dilanjutkan hingga ke P. Rubiah. Selain pemandangan alam bawah laut, potensi wisata yang dapat dikelola dari Iboih dan Gapang adalah wisata memancing
game fishing. Potensi pariwisata ini merupakan peluang untuk menarik kunjungan wisatawan dunia dengan semua fasilitas berskala internasional.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Penelahaan Makro
Perekonomian di Kota Sabang secara umum didominasi oleh sektor jasa- jasa, perdagangan hotel dan restoran, bangunan, industri pengolahan dan
pengangkutan dan komunikasi. Hal tersebut dilihat berdasarkan besarnya kontribusi sektor tersebut terhadap Produk Domestik Regional Bruto PDRB kota
Sabang pada tahun 2010. Untuk mengetahui lebih mendalam sektor-sektor ekonomi yang merupakan sektor unggulan maka dilakukan analisis Location
Quotient LQ, Shift Share Analysis SSA dan analisis Input-Output I-O.
5.1.1 Sektor Unggulan di Kota Sabang
Salah satu sasaran pembangunan ekonomi wilayah dalam jangka panjang adalah terjadinya pergeseran struktur ekonomi wilayah yang terjadi sebagai akibat
dari kemajuan pembangunan yang dicapai oleh suatu wilayah. Tidak semua sektor ekonomi memiliki kemampuan tumbuh yang sama. Oleh karena itu, dalam
perencanaan pembangunan suatu wilayah diantaranya harus dapat memanfaatkan keberadaan sektor-sektor basis yang dianggap bisa menjadi penggerak
pertumbuhan ekonomi. Indikator yang dapat digunakan untuk mengetahui aktivitas ekonomi yang
merupakan sektor basis dan non basis adalah melalui metode Location Quotient LQ. Metode ini merupakan perbandingan relatif antara kemampuan sektor yang
sama pada daerah yang cakupannya luas dalam suatu wilayah. Data PDRB per sektor dapat digunakan untuk mengidentifikasi sektor unggulan berdasarkan
besaran nilai tambah yang dihasilkan.Variabel yang digunakan sebagai ukuran untuk menentukan sektor unggulan di Kota Sabang dalam analisis LQ adalah nilai
PDRB sektoral atas dasar harga konstan tahun 2000 Kota Sabang dengan wilayah referensi Propinsi Aceh tahun 2010.
Hasil perhitungan analisis LQ pada tahun 2010 menunjukkan bahwa sektor- sektor yang menjadi sektor unggulan di Kota Sabang ada lima sektor yaitu 1
sektor bangunan, 2 sektor jasa-jasa, 3 sektor listrik gas dan air minum, 4 industri pengolahan dan 5 keuangan, real estate dan jasa perusahaan.
Berdasarkan hal tersebut maka terdapat pemusatan aktivitas ekonomi pada lima
sektor tersebut di Kota Sabang sehingga memiliki potensi yang lebih daripada wilayah lainnya atau dengan kata lain bahwa sektor tersebut memiliki keunggulan
komparatif di Propinsi Aceh. Hal ini jelas terlihat dengan dibukanya kembali Pelabuhan Bebas Sabang yang pada saat ini sedang dilakukan pembangunan-
pembangunan yang mendukung dibukanya Pelabuhan Bebas Sabang, sehingga diharapkan perekonomian di Kota Sabang kembali bergerak maju. Oleh karena
itu, pemerintah Kota Sabang perlu memperhatikan pengembangan keempat sektor tersebut melalui alokasi pembiayaan pembangunan, sehingga diharapkan dapat
meningkatkan pertumbuhan dari setiap sektor tersebut maupun nilai PDRB secara keseluruhan.
Sektor yang menjadi sektor non basis di Kota Sabang ada empat sektor yaitu 1 sektor pertanian, 2 sektor pertambangan dan penggalian, 3 sektor
perdagangan, hotel dan restoran dan 4 sektor pengangkutan dan komunikasi. Hasil analisis LQ secara lengkap disajikan pada Tabel 26.
Tabel 26. Nilai LQ Sektor Ekonomi Kota Sabang Sektor
Nilai LQ Keterangan
Pertanian 0,45
Sektor Non Basis Pertambangan dan Penggalian
0,13 Sektor Non Basis
Industri Pengolahan 1,44
Sektor Basis Listrik, Gas dan Air Minum 1,77
Sektor Basis
Bangunan 2,44 Sektor
Basis Perdagangan, Hotel dan Restoran
0,92 Sektor Non Basis
Pengangkutan dan Komunikasi 0,60
Sektor Non Basis Keuangan, Real Estate dan Jasa Perusahaan
1,21 Sektor Basis
Jasa-jasa 2,18 Sektor
Basis
Sumber : Diolah dari BPS dan BAPEDDA Kota Sabang 2011
Selain menggunakan metode LQ, untuk mengetahui sektor-sektor unggulan wilayah berdasarkan jenis dan tingkat kompetitif suatu sektor di Kota Sabang
dapat dilakukan dengan analisis SSA. Analisis SSA ini memiliki keunggulan yaitu dapat memotret tingkat keunggulan kompetitif wilayah secara cepat. Ada tiga
sumber penyebab pergeseran yaitu : komponen share, menunjukkan kontribusi pergeseran total seluruh sektor di total wilayah agregat yang lebih luas, komponen
proportional shift , menunjukkan pergeseran total sektor tertentu di wilayah