Hasil Sintesis Perekonomian Kota Sabang Secara Makro

tradisional dan skala usaha yang terbatas. Oleh karenanya, perlu diupayakan usaha-usaha untuk meningkatkan kemampuan petani sehingga dapat mengoptimalkan produksi pertanian. Sektor pertambangan dan penggalian, sektor perdagangan, hotel dan restoran dan pengangkutan dan komunikasi tidak unggul secara komparatif tetapi unggul secara kompetitif. Sektor listrik, gas dan air minum, sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan unggul secara komparatif tetapi tidak unggul secara kompetitif atau nilai differential shift bernilai negatif. Penilaian pada analisis I-O dilakukan berdasarkan Tabel I-O Kota Sabang Tahun 2010. Kriteria yang digunakan adalah sektor-sektor yang memiliki keterkaitan dan multiplier effect yang besar. Dari hasil analisis keterkaitan kedepan Direct Forward Linkage DFL terlihat bahwa sektor yang memiliki keterkaitan tinggi adalah: 1 industri pengolahan, 2 perdagangan besar dan eceran, 3 listrik, 4 bangunan dan 5 tanaman bahan makanan. Lima sektor yang terbanyak menggunakan output sektor industri pengolahan adalah: sektor bangunan, sektor pemerintahan umum dan pertahanan, sektor industri pengolahan, sektor perdagangan besar dan eceran dan sektor peternakan dan hasil-hasilnya. Berdasarkan hasil analisis keterkaitan ke belakang Direct Backward Linkage DBL sektor yang memiliki keterkaitan tinggi adalah: 1 industri pengolahan, 2 listrik, 3 restoran 4 air bersih dan 5 angkutan sungai, danau dan penyebrangan. Lima sektor utama sebagai penyedia input bagi sektor industri pengolahan meliputi: sektor tanaman bahan makanan, sektor industri pengolahan, sektor tanaman perkebunan, sektor perdagangan besar dan eceran dan sektor pertambangan dan penggalian. Hasil DBL dan DFL menunjukkan bahwa sektor industri pengolahan mempunyai peran yang lebih penting dalam memenuhi permintaan sektor-sektor lainnya atau mempunyai kemampuan yang kuat mendorong sektor-sektor hilirnya, dibandingkan menyerap input dari sektor- sektor lainnya. Apabila dilihat dari besarnya kontribusi masing-masing sektor terhadap total PDRB maka dapat diketahui lima sektor yang memberikan kontribusi terbesar adalah: sektor pemerintahan umum dan pertahanan 37,54 , sektor bangunan 17,32 , sektor perdagangan besar dan eceran 16,19 , sektor 101 L In P H B P industri pe sedangkan terbesar ad 20,30, pengolaha pembentuk a. Kon Gamba Peni sektor per Tabel 34 pengolaha sektor un PDRB dan Tabel 34. SEKTOR M Listrik ndustri Pengolahan H o t e l Bangunan Perikanan 17,32 16,19 4,59 4, engolahan n total ou dalah: pem sektor pe an 9,96 kan total ou ntribusi Terh ar 28. Propo Saban ingkatan ke rdagangan b . Dengan an, sektor li nggulan seb n output tota Nilai Multip Multiplier Effect Output S 2,1826 Indu Pen 1,5798 List 1,4554 Res 1,4369 Air 1,4031 Ang Sun Dan Pen 37,54 ,24 4,59 da tput untuk merintahan u erdagangan dan sekto utput seluru hadap PDRB orsi Sektor- ng eterkaitan se besar dan e demikian m strik dan se bagaimana al yang terb plier Effect SEKTOR T ustri ngolahan trik storan Bersih gkutan ngai, nau nyebrangan pemerintahan umum dan pertahanan bangunan perdagangan be dan eceran industri pengola peternakan dan hasil-hasilnya an sektor pe lima sekto umum dan p n besar da or peternak uh sektor per B b -Sektor Terh ektor indust eceran juga melalui upa ektor perdag halnya jika bentuk selam Kota Saban Total Value- Added Multiplier PDRB 3,2012 3,1107 1,9411 1,9376 1,8691 esar ahan 9 eternakan d or-sektor ya pertahanan an eceran kan dan h rekonomian b. Kontribu hadap PDRB tri pengolah a akan men aya tersebut gangan besa a dilihat m ma ini. ng SEKTOR Industri Pengolahan Sewa Bangunan Listrik Air Bersih Restoran 20,3 13,94 9,96 4,12 dan hasil-ha ang membe 32,57, 13,94, hasil-hasilny n Gambar 2 usi Terhadap B dan Total han dengan s ningkatkan t diharapkan ar dan ecera melalui kon Income Multiplier 3,2188 2,8384 2,5815 1,7968 1,7528 32,57 pe da se se be se pe se da asilnya 4,24 erikan kontr sektor bang sektor ind ya 4,12 28. p Total Outp l Output Ko sektor listri multiplier n sektor ind an dapat me ntribusi terh SEKTOR Listrik Bank Pemerintahan Umum Pertahanan Komunikasi Sosial Kemasyarakat an emerintahan umum an pertahanan ektor bangunan ektor perdagangan esar dan eceran ektor industri engolahan ektor peternakan an hasil-hasilnya 4 , ribusi gunan dustri dari tput ota k dan effect dustri enjadi hadap Value Added Tax Multiplier 34,1034 2,9681 2,7293 2,6674 2,2980 Pengembangan sektor industri pengolahan industri makanan dan pengolahan hasil pertanian, industri pengolahan perikanan, industri kerajinan ini diperlukan perencanaan yang matang, karena dengan meningkatnya sektor industri pengolahan maka sektor listrik dan sektor perdagangan besar dan eceran akan meningkat pula. Hal ini mengingat bahwa kelangsungan kegiatan industri pengolahan berkaitan dengan suplai bahan baku dan juga suplai tenaga kerja. Ketersediaan suplai bahan baku secara efisien akan mampu memberikan keunggulan daya saing dengan menekan biaya produksi dari produk yang dihasilkannya. Sejalan dengan itu, kesiapan sumber daya manusia SDM yang terlibat didalam upaya pengembangan sektor industri pengolahan juga memerlukan prioritas khusus dimana kesiapan dan ketersediaan SDM yang berkompeten di Kota Sabang tentunya tidaklah dapat diwujudkan secara cepat namun harus bertahap dengan tetap mengutamakan pemanfaatan penduduk Kota Sabang. Hal ini selain akan memberikan kemampuan kompetitif dari sektor industri juga dalam rangka upaya pemberdayaan masyarakat Kota Sabang. Potensi hasil perikanan baik perikanan laut maupun perikanan darat di Kota Sabang pada dasarnya dapat dimanfaatkan secara optimal guna mendukung pengembangan sektor industri pengolahan. Hal ini mengingat letak geografis Kota Sabang di zona lautan tropis yang mana kondisinya sangat sesuai untuk produksi ikan serta pengembangan budidaya ikan. Pengolahan lebih lanjut hasil dari sektor perikanan melalui sektor industri akan mampu memberikan nilai tambah yang lebih besar terhadap pengembangan kedua sektor yang saling terkait tersebut. Untuk aliran dari sektor industri meliputi aliran input bahan baku maupun barang antara serta distribusi dari produk yang dihasilkan Kota Sabang. Sektor industri pengalengan ikan dimana sektor ini adalah termasuk sektor unggulan yang akan dikembangkan, untuk bahan bakunya diperoleh dari hasil tangkapan ikan di sekitar Kota Sabang sedangkan kegiatan prosesnya dilakukan di pulau Weh. Sementara itu untuk industri pertanian dimana dilakukan kegiatan proses terhadap output hasil pertanian, bahan bakunya diperoleh dari beberapa tempat yaitu dari Kota Sabang sendiri dan juga dari pulau Sumatera seperti Aceh daratan, Sumatera Utara dan lainnya. Distribusi dari produk industri pertanian Kota Sabang meliputi pula dalam negeri maupun luar negeri. Hasil industri pengolahan 103 ini akan m perdagang 5.2 Penel 5.2.1 Tin Peng diperhatik memacu wilayah. A dimana m Kota Sab merupakan Hasi seluruh de 7,06 deng Stdev 5, G Hasi seluruh de Sebahagia menjadi fakt gan besar da lahaan Mik ngkat Hirar gembangan kan dalam perkemban Aktivitas pe masing-masin ang dianal n analisis y il analisis esa di Kota an nilai rata 78 dan nilai Gambar 29. il analisis esa di Kota an besar des 7 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 tor penduku an eceran. kro rki Wilaya n suatu wil pelaksanaa ngan sosial erekonomian ng kompon isis mengg ang digunak skalogram Sabang pad a-rata 29,4 i rata-rata 2 Tingkat H skalogram a Sabang ta sa di Kota S 7,07 29,47 2008 ung dalam m ah layah meru an pembang ekonomi n pada suat nen sistem s gunakan an kan untuk m m menunjuk da tahun 20 dan pada ta 28,72 Gamb Hirarki Wilay m menunjuk ahun 2008 d Sabang tahu 5,79 28,7 2011 menggerakk upakan sala gunan. Tuj dan meng tu wilayah m saling terka nalisis skalo menentukan kkan tingk 08 dengan n ahun 2011 d bar 29. yah Kota Sa kkan tingk dan 2011 d un 2008 ter 72 Sta rat kan sektor l ah satu as juannya an gurangi ke membentuk ait. Analisis ogram. Ana n tingkat hir kat perkemb nilai standa dengan nila abang kat perkemb dapat dilihat rmasuk dala andar deviasi aan listrik dan s pek yang ntara lain u senjangan k sistem keg s hirarki wi alisis skalo arki wilayah bangan wi ar deviasi S ai standar de bangan wi t pada Tabe am hirarki I sektor perlu untuk antar giatan ilayah ogram h. ilayah Stdev eviasi ilayah el 35. II dan tahun 2011 termasuk dalam hirarki III. Hasil yang didapat untuk hirarki I mempunyai indeks perkembangan IP 37,721 ; hirarki II mempunyai IP antara 29,890 hingga 31,971 ; hirarki III mempunyai IP 23,270. Hasil yang didapat untuk hirarki I mempunyai nilai IP 37,888 ; hirarki II mempunyai IP antara 28,942 hingga 31,690 ; hirarki III mempunyai IP 26,970. Tabel 35. Hirarki Desa di Kota Sabang Tahun 2008 dan 2011 Berdasarkan Nilai Indeks Perkembangan IP Kecamatan Desa Indeks Perkembangan 2008 Jumlah Jenis 2008 Hirarki 2008 Indeks Perkembangan 2011 Jumlah Jenis 2011 Hirarki 2011 Sukajaya Paya 31,316 21 HIRARKI 2 26,970 20 HIRARKI 3 Sukajaya Keuneukai 31,564 19 HIRARKI 2 24,810 19 HIRARKI 3 Sukajaya Beurawang 30,887 19 HIRARKI 2 29,706 19 HIRARKI 2 Sukajaya Jaboi 29,890 26 HIRARKI 2 31,025 24 HIRARKI 2 Sukajaya Balohan 30,052 26 HIRARKI 2 38,217 27 HIRARKI 1 Sukajaya Cot Abeuk 30,232 19 HIRARKI 2 23,113 19 HIRARKI 3 Sukajaya Cot Ba’u 31,971 29 HIRARKI 2 31,690 28 HIRARKI 2 Sukajaya Anoe Itam 22,478 17 HIRARKI 3 27,683 20 HIRARKI 3 Sukajaya Ujong Kareung 30,071 21 HIRARKI 2 24,697 19 HIRARKI 3 Sukajaya Ie Meulee 23,270 28 HIRARKI 3 30,439 28 HIRARKI 2 Sukakarya Iboih 38,119 23 HIRARKI 1 28,621 19 HIRARKI 3 Sukakarya Batee Shoek 20,802 23 HIRARKI 3 20,171 18 HIRARKI 3 Sukakarya Paya Seunara 12,922 18 HIRARKI 3 20,162 18 HIRARKI 3 Sukakarya Krueng Raya 21,587 22 HIRARKI 3 22,976 21 HIRARKI 3 Sukakarya Aneuk Laot 39,893 23 HIRARKI 1 40,091 23 HIRARKI 1 Sukakarya Kuta Timu 29,186 24 HIRARKI 3 29,787 22 HIRARKI 2 Sukakarya Kuta Barat 37,721 25 HIRARKI 1 28,942 24 HIRARKI 2 Sukakarya Kuta Ateuh 38,473 31 HIRARKI 1 37,888 26 HIRARKI 1 Pengelompokkan hirarki wilayah Kota Sabang tahun 2008 dan 2011 terbagi atas tiga yaitu : 1. Hirarki I merupakan wilayah dengan tingkat perkembangan maju, dapat dicirikan melalui indeks perkembangan yang paling tinggi yang ditentukan 105