden tersebut dimaksudkan agar jawaban yang diperoleh dapat mencerminkan kondisi yang lebih realistis dalam perumusan kebijakan pembangunan. Analisis AHP dilakukan dengan Microsoft Excel. Dalam analisis ini, langkah-langkah yang dilakukan dalam metode AHP adalah Saaty 1980 : 1. Mengidentifikasimenetapkan masalah-masalah yang muncul. 2. Menetapkan tujuan, kriteria dan hasil yang ingin dicapai. 3. Mengidentikasi kriteria-kriteria yang yang mempunyai pengaruh terhadap masalah yang ditetapkan. 4. Menetapkan struktur hierarchy. Menurut Saaty 1980 hirarkhi adalah suatu sistem yang tersusun dari beberapa leveltingkatan, dimana masing-masing tingkat mengandung beberapa unsur atau faktor. Hal yang dilakukan dalam suatu hirarkhi adalah mengukur pengaruh berbagai kriteria yang terdapat pada hirarkhi. Pada umumnnya masalah dasar yang muncul dalam penyusunan hirarkhi adalah menentukan level tertinggi dari berbagai interaksi yang terdapat pada berbagai level. 5. Menentukan hubungan antara masalah dengan tujuan, hasil yang diharapkan, pelaku obyek yang berkaitan dengan masalah, nilai masing-masing faktor. 6. Membandingkan alternatif-alternatif comparative judgement. 7. Menentukan faktor -faktor yang menjadi prioritas Synthesis of priority . 36 8. Menentukan urutan alternatif-alternatif dengan memperhatikan logical consistency. Tabel 6. Rincian Data Calon Responden AHP dan A’WOT No. Asal Responden Jumlah orang 1. Unsur Pemerintah: a. Bapedda Kota Sabang 3 b. Bagian Perekonomian Setda Kota Sabang 1 c. Bagian Pembangunan Setda Kota Sabang 1 d. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Sabang 1 e. Dinas Kelautan dan Perikanan 1 f. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata 1 g. DPRD 1 2. Unsur Non Pemerintah: Badan Pengusahaan Pelabuhan dan Perdagangan Bebas Kota Sabang BPKS 2 3. Unsur Akademisi: a. Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan UNSYIAH 1 b. Tenaga Pengajar dosen Ekonomi Pembangunan UNSYIAH 1 4. Unsur Lembaga Swadaya Masyarakat LSM: a. Yayasan Peduli Sabang 1 b. Forum Rakyat Penyelamatan Negeri Aceh Sabang FORPENAS 1 5. Unsur Swasta: Pengusaha yang bergerak dibidang pengolahan dan pemasaran hasil industri 1 Jumlah responden 16 Data yang dianalisis diperoleh dari hasil kuesioner terhadap para responden terpilih yang terdiri dari unsur -unsur Pemda, DPRD, Swasta, Akademisi, BPKS dan LSM Tabel 6. Penyebaran kuesioner dilakukan pada saat penelitian. Skor yang diberikan oleh setiap responden bersifat subyektif, artinya sesuai dengan persepsi masing-masing responden terhadap kebijakan pembangunan di Kota Sabang. Nilai skor yang diperoleh dari hasil kuesioner tersebut dianalisis dengan bantuan program Microsoft Excel. Dengan memperhatikan tahapan-tahapan di atas, maka rancangan struktur hierarkhi AHP dalam penelitian ini seperti yang terlihat pada Gambar 5.